Model Sruktur Perekonomian Kerangka Pemikiran

BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini berawal dari keberadaan pertambangan timah di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang sudah berlangsaung ratusan tahun, sehingga selama ini timah memberi andil yang besar terhadap perekonomian wilayah Bangka Belitung. Dengan akan berakhirnya era timah karena cadangan yang semakin menipis, maka dipastikan akan terjadi transformasi perekonomian di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dari perekonomian berbasis timah ke sektor yang lain. Sektor apa yang bisa menggantikan posisi timah perlu dicari dan penggunaan analisis sistem dinamik diharapkan dapat menjawab pertanyaan tersebut.

3.1 Kerangka Pemikiran

Menyusun kerangka pemikiran adalah menjawab secara rasional masalah yang telah dirumuskan dan identifikasi dengan mengalirkan jalan pikiran peneliti berdasarkan patokan pikir asumsiaksioma sampai pada pemikiran menurut kerangka logis logical construct. Kerangka logis itu adalah kerangka logika sebagaimana digunakan dalam berfikir deduktif, yang menggunakan silogisme syllogisme , yaitu suatu argumen penalaran deduktif yang valid absah. Adapun kerangka pemikiran yang disusun dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut:

3.1.1 Model Sruktur Perekonomian

Dalam I-O Interregional dapat dilihat struktur perekonomian suatu wilayah atau Provinsi yaitu : Struktur permintaan dan penawaran, dan sekaligus melihat peranan produksi domestik dan impor untuk memenuhi permintaan barang dan jasa. Permintaan terhadap barang dan jasa pada suatu wilayah pada periode waktu tertentu adalah merupakan seluruh permintaan yang digunakan oleh sektor produksi permintaan antara, permintaan untuk memenuhi konsumsi akhir domestik permintaan akhir, dan permintaan untuk ekspor. Sedangkan kalau dilihat dari sisi penawaran adalah merupakan seluruh penawaran barang dan jasa pada suatu wilayah pada waktu tertentu yang berasal dari produksi lokal barang dan jasa yang diproduksi di daerah tersebut, impor domestik barang dan jasa yang di impor dari daerah lain dalam satu negara serta barang dan jasa yang diimpor dari luar negeri. Struktur output dapat mengambarkan peranan output sektoral dalam perekonomian. Analisis struktur output ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran sektor-sektor mana saja yang mampu memberikan sumbangan yang besar dalam perekonomian. Struktur nilai tambah, berguna untuk melihat peranan masing-masing sektor dalam menciptakan nilai tambah. Nilai tambah bruto adalah jasa terhadap faktor produksi yang tercipta karena adanya kegiatan poduksi. Dalam Tabel I-O Interregional ini, nilai tambah dirinci lagi menurut: 1 upah dan gaji, 2 surplus usaha sewa, bunga dan keuntungan, 3 penyusutan dan pajak tidak langsung. Besarnya nilai tambah di tiap-tiap sektor ditentukan secara bersama-sama oleh besarnya output besarnya nilai produksi yang dihasilkan dalam proses produksi. Oleh karena itu, suatu sektor yang memiliki nilai output besar belum tentu memiliki nilai tambah yang juga besar, karena masih tergantung pula dari berapa besar biaya produksi yang dikeluarkan. Struktur permintaan akhir yang dirinci berdasarkan komponennya, yaitu:konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap, perubahan stok dan ekspor. Barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu daerah, selain digunakan dalam proses produksi sebagai permintaan antara juga dipergunakan untuk memenuhi permintaan akhir oleh konsumen akhir. Permintaan akhir meliputi : 1 konsumsi rumah tangga dan lembaga nirlaba, 2 konsumsi pemerintah pusat dan daerah, 3 investasi yang dilakukan oleh pemerintah pusat, daerah, dan swasta, 4 perubahan stok, dan 5 ekspor ke luar daerah atau luar negeri. Apabila seluruh komponen permintaan akhir ini dijumlahkan dan dikurangi dengan jumlah barang dan jasa yang di impor, maka akan sama dengan jumlah penggunaan akhir barang dan jasa yang berasal dari faktor produksi lokal atau domestik. Perdagangan ekspor dan impor yang dilakukan oleh masing-masing Provinsi ke Provinsi lain atau luar negeri. Perdagangan antar wilayah dapat dilihat pada struktur penawaran dan permintaan sektor produksi. Struktur permintaan terhadap barang dan jasa memberikan gambaran berapa banyak barang dan jasa yang berasal dari wilayah sendiri dipergunakan sendiri, barang dan jasa yang diekspor ke wilayah lain di Indonesia, dan luar negeri untuk memenuhi kebutuhan faktor produksi dan konsumsi akhir. Sedangkan dari sisi penawaran memperlihatkan berapa besar output barang dan jasa yang diimpor dari wilayah lain di Indonesia dan dari luar negeri. Struktur tenaga kerja. Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi yang balas jasa terhadapnya merupakan salah satu dari komponen input primer. Sehingga sesuai dengan asumsi dasar model I-O, maka tenaga kerja memiliki hubungan linear dengan output. Hal ini berarti bahwa naik turunnya output di suatu sektor akan berpengaruh terhadap naik turunnya jumlah tenaga kerja di sektor tersebut. Berdasarkan data perbandingan antara jumlah tenaga kerja terhadap output diketahui nilai koefisien tenaga kerja labor coefficient yaitu suatu bilangan yang menunjukkan besarnya jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk menghasilkan satu unit keluaran output. Analisis tabel dasar I-O Interregional pada dasarnya adalah tabel yang menyajikan informasi statistik yang mengambarkan besarnya nilai transaksi barang dan jasa antar sektor ekonomi di Provinsi-Provinsi di Indonesia. Beberapa indikator atau variabel dapat di analisis dalam tabel-tabel dasar dalam menganalisis struktur perekonomian adalah seperti dibawah ini: 1. Struktur permintaan dan penawaran, dan sekaligus melihat peranan produksi domestik dan impor untuk memenuhi permintaan barang dan jasa. 2. Struktur output dapat mengambarkan peranan output sektoral dalam perekonomian. 3. Struktur nilai tambah, berguna untuk melihat peranan masing-masing sektor dalam menciptakan nilai tambah. 4. Struktur permintaan akhir yang dirinci berdasarkan komponennya, yaitu:konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap, perubahan stok dan ekspor. 5. Perdagangan ekspor dan impor yang dilakukan oleh masing-masing Provinsi ke Provinsi lain atau luar negeri. 6. Struktur Tenaga Kerja

3.1.2 Model Sektor Unggulan.