Tabel 5. Rentang Skala Rataan Skor Penelitian Rentang
Skala Intepretasi Hasil
1,7 Buruk
1,8 – 2,4 Cukup
2,5 – 3,2 Baik
3,3 Sangat Baik
Kemudian peneliti perlu mengambil kesimpulan pada setiap variabel digunakan nilai rataan skor dari setiap indikator. Rumus yang
digunakan dalam mencari nilai rataan skor untuk mendapatkan kesimpulan adalah sebagai berikut:
....................................................................................5 Dimana :
Rs = Rata-rata
n
1
= Responden yang memilih skor tertentu s
1
= Bobot skor n
= Jumlah total responden
3.3.2 Rataan Tingkat Penerapan Pembelajaran pada Organisasi Dunia
Melalui Learning
Organization Profile,
Marquardt telah
melakukan penelitian mengenai organisasi pembelajar terhadap lebih dari 500 organisasi di diseluruh dunia. Berdasarkan penelitian tersebut,
Marquardt telah memiliki skor rata-rata dari penerapan kelima subsistem organisasi pembelajar pada perusahaan di seluruh dunia. Nilai rata-rata
tersebut adalah sebagai berikut: 1. Dinamika pembelajaran
: 23,2 atau 58 skala 40 2. Transformasi organisasi
: 22,4 atau 56 skala 40 3. Pemberdayaan manusia
: 21,8 atau 54 skala 40 4. Pengelolaan pengetahuan
: 21,6 atau 54 skala 40 5. Penggunaan teknologi
: 21,0 atau 52,5 skala 40
3.4 Uji Beda
Pada uji perbedaan akan diuji apakah sebuah sampel mempunyai perbedaan yang nyata dengan sampel lain. Uji-t dilakukan jika perbedaan
dilakukan atas 2 kelompok saja 1 sampel atau 2 sampel, sedangkan jika kelompok sampelnya lebih dari dua dipergunakan teknik Analisis Varians
Nurgiyantoro, 2009. Uji-t yang dimaksud adalah uji beda dengan sampel bebas independent sample karena terdiri dari 2 kelompok sampel yaitu staf
dan pimpinan dengan menguji perbedaan persepsi mengenai penerapan organisasi pembelajar di RS Sentra Medika Depok, tanpa mendapatkan
perlakuan khusus pada kedua kelompok tersebut. Uji beda dua rata-rata hitung dari dua sampel pada hakikatnya
merupakan uji dari dua distribusi rata-rata hitung. Maka diperlukan alat taksir untuk mengetes ada atau tidaknya perbedaan yang mencakup kedua
distribusi yang bersangkutan. Untuk melakukan estimasi tersebut dapat menggunakan simpangan baku perbedaan rata-rata hitung kedua distribusi
sampel tersebut. Rumus uji – t tersebut adalah sebagai berikut:
………………………..…………………… 6
Dimana S: ……………………..…… 7
Keterangan: Xa = rata-rata kelompok a
Xb = rata-rata kelompok b S
2
= varian populasi N
1
= banyaknya sampel di kelompok a N
2
= banyaknya sampel di kelompok b Tahap analisis uji-t adalah sebagai berikut:
1. Menguji apakah varian kedua sampel sama homogen dengan menggunakan Levene’s Test.
2. Berdasarkan hasil pada poin sebelumnya 1, akan diuji apakah Pembelajaran dari Jabatan Pimpinan dan Staf memiliki persepsi tentang
organisasi pembelajar yang sama. Digunakan uji t untuk keperluan ini. 3. Pengujian varians dua sampel
a. Jika F
hitung
F
tabel
atau probabilitasnya 0,05 maka dua kelompok sampel memiliki varian yang sama
b. Jika F
hitung
F
tabel
atau probabilitasnya 0,05 maka dua kelompok sampel memiliki varian yang berbeda
4. Oleh karena kedua sampel mempunyai sebaiknya varians yang sama maka pengujian terhadap nilai rata-rata menggunakan data equal
variances assumed diasumsikan kedua sampel mempunyai varians yang sama. Hipotesis:
a. H
o
: Persepsi organisasi pembelajar Pimpinan dan Staf sama b. H
a
: Persepsi organisasi pembelajar Pimpinan dan Staf berbeda Penentuan hasil hipotesis dapat dilakukan dengan cara pengambilan
keputusan berikut. i. Jika -t
tabel
t
hitung
t
tabel
atau probabilitasnya 0,05 maka H
o
diterima ii. Jika t
hitung
-t
tabel
atau t
hitung
t
tabel
atau probabilitasnya 0,05 maka H
o
ditolak
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum RS Sentra Medika Depok 4.1.1
Sejarah dan Perkembangan RS Sentra Medika Depok
Rumah Sakit Sentra Medika Depok adalah rumah sakit swasta yang berlokasi di Jalan Raya Bogor Km.33, Cisalak Depok dan mulai
beroperasional pada tanggal 12 Juli 1999. Pada awal operasionalnya RS Sentra Medika Depok merupakan rumah sakit tipe C, namun sesuai
dengan perkembangan dan keinginan RS Sentra Medika Depok untuk memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat, RS Sentra
Medika Depok berusaha untuk memenuhi syarat menjadi rumah sakit tipe B dan berhasil diraih pada tahun 2009. Selain penetapan peningkatan
kelas tipe rumah sakit, RS Sentra Medika Depok secara bertahap memenuhi syarat pelaksanaan akreditasi 5 pelayanan pada tahun 2007
dan lulus akreditasi tingkat lanjut untuk 16 pelayanan rumah sakit pada bulan November 2011. Peningkatan kelas tipe serta akreditasi ini
tentunya disertai dengan peningkatan seluruh aspek rumah sakit untuk memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat khususnya
pelayanan medis dan penunjang medis. RS Sentra Medika Depok telah mengembangkan fasilitas pelayanan rawat inap melalui peningkatan
jumlah tempat tidur yang awalnya memiliki kapasitas tempat tidur sebanyak 185, saat ini memiliki kapasitas rawat inap sebanyak 197
tempat tidur.
4.1.2 Visi dan Misi RS Sentra Medika Depok
Dalam melaksanakan pelayananannya, RS Sentra Medika Depok memiliki Visi dan Misi yang menjadi pedoman dan tujuan bersama yaitu:
1. Visi : menjadi rumah sakit rujukan dengan memberikan pelayanan optimal
Pada visi RS Sentra Medika Depok ini dapat dilihat bahwa RS Sentra Medika Depok berusaha dalam menjalankan perannya sebagai rumah
sakit yang dapat melengkapi rumah sakit lainnya di sekitar Depok