Pendekatan Sistem Dalam Pengembangan Wilayah

ij j i j n j i b n b 1 . 1 . …………………....................................................... 2.55 i. : indeks keterkaitan ke depan indeks derajat kepekaan sektor-i b .j : koefisien output sektor j b ij : koefisien output sektor j yang berasal dari input i ij : baris dan kolom n : jumlah sektor Dimana i = indeks derajat kepekaan atau lebih sering disebut sebagai derajat kepekaan saja. Nilai i 1 artinya bahwa derajat kepekaan sektor i lebih tinggi dari rata-rata kepekaan seluruh sektor. Nilai i 1 artinya bahwa derajat kepekaan sektor i lebih rendah dari rata-rata kepekaan seluruh sektor, dan nilai i = 1 artinya bahwa derajat kepekaan sektor i sama dengan rata-rata kepekaan seluruh sektor. Keberadaan sektor ini akan mendorong perkembangan sektor yang berada di depan-nya sebagai penguna output, sehingga dia dapat untuk bertumbuh dan berkembang.

2.8 Pendekatan Sistem Dalam Pengembangan Wilayah

Eriyatno 2002, dalam Djakapermana 2010 menyatakan bahwa konsep sistem merupakan suatu metodologi penyelesaian masalah yang dimulai dengan secara tentatif mendefinisikan atau merumuskan tujuan dan hasilnya adalah suatu sistem operasi yang secara efektif dapat dipergunakan untuk menyelesaikan permasalahan. Permasalahan tersebut dapat dalam bentuk perbedaan kepentingan atau keterbatasan sumberdaya. Sebagai suatu pendekatan, sistem memberikan penyelesaian masalah dengan metode dan alat yang mampu mengidentifikasi, menganalisis, mensimulasi, dan mendesain sistem dengan komponen-komponen yang saling terkait, yang diformulasikan secara lintas-disiplin dan komplementer untuk mencapai tujuan yang sama. Beberapa tahapan yang perlu dilakukan dalam pendekatan sistem untuk menyelesaikan permasalahan yang kompleks yaitu 1 analisis kebutuhan, 2 formulasi permasalahan yang merupakan kombinasi dari semua permasalahan yang ada dalam sistem, 3 identifikasi sistem, 4 pemodelan abstrak, 5 implementasi dan 6 operasi. Lukas 1993 dalam Djakapermana 2010 menyatakan bahwa secara teoritis komponen dalam suatu sistem saling berhubungan dan memiliki kebergantungan antar sistem. Sistem harus dipandang secara keseluruhan dan akan bersifat sebagai pengejar sasaran, sehingga terjadi sebuah keseimbangan untuk pencapaian tujuan. Sebuah sistem mempunyai masukkan input dan keluaran output. Pada sebuah sistem ada umpan ballik yang berfungsi sebagai pengatur komponen-komponen sistem yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan dan sistem yang lebih besar dapat terdiri atas beberapa sistem kecil subsistem yang akan membentuk suatu hirarki. Untuk menyederhanakan sebuah sistem, maka perlu dilakukan pemodelan. Model merupakan konsepsi mental, hubungan empirikk atau kumpulan pernyataan matematik statistik atau dapat juga diartikan sebagai representasi sederhana dari suatu sistem, sehingga interaksi untur-unsur yang kompleks dalam suatu sistem dapat diabstraksikan dalam bentuk hubungan sebab akibat dari peubah-peubah yang ditetapkan sesuai tujuan model, Pramudya 1989 dalam Djakapermana 2010. Tujuan yang paling mendasar dalam pemodelan adalah meningkatkan pemahaman tentang hubungan-hubungan yang terjadi diantara struktur umpan- balik dan perilaku dinamis dalam suatu sistem, sehingga dapat dikembangkan berbagai kebijakan dalam rangka memperbaiki perilaku permasalahan yang terjadi. Pemodelan dalam metode sistem dinamik dynamics system dimulai dengan konsep-konsep dan informasi yang ada dan digunakan di dalam proses- proses pengambilan keputusan. Persepsi-persepsi yang ada dirangkum dalam suatu model komputer dan disimulasikan untuk menghasilkan konsekuensi- konsekuensi dinamis dari asumsi-asumsi tentang sistem tersebut. Pembuatan model sistem dinamik mengasumsikan, bahwa perilaku sistem terutama ditentukan oleh mekanisme feedback. Oleh sebab itu, setelah mendefinisikan batas sistem, deskripsi feedback loops merupakan langkah selanjutnya dalam sistem dinamik. Model-model sistem dinamik digambarkan melalui diagram-diagram, simbol-stock, flow, variabel-variabel auxiliary, dan konstanta yang berisi maknaarti, misalnya sifat-sifat matematik. Secara tipikal, model sistem dinamikk mengandung proses fisik, arus informasi, aspek manusia, soft factors, formasi dari persepsi, ekspektasi dan delay penundaan. Secara grafik, tahapan pemodelan disajikan pada Gambar 9. Pengembangan model dilakukan melalui langkah-langkah : analisis kebutuhan, identifikasi dan formulasi permasalahan serta stakeholder terkait, identifikasi sistem batasan model, konseptualisasi model, desain model, verifikasi dan validasi model. Gambar 9. Tahapan Pemodelan Sistem Dinamik Djakapermana, 2010

BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini berawal dari keberadaan pertambangan timah di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang sudah berlangsaung ratusan tahun, sehingga selama ini timah memberi andil yang besar terhadap perekonomian wilayah Bangka Belitung. Dengan akan berakhirnya era timah karena cadangan yang semakin menipis, maka dipastikan akan terjadi transformasi perekonomian di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dari perekonomian berbasis timah ke sektor yang lain. Sektor apa yang bisa menggantikan posisi timah perlu dicari dan penggunaan analisis sistem dinamik diharapkan dapat menjawab pertanyaan tersebut.

3.1 Kerangka Pemikiran

Menyusun kerangka pemikiran adalah menjawab secara rasional masalah yang telah dirumuskan dan identifikasi dengan mengalirkan jalan pikiran peneliti berdasarkan patokan pikir asumsiaksioma sampai pada pemikiran menurut kerangka logis logical construct. Kerangka logis itu adalah kerangka logika sebagaimana digunakan dalam berfikir deduktif, yang menggunakan silogisme syllogisme , yaitu suatu argumen penalaran deduktif yang valid absah. Adapun kerangka pemikiran yang disusun dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut:

3.1.1 Model Sruktur Perekonomian

Dalam I-O Interregional dapat dilihat struktur perekonomian suatu wilayah atau Provinsi yaitu : Struktur permintaan dan penawaran, dan sekaligus melihat peranan produksi domestik dan impor untuk memenuhi permintaan barang dan jasa. Permintaan terhadap barang dan jasa pada suatu wilayah pada periode waktu tertentu adalah merupakan seluruh permintaan yang digunakan oleh sektor produksi permintaan antara, permintaan untuk memenuhi konsumsi akhir domestik permintaan akhir, dan permintaan untuk ekspor. Sedangkan kalau dilihat dari sisi penawaran adalah merupakan seluruh penawaran barang dan jasa pada suatu wilayah pada waktu tertentu yang berasal dari produksi lokal barang dan jasa yang diproduksi di daerah tersebut, impor domestik barang dan jasa