6.1.1 Struktur Permintaan Barang dan Jasa
Permintaan terhadap barang dan jasa pada suatu wilayah pada periode waktu tertentu adalah merupakan seluruh permintaan yang digunakan oleh sektor
produksi permintaan antara, permintaan untuk memenuhi konsumsi akhir domestik permintaan akhir, dan permintaan untuk ekspor. Sedangkan kalau
dilihat dari sisi penawaran adalah merupakan seluruh penawaran barang dan jasa pada suatu wilayah pada waktu tertentu yang berasal dari produksi lokal barang
dan jasa yang diproduksi di daerah tersebut, impor domestik barang dan jasa yang di impor dari daerah lain dalam satu negara dan barang dan jasa impor dari
luar negeri. Struktur permintaan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Sumatera Selatan, DKI Jakarta, dan Jawa Barat seperti terlihat pada Tabel 13 dibawah ini.
Berdasarkan data pada struktur permintaan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tabel 12, nilai total permintaan barang dan jasa pada periode tahun 2005
mencapai Rp 23,572,472.4 juta. Perinciannya, permintaan pada kelompok sektor sekunder sektor riil paling besar, yaitu Rp 9,630,930.8 juta 40.9 persen,
selanjutnya kelompok sektor tersier jasa-jasa sebesar Rp 7,426,797.3 juta 31.5 persen dan terakhir kelompok sektor primer pertanian dan pertambangan
sebesar Rp 6,514,744.3 juta 27.6 persen. Dari sisi permintaan dan penawaran barang dan jasa di Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung, dapat dirinci lagi sebagai berikut:
1.
Jumlah permintaan antara, yaitu permintaan barang dan jasa yang digunakan oleh sektor produksi baik yang ada di Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung, mencapai Rp 9.469.782,9 juta setara dengan 40.17 persen dari pemintaan total.
2.
Jumlah permintaan, yaitu permintaan barang dan jasa yang digunakan untuk konsumsi akhir di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, dan untuk
memenuhi permintaan ekspor ke luar Provinsi dan luar negeri jumlahnya mencapai Rp 14.102.689,5 juta setara dengan 59,83 persen dari
permintaan total. Selanjutnya berdasarkan data pada struktur permintaan Provinsi Sumatera
Selatan, DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten Tabel 13, dapat diketahui bahwa hanya Provinsi Sumatera Selatan yang masih mengandalkan sektor primer dalam
perekonomiannya. Provinsi Jawa Barat dan Banten sektor sekunder yang lebih dominan, sedangkan Prov. DKI Jakarta mengandalkan sektor tersier yaitu sektor
jasa. Tabel 13. Struktur Permintaan Prov. Kepulauan Bangka Belitung, Sumatera
Selatan dan DKI Jakarta 2005 Atas Dasar Harga Produsen
PR OV
SEKTOR JUMLAH
PERMINTAAN ANTARA Juta
JUMLAH PERMINTAAN
AKHIR FD Juta
JUMLAH PERMINTAAN
Juta
B AB
E L
PRIMER 4,616,382.9
48.7 1,898,361.5
13.5 6,514,744.3
27.6 SEKUNDER
2,226,996.9 23.5
7,403,933.9 52.5
9,630,930.8 40.9
TERSIER 2,626,403.2
27.7 4,800,394.1
34.0 7,426,797.3
31.5
JML 9,469,782.9
100.0 14,102,689.5
100.0 23,572,472.4
100.0
S UMS
E L
PRIMER 37,698,321.3
47.3 22,678,162.3
31.4 60,376,483.5
39.7 SEKUNDER
28,536,521.8 35.8
18,368,227.9 25.4
46,904,749.7 30.9
TERSIER 13,448,350.3
16.9 31,267,877.2
43.2 44,716,227.5
29.4
JML 79,683,193.3
100.0 72,314,267.4
100.0 151,997,460.7
100.0
D K
I J K
T PRIMER
1,035,005.0 0.4
1,701,677.1 0.3
2,736,682.1 0.4
SEKUNDER 50,909,098.5
21.2 126,877,253.5
23.6 177,786,352.0
22.9 TERSIER
187,718,083.3 78.3
408,887,226.4 76.1
596,605,309.7 76.8
JML 239,662,186.8
100.0 537,466,156.9
100.0 777,128,343.7
100.0
JAB AR
PRIMER 51,626,603.7
10.7 33,911,753.1
8.5 85,538,356.7
9.7 SEKUNDER
323,467,273.5 66.9
239,753,521.5 60.0
563,220,795.0 63.7
TERSIER 108,732,852.4
22.5 125,996,995.1
31.5 234,729,847.5
26.6
JML 483,826,729.6
100.0 399,662,269.6
100.0 883,488,999.2
100.0
B AN
T E
N PRIMER
5,454,330.5 4.7
4,211,901.8 4.0
9,666,232.3 4.4
SEKUNDER 76,785,849.0
65.9 61,040,032.8
58.1 137,825,881.8
62.2 TERSIER
34,259,616.5 29.4
39,874,487.1 37.9
74,134,103.6 33.5
JML 116,499,796.0
100.0 105,126,421.7
100.0 221,626,217.7
100.0
Sumber : Tabel IRIO 2005 diolah Bappenas
Berdasarkan kondisi tersebut, ternyata Prov. Bangka Belitung sudah mulai mengalami proses transformasi dari perekonomian berbasis sektor primer menuju
sektor sekunder.
6.1.2 Struktur