Perdagangan Teori Perdagangan Ekspor - impor

Menurut Richardson, besarnya basis ekspor adalah fungsi terbalik dari besarnya suatu daerah. Artinya, makin besar suatu daerah, ekspornya semakin kecil apabila dibandingkan dengan total pendapatan, demikian pula impornya. Hal ini membuat daerah yang besar cenderung memiliki K yang tinggi karena rasio pendapatan ekspor adalah rendah, tetapi m juga rendah dan ini cenderung menaikkan K. Sebaliknya, daerah yang kecil maka rasio pendapatan ekspornya adalah tinggi, tetapi m juga tinggi dan ini cenderung menurunkan K. jadi, K bisa berubah apabila luas daerah analisis diubah. Dengan demikian, K sulit dijadikan pegangan tunggal dalam peramalan apabila luas daerah berubah dari satu kurun waktu ke kurun waktu berikutnya.

2.3.2 Perdagangan

Interregional Menyangkut hubungan antara negara ataupun antara wilayah dalam suatu negara, maka pada prinsipnya secara teoritis perdagangan antara wilayah dapat saling menguntungkan satu sama lain. Dengan menggunakan asumsi dua wilayah A dan B ; dan hanya satu barang yang diperdagangan; dapat dilakukan analisis secaraparsial untuk melihat terjadinya perdagangan antara wilayah. Analisis parsial perdagangan antara wilayah dapat dilihat pada gambar 5. Karena harga keseimbangan yang terjadi di wilayah A berbeda lebih rendah dengan harga keseimbangan di daerah B maka perbedaan ini membuka peluang untuk terjadinya perdagangan antara wilayah interregional. Barang akan mengalir diekspor dari wilayah A ke wilayah B. Harga barang di wilayah A akan naik karena jumlahnya berkurang, sementara harga barang di wilayah B akan turun karena jumlahnya bertambah banyak. Demikian seterusnya sampai pada satu titik dimana harga barang pada kedua wilayah adalah sama. Selanjutnya, dalam teori basis ekspor base export theory yang menganggap ekspor satu-satunya kegiatan untuk mendorong tumbuhnya jenis pekerjaan baru. Jadi pertumbuhan ekonomi regional sangat tergantung kepada aktivitas ekspor. Gambar 5 Analisis Parsial Perdagangan Antar Wilayah A dan B Gambar 6. Keseimbangan harga regional A Gambar 7. Keseimbangan harga regional B Dengan menggunakan persamaan-persamaan 2.37 diperoleh bahwa pendapatan regional merupakan kelipatan dari ekspor, dengan rumus : i m i e i X i Y 1 ………………………………………………….….. 2.38 Dimana : Yi adalah pendapatan regional, ei adalah marginal propensity to expenditure, dan mi adalah marginal propensity to import. Dari persamaan di atas, maka diperoleh angka pengganda basis ekspor multiplier sebagai berikut : i m i e K i dX i dY 1 1 …………………………...………..……. 2.39 Sedangkan dalam model pertumbuhan interregional, yang merupakan perluasan dari teori basis ekspor, menganggap bahwa pertumbuhan ekonomi regional terjadi tidak semata-mata disebabkan oleh aktivitas ekspor tetapi juga disebabkan oleh variabel lainnya seperti : 1 investasi dan pengeluaran pemerintah, 2 pertumbuhan daerah lain yang berada dalam satu sistem, dan 3 pertumbuhan dalam hasrat konsumsi marginal, koefisien perdagangan interregional , dan tingkat pajak marginal. Kesimpulan dari model pertumbuhan interregional disajikan dalam persamaan matematika sebagai berikut : Y i = A + K i X i ....................................................................................... 2.40 Dimana Yi adalah pendapatan regional daerah – i, A adalah pengeluaran otonom total, yang terdiri dari pengeluaran untuk investasi dan belanja pemerintah, X1 adalah ekspor daerah – i, dan K adalah angka pengganda regional yang besarnya adalah : 1 1 i t I ij m i c K ………….………..……...………….…. 2.41 Demikian : ti : adalah tingkat pajak marginal. ci : Marginal propensity to consumen m : Marginal propensity to import

2.4 Kesempatan Kerja