ini dilakukan dengan duduk pada suatu saat dan pada saat lainnya dilakukan dengan berdiri saling bergantian, sehingga sikap kerja dinamis lebih sesuai.
Data antropometri ini diambil untuk menghasilkan rancangan fasilitas kerja yang baik. Antropometri pekerja diukur dengan menggunakan meteran. Untuk
menghindari bias, pengukuran setiap dimensi tubuh dilakukan sebanyak 3 kali, kemudian dirata-ratakan dan hasil pengukurannya dapat dilihat pada lampiran.
4.2.2. Pengolahan Data Antropometri
Tidak semua data antropometri yang diukur dipakai untuk perancangan fasilitas kerja. Data yang diperlukan yaitu : tinggi siku berdiri TSB, lebar pinggul
berdiri LPB, tinggi pantat berdiri TPB, panjang tungkai atas PTA, panjang tungkai bawah PTB. Untuk keperluan perancangan fasilitas kerja, harus dilakukan
uji statistik terlebih dahulu agar diketahui kenormalan data, nilai rata-rata, percentile, dan standar deviasi. Nilai ini digunakan untuk mendapatkan ukuran fasilitas kerja
yang bisa dipakai oleh sebagian besar atau seluruh pekerja. Dari hasil uji statistik yang dilakukan, diketahui bahwa semua data yang akan dipakai untuk perancangan
fasilitas kerja adalah berdistribusi normal.
4.2.3. Perancangan Fasilitas Kerja Berdasarkan Data Antropometri
Fasilitas kerja yang akan dirancang adalah kursi dan tungku penggorengan. Fasilitas kerja tersebut dirancang berdasarkan dimensi tubuh pekerja. Ukuran fasilitas
kerja tersebut menggunakan percentile 5 dan 95 agar memungkinkan sebagian besar pekerja dapat menggunakannya. Ukuran fasilitas kerja adalah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
1. Tinggi kursi kerja Untuk tinggi kursi kerja disesuaikan dengan ukuran tinggi pantat berdiri
TPB, menggunakan persentile 5 dengan rumus X – 1,645 SD sehingga didapat ukuran tinggi kursi kerja 60,80 cm dibulatkan 61 cm.
2. Panjang kursi kerja Panjang kursi kerja disesuaikan dengan lebar pinggul berdiri LPB,
dengan menggunakan persentile 95 dengan rumus X + 1, 645 SD sehingga didapat ukuran panjang kursi kerja 38,59 cm dibulatkan 39 cm.
3. Lebar kursi kerja Untuk lebar kursi kerja digunakan persentile 95 dari data panjang tungkai
atas PTA, kemudian dibagi 2 , sehingga didapat ukuran lebar kursi kerja 24,80 cm dibulatkan 25 cm.
4. Tinggi sandaran kaki Untuk tinggi sandaran kaki digunakan persentile 5 dari data panjang
tungkai bawah PTB, kemudian dibagi 2, sehingga didapat ukuran tinggi sandaran kaki 16,76 cm dibulatkan 17 cm.
5. Tinggi tungku penggorengan Tinggi tungku penggorengan tinggi landasan kerja disesuaikan dengan
tinggi siku berdiri TSB. Untuk pekerjaan yang dilakukan dengan sikap kerja dinamis duduk berdiri bergantian, maka tinggi landasan kerja
yaitu 15 cm dibawah tinggi siku berdiri Tarwaka, 2010. Untuk tinggi tungku penggorengan digunakan persentile 95 dengan rumus X + 1, 645
Universitas Sumatera Utara
SD kemudian dikurangi 15cm dan dikurangi lagi dengan tinggi wajan 17 cm sehingga didapat ukuran 64,44 cm dibulatkan menjadi 64 cm.
6. Lebar tungku penggorengan Untuk lebar tungku disesuaikan dengan lebar wajan, lebar wajan 76 cm,
sehingga untuk memudahkan menggoreng dibuat lebar tungku 70 cm. Ukuran fasilitas kerja yang akan dirancang dapat dilihat di bawah ini :
Gambar 4.1 Rancangan Kursi Kerja
Gambar 4.2 Rancangan Tungku Penggorengan
39 25
61 17
70
64
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.3 Kursi Kerja
Gambar 4.4 Tungku Penggorengan
Universitas Sumatera Utara
4.3 Hasil Penelitian 4.3.1. Analisis Univariat