dengan kinerja sistem nyata sehingga memenuhi syarat sebagai model ilmiah yang taat pada fakta. Hasil validasi model secara visual menunjukkan bahwa struktur
perekonomian pada model menyerupai sturktur nyata aktual berdasarkan data PDRB Provinsi bangka Belitung tahun 2005 sampai tahun 2009. Dengan
demikian model dapat dipergunakan untuk analisis selanjutnya.
6.2.4 Risk Analysis
Optimasi Model
Optimasi model dilakukan untuk mendapatkan nilai yang paling optimal dari kebijakan yang diambil dalam model. Dari tiga skenario, dipilih skenario kedua
yaitu produksi timah rata-rata 30.000 ton per tahun. Dengan skenario ini, maka cadangan timah kemungkinan habis pada tahun 2035. Masih tersedia cukup waktu
bagi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung untuk mempersiapkan diri menghadapi berakhirnya era tambang timah. Dari pilihan tersebut dilakukan optimasi terhadap
pilihan kebijakan tersebut. Berapa jumlah produksi timah yang paling optimal, berapa persen pengalihan investasi dari timah ke sektor pertanian dan sektor
industri pengolahan. Asumsi yang dipakai adalah laju harga timah. Selama ini proses reinvestasi tidak dilakukan oleh perusahaan penambangan
timah. Jika kegiatan penambangan timah telah selesai dilakukan di suatu wilayah, maka yang dilakukan oleh perusahaan penambangan timah adalah melakukan
reklamasi lahan atau meninggalkan begitu saja lahan bekas galian timah menjadi kolong-kolong. Kabupaten Bangka Barat, mulai tahun 2011 tidak mau lagi
menerapkan proses reklamasi ketika kegiatan penambangan timah selesai dilakukan. Pemerintah Kabupaten bangka Barat menerapkan proses reinvestasi
dengan menggunakan dana yang diambil dari dana reklamasi. Bangka Barat menerapkan sistem reinvestasi, yang melibatkan tiga komponen yakni Pemda,
masyarakat dan perusahaan penambangan timah. Semua tindakan pemulihan lahan, kewajiban perusahaan penambangan timah, masyarakat dilibatkan untuk
perawatan dan yang menuai hasil dari lahan yang dilakukan reinvestasi. Dengan menggunakan asumsi terhadap laju harga timah dunia, optimasi
dilakukan untuk menemukan kebijakan yang paling optimal berapa jumlah rata- rata produksi timah pertahun agar mendapatkan PDRB total yang paling baik.
Gambar 26. Beberapa tampilan proses optimasi dengan 40 kali “run”
menggunakan software Powersim Studio 8, gambar kanan bawah adalah yang paling optimal.
Berdasarkan uji optimasi terhadap model, diperoleh hasil bahwa jumlah produksi timah paling optimal adalah 32.973,93 ton per tahun. Dengan demikian
cadangan timah dapat bertahan sampai tahun 2032.
PDRB
2,005 2,010
2,015 2,020
2,025 2,030
2,035 2,040
50,000,000 100,000,000
150,000,000 PDRB_DAGANG_1
PDRB_INDUSTRI_1 PDRB_JASA_1
PDRB_PERTANIAN_1 PDRB_TAMBANG_1
PDRB_TIMAH_1
TAHUN P
D R
B 000
R U
P IA
H
PDRB
2,005 2,010
2,015 2,020
2,025 2,030
2,035 2,040
50,000,000 100,000,000
PDRB_DAGANG_1 PDRB_INDUSTRI_1
PDRB_JASA_1 PDRB_PERTANIAN_1
PDRB_TAMBANG_1 PDRB_TIMAH_1
TAHUN P
D R
B 000
R U
P IA
H
PDRB
2,005 2,010
2,015 2,020
2,025 2,030
2,035 2,040
50,000,000 100,000,000
PDRB_DAGANG_1 PDRB_INDUSTRI_1
PDRB_JASA_1 PDRB_PERTANIAN_1
PDRB_TAMBANG_1 PDRB_TIMAH_1
TAHUN P
D R
B 000
R U
P IA
H
PDRB
2,005 2,010
2,015 2,020
2,025 2,030
2,035 2,040
50,000,000 100,000,000
PDRB_DAGANG_1 PDRB_INDUSTRI_1
PDRB_JASA_1 PDRB_PERTANIAN_1
PDRB_TAMBANG_1 PDRB_TIMAH_1
TAHUN P
D R
B 000
R U
P IA
H
PDRB
2,005 2,010
2,015 2,020
2,025 2,030
2,035 2,040
50,000,000 100,000,000
150,000,000 PDRB_DAGANG_1
PDRB_INDUSTRI_1 PDRB_JASA_1
PDRB_PERTANIAN_1 PDRB_TAMBANG_1
PDRB_TIMAH_1
TAHUN P
D R
B 000
R U
P IA
H
PDRB
2,005 2,010
2,015 2,020
2,025 2,030
2,035 2,040
50,000,000 100,000,000
150,000,000 PDRB_DAGANG_1
PDRB_INDUSTRI_1 PDRB_JASA_1
PDRB_PERTANIAN_1 PDRB_TAMBANG_1
PDRB_TIMAH_1
TAHUN P
D R
B 000
R U
P IA
H
PDRB
2,005 2,010
2,015 2,020
2,025 2,030
2,035 2,040
50,000,000 100,000,000
150,000,000 PDRB_DAGANG_1
PDRB_INDUSTRI_1 PDRB_JASA_1
PDRB_PERTANIAN_1 PDRB_TAMBANG_1
PDRB_TIMAH_1
TAHUN P
D R
B 000
R U
P IA
H
PDRB
2,005 2,010
2,015 2,020
2,025 2,030
2,035 2,040
50,000,000 100,000,000
PDRB_DAGANG_1 PDRB_INDUSTRI_1
PDRB_JASA_1 PDRB_PERTANIAN_1
PDRB_TAMBANG_1 PDRB_TIMAH_1
TAHUN P
D R
B 000
R U
P IA
H
PDRB
2,005 2,010
2,015 2,020
2,025 2,030
2,035 2,040
50,000,000 100,000,000
PDRB_DAGANG_1 PDRB_INDUSTRI_1
PDRB_JASA_1 PDRB_PERTANIAN_1
PDRB_TAMBANG_1 PDRB_TIMAH_1
TAHUN P
D R
B 000
R U
P IA
H
PDRB
2,005 2,010
2,015 2,020
2,025 2,030
2,035 2,040
20,000,000 40,000,000
60,000,000 PDRB_DAGANG_1
PDRB_INDUSTRI_1 PDRB_JASA_1
PDRB_PERTANIAN_1 PDRB_TAMBANG_1
PDRB_TIMAH_1 TAHUN
P D
R B
000 R
U P
IA H
Untuk mengetahui proses optimasi dapat dilihat pada gambar berikut, yaitu ketika proses optimasi dilakukan dengan 40 kali run, dengan menggunakan
software Powersim Studio 8.
Gambar 27 Grafik Simulasi Paling Optimal Model Sistem Dinamik Transformasi Perekonomian Prov. Kep. Bangka Belitung.
Terlihat bahwa dalam proses optimasi, model akan mencari kondisi yang paling optimal. Sektor yang mengalami gejolak sangat besar adalah sektor timah. Ini
menunjukkan bahwa harga timah sangat menentukan PDRB sektor timah. Sedangkan sektor yang lain yang terlihat ikut mengalami gejolak adalah sektor
industri, jasa dan sektor pertanian, yaitu adanya perubahan besaran nilai PDRB karena pengaruh harga timah.
Simulasi Monte Carlo
Untuk mengetahui sensitivitas PDRB sektor dan PDRB total terhadap perubahan harga timah, dilakukan simulasi Monte Carlo.
Ide pertama model Monte Carlo dicetuskan Enrico Fermi di tahun 1930an. Pada saat itu para fisikawan di Laboratorium Sains Los Alamos sedang
memeriksa perlindungan radiasi dan jarak yang akan neutron tempuh melalui beberapa macam material. Namun data yang didapatkan tidak dapat membantu
untuk memecahkan masalah yang ingin mereka selesaikan karena ternyata masalah tersebut tidak bisa diselesaikan dengan penghitungan analitis.
PDRB
2,005 2,010
2,015 2,020
2,025 2,030
2,035 2,040
20,000,000 40,000,000
60,000,000
PDRB_DAGANG_1 PDRB_INDUSTRI_1
PDRB_JASA_1 PDRB_PERTANIAN_1
PDRB_TAMBANG_1 PDRB_TIMAH_1
TAHUN P
D R
B 000
R U
P IA
H
Lalu John von Neumann dan Stanislaw Ulam memberikan ide untuk memecahkan masalah dengan memodelkan eksperimen di komputer. Metode
tersebut dilakukan secara untung-untungan. Takut hasil karyanya dicontek orang, metode tersebut diberi kode nama Monte Carlo.
Nama Monte Carlo kemudian akhirnya menjadi populer oleh Enrico Fermi, Stanislaw Ulam, dan rekan-rekan mereka sesama peneliti fisika. Nama Monte
Carlo merujuk kepada sebuah kasino terkenal di Monako. Di sanalah paman dari Stanislaw Ulam sering meminjam uang untuk berjudi. Kegunaan dari
ketidakteraturan dan proses yang berulang memiliki kesamaan dengan aktivitas di kasino.
Hal yang berbeda dari simulasi Monte Carlo adalah ia membalikkan bentuk simulasi yang umum. Metode ini akan mencari kemungkinan terlebih dahulu
sebelum memahami permasalahan yang ada. Sementara umumnya menggunakan simulasi untuk menguji masalah yang sebelumnya telah dipahami. Walaupun
pendekatan terbalik ini sudah ada sejak lama, namun baru setelah metode Monte Carlo populer pendekatan ini diakui.
Penggunaan metode paling awal diketahui digunakan oleh Enrico Fermi di tahun 1930. Pada waktu itu beliau menggunakan metode acak untuk menghitung
sifat dari neutron yang baru ditemukan. Baru setelah komputer pertama diperkenalkan sekitar tahun 1945 metode Monte Carlo mulai dipelajari lebih
lanjut. Metode ini telah digunakan di bidang fisika, kimia fisika, dan lain-lain. Rand Corporation dan U.S. Air Force merupakan sponsor utama dalam
pengembangan metode Monte Carlo pada waktu itu dan metode ini semakin berkembang di berbagai bidang.
Penggunaan metode Monte Carlo membutuhkan sejumlah besar angka acak sehingga seiring dengan berkembangnya metode ini, berkembang pula
pseudorandom number generator yang ternyata lebih efektif digunakan daripada tabel angka acak yang terlah sebelumnya sering digunakan untuk pengambilan
sampel statistik. Berikut ini hasil analisis model yang dibangun menggunakan metode Monte
Carlo menggunakan software Powersim Studio8.
Gambar 28. Sensitivitas PDRB Total terhadap perubahan harga timah Grafik menunjukkan bahwa PDRB Total mempunyai sensitifitas terhadap
harga timah, artinya sampai dengan tahun 2032, perubahan harga timah akan mempengaruhi PDRB Provinsi Bangka Belitung. PDRB Sektor yang mempunyai
sensitivitas paling tinggi terhadap perubahan harga timah adalah tentu saja PDRB Timah, karena harga timah sangat menentukan produktivitas timah, sebab timah
merupakan komoditas ekspor yang sangat terpengaruh perubahan harga timah dunia. Ketika harga tinggi, maka kecenderungannya adalah produksi timah lebih
banyak dibandingkan ketika harga rendah, begitu pula sebaliknya jika harga timah rendah, maka kecenderungannya adalah produksi timah lebih sedikit.
2,005 2,006
2,007 2,008
2,009 2,010
2,011 2,012
2,013 2,014
2,015 2,016
2,017 2,018
2,019 2,020
2,021 2,022
2,023 2,024
2,025 2,026
2,027 2,028
2,029 2,030
2,031 2,032
2,033 2,034
2,035 2,036
2,037 2,038
2,039 50,000,000
100,000,000 150,000,000
200,000,000 250,000,000
P DR B_TO TAL_1 90 P e rce ntile , First P DR B_TO TAL_1 75 P e rce ntile , First
P DR B_TO TAL_1 Ave ra ge , First P DR B_TO TAL_1 50 P e rce ntile , First
P DR B_TO TAL_1 10 P e rce ntile , First
Tahun P
D R
B J
u ta
R u
p ia
h
Gambar 29. Sensitivitas PDRB Timah terhadap perubahan harga timah
Gambar 30. Sensitivitas PDRB jasa terhadap perubahan harga timah Sektor berikutnya yang mempunyai sensitivitas cukup tinggi terhadap
perubahan harga timah adalah sektor jasa. Ini menunjukkan bahwa sektor jasa mempunyai kaitan yang cukup erat dengan keberadaan tambang timah.
Keberadaan pertambangan timah di Provinsi Bangka Belitung telah mendorong berkembangnya sektor jasa.
Sektor jasa mempunyai keterkaitan yang tinggi dengan sektor timah. Karenanya terlihat bahwa PDRB Jasa lebih sensitif terhadap perubahan harga
timah dibandingkan sektor pertanian dan industri
2,005 2,010
2,015 2,020
2,025 2,030
2,035 2,040
10,000,000 20,000,000
30,000,000 40,000,000
P DR B_T I MAH_1 90 P e rce ntile P DR B_T I MAH_1 75 P e rce ntile
P DR B_T I MAH_1 Ave ra g e P DR B_T I MAH_1 50 P e rce ntile
P DR B_T I MAH_1 10 P e rce ntile
P D
R B
T im
ah ju
ta r
up ia
h
2,005 2,010
2,015 2,020
2,025 2,030
2,035 2,040
10,000,000 20,000,000
30,000,000 40,000,000
50,000,000
P DR B_JASA_1 90 P e rce ntile P DR B_JASA_1 75 P e rce ntile
P DR B_JASA_1 Ave ra g e P DR B_JASA_1 50 P e rce ntile
P DR B_JASA_1 10 P e rce ntile
P D
R B
J a
sa ju
ta r
u p
ia h
Gambar 31. Sensitivitas PDRB Pertanian terhadap perubahan harga timah
Gambar 32. Sensitivitas PDRB Industri terhadap perubahan harga timah Dari hasil simulai ternyata ketika timah habis, tidak serta merta sektor lain
mengalami peningkatan dari segi PDRB. Misalnya sektor pertanian ataupun sektor industri manufaktur yang diharapkan menjadi pengganti sektor timah tidak
mengalami peningkatan yang besar. Hal ini dimungkinkan terjadi karena proses alih investasi dari sektor timah ke sektor pertanian tidak terjadi dengan baik.
Kehilangan PDRB dari sektor timah tidak serta merta menaikkan PDRB sektor pertanian. Selain itu, adanya kehilangan investasi dari timah yang dipindahkan ke
sektor pertanian memerlukan waktu untuk dalam kegiatan produksinya agar mendapatkan peningkatan nilai PDRB sektor pertananian dan insutri. Karena itu
2,005 2,010
2,015 2,020
2,025 2,030
2,035 2,040
10,000,000 20,000,000
30,000,000 40,000,000
50,000,000
P DR B_P ER T ANI AN_1 90 P e rce n tile P DR B_P ER T ANI AN_1 75 P e rce n tile
P DR B_P ER T ANI AN_1 Ave ra g e P DR B_P ER T ANI AN_1 50 P e rce n tile
P DR B_P ER T ANI AN_1 10 P e rce n tile
P D
R B
P er
ta ni
an ju
ta r
up ia
h
2,005 2,010
2,015 2,020
2,025 2,030
2,035 2,040
50,000,000 100,000,000
P DR B_I NDUST R I _1 90 P e rce ntile P DR B_I NDUST R I _1 75 P e rce ntile
P DR B_I NDUST R I _1 Ave ra g e P DR B_I NDUST R I _1 50 P e rce ntile
P DR B_I NDUST R I _1 10 P e rce ntile
P D
R B
I n
d u
st ri
ju ta
r u
p ia
h
kebijakan yang harus ditempuh adalah meningkatkan pengembangan pertanian sebelum timah habis. Demikian juga untuk sektor lainnya.
Gambar 33. Sensitivitas PDRB Perdagangan terhadap perubahan harga timah
Pemilihan Sektor Pengganti Timah
Hasil analisis menunjukkan bahwa sektor yang bisa mengganti peran timah dalam struktur perekonomian Provinsi Kepulauan Bangka Belitung adalah sektor
Pertanian dan Industri pengolahan. Hal ini bisa dilihat dari analsisis diskriptif maupun pemodelan menggunakan sistem dinamik. Dibanding sektor yang lain,
sektor pertanian dan sektor industri pengolahan mempunyai skor yang lebih tinggi dalam penentuan sektor unggulan lihat tabel 20.
Dari analisis data transformasi perekonomian dan ketenagakerjaan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menunjukkan bahwa sektor pertanian merupakan
sektor substitusi, ketika sektor timah mengalami penurunan. Sektor pertanian yang mempunyai output yang tinggi adalah sektor perkebunan, dengan nilai
output sebesar Rp. 571.103 juta rupiah, disusul sub sektor perikanan dan tanaman
bahan makanan lainnya sebesar Rp. 253,159 juta rupiah. Sub sektor pertanian yang paling kecil nilai outputnya adalah sub sektor peternakan dan hasil-hasilnya
yaitu sebesar Rp. 32,853 juta rupiah.
Tabel 24. Nilai Output Sub Sektor Pertanian Prov. Babel
Kode Sub Sektor Pertanian
Output juta
1 Padi
50,501 2
Tanaman bahan makanan lainnya 253,159
3 Tanaman perkebunan
571,103 4
Peternakan dan hasil-hasilnya 32,853
5 Kehutanan
69,485 6
Perikanan 320,257
Sumber : Olah data IRIO 2005 Bappenas.
Sektor industri pengolahan, yang menonjol di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung adalah Industri dasar besi dan baja dan logam dasar bukan besi disusul
industri kelapa sawit. Tabel 25. Nilai Output Sub Sektor Industri Pengolahan Prov. Babel
Kode Sub Sektor Industri Pengolahan Output
juta
10 Industri kelapa sawit
666,174 29.91
11 Industri pengolahan hasil laut
32,107 1.44
12 Industri makanan minuman
11,999 0.54
13 Industri tekstil dan produk tekstil
212 0.01
14 Industri alas kaki
- 15
Industri barang kayu, rotan dan bambu 228,168
10.25 16
Industri pulp dan kertas 2,076
0.09 17
Industri karet dan barang dari karet 35,426
1.59 18
Industri petrokimia 6,232
0.28 19
Industri semen -
20 Industri dasar besi dan baja dan logam dasar bukan besi
965,738 43.37
21 Industri barang dari logam
2,945 0.13
22 Industri mesin listrik dan peralatan listrik
- 23
Industri alat angkutan dan perbaikannya 45,082
2.02 24
Industri lainnya 230,837
10.37
2,226,996
100.00 Sumber : Olah data IRIO 2005 Bappenas.
Hasil simulasi menggunakan model sistem dinamik, menunjukkan bahwa walaupun sektor pertanian merupakan sektor unggulan dibandingkan sektor
lainnya, tetapi kemampuan untuk meningkatkan nilai PDRB pengganti timah berjalan kurang cepat, ini terbukti dari hasil simulasi dengan meningkatkan
investasi sebesar 60 setelah tambang timah habis, kemampuan pertanian untuk meningkatkan nilai PDRB nya relatif lambat.
Gambar 34. Peningkatan investasi pertanian sebesar 60 setelah cadangan timah habis.
Dengan demikian, maka, jika opsi pengembangan pertanian dipilih sebagai opsi pengganti ekonomi timah, maka pengembangan pertanian harus dilakukan jauh
sebelum cadangan timah habis. Jika opsi ini dipilih, maka ketika tambang timah habis, maka sektor pertanian sudah mampu menopang perekonomian Provinsi
Bangka Belitung. Hal ini akan semakin kuat jika didukung oleh pengembangan sektor industri pengolah hasil pertanian.
6.2.5 Analisis Potensi Pengembangan Pertanian