Produksi, Harga dan Pemasaran Timah

Kegiatan usaha bidang pertambangan, suatu saat tentu akan berkurang dan habis, kalaupun masih ada, mungkin tidak ekonomis lagi untuk ditambang, mengingat tambang sudah diusahakan sejak abad ke 18, sehingga potensinya sudah semakin menurun seperti terlihat di daratan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung penambangan di darat sudah di serahkan oleh PT. Timah, Tbk kepada mitra kerjanya dengan perencanaan dan pengawasan tetap dipegang oleh PT. Timah, Tbk. Namun sekarang masalahnya masih banyak masyarakat membuka tambang pada milik lahan mereka dalam skala kecil, tetapi kadang-kadang tidak memperhatikan kerusakan lingkungan. Hal- hal seperti ini perlu diatur dan diarahkan agar pemanfaatan lahan untuk pertambangan tidak menimbulkan kerugian pada kepentingan masyarakat sendiri dalam waktu-waktu yang akan datang. Partisipasi dari masyarakat dan dunia usaha akan pertambangan perlu ditumbuh kembangkan, tetapi harus menjaga dan memelihara pembangunan yang berkelanjutan sustainable dan menjamin kelestarian lingkungan. Berdasarkan data USGS cadangan timah Indonesia sebesar 900.000 ton akan habis pada tahun 2020 jika produksi timah rata-rata 60.000 ton per tahun.

5.6.2 Produksi, Harga dan Pemasaran Timah

Pada pembahasan terdahulu diketahui bahwa wilayah yang berbasis ekonomi sumber daya alam khususnya pertambangan timah sangat dipengaruhi oleh Dewan Timah Internasional ITC. Dengan demikian, kegiatan produksi dan harga timah sangat ditentukan oleh dewan tersebut. Pembatasan jumlah eksporkuota timahyang ditetapkan ITC guna menstabilkan harga timah di pasar internasional menyebabkan Negara anggotanya termasuk Indonesia harus membatasi jumlah produksinya. Harga timah di pasar internasional pada periode tahun 1991-1995 relatif mengalami peningkatan, walaupun nilainya lebih rendah dibandingkan pada periode tahun 1980-1990. Dengan relative stabilnya harga timah pada periode 1991-1995 dan retrukturisasi yang dilakukan oleh PT. Tambang Timah, maka produktivitas perusahaan tersebut semakin meningkat. Peningkatan ini ditandai dengan berhasilnya penawaran umum perdana dan kini saham PT. Tambang Timah tercatat di Bursa Efek Jakarta, Surabaya dan London sejak tahun 1995. Tahapan penting lainnya yang dicapai pada tahun 1995 adalah berhasilnya pabrik peleburan timah memperoleh akreditasi ISO-9002 untuk system managemen mutu proses peleburan dan pemurnian serta pencetakan logam dengan merek Bangka, Mentok, dan Bangka Low-leaddalam bentuk Ingot,anode dan tin shot. Produk PT. Tambang Timah dipasarkan baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Proporsi kebutuhan untuk dalam negeri hanya sebesar5, sedangkan untuk kebutuhan eksporsebesar 95. Kebutuhan dalam negeri pada umumnya digunakan untuk pembuatan solder dan untuk pembuatan pin plate oleh perusahaan Pelat Timah Nusantara Latinusa, Jati Uwung, Dae Jindo Metal dan Nursakti Utama. Sedangkan produk timah untuk ekspor di pasarkan ke Amerika Serikat 20, Eropa 25 dank e Asia sebanyak 50. Negara-negara konsumen tersebutmeliputi : Amerika Serikat, Swis, Perancis, Italia, Inggris, Singhapura, Malaysia, Philipina, Jepang dan Hongkong.

5.6.3 Aset Pertambangan Timah