jaringan bisnis, tidak hanya mengacu kepada karyawan dan pelanggan saja.
5. Para partner aliansi mitra kerja dapat berbagi kompetensi dan pengetahuan.
6. Kelompok-kelompok komunitas masyarakat termasuk wakil-wakil ekonomi, pendidikan, dan sosial dapat berbagi dalam menyediakan
dan menerima pembelajaran. Untuk mempercepat proses pembelajaran di lingkungan organisasi,
terdapat sepuluh strategi pemberdayaan manusia untuk membangun organisasi pembelajar menurut Marquardt 2002 yaitu:
1. Membuat kebijakan yang menghargai personil yang belajar 2. Membentuk tim kerja yang memiliki otonomi mengatur dirinya
sendiri 3. Memberi karyawan wewenang untuk belajar
4. Mendorong pimpinan untuk menjadi model pembelajaran 5. Melibatkan pimpinan dalam melakukan proses pembelajaran dan
pengerjaan proyek-proyek, misalnya dengan mendorong ide penyelesaian masalah tanpa diminta, menanggapi ide dan usulan
karyawan, membina dan menghargai pembelajaran 6. Menyeimbangkan kebutuhan individu dengan organisasi sehingga
akan mendorong menjadi pembelajar yang lebih baik dan karyawan yang lebih produktif
7. Mendorong dan menyingkatkan partisipasi pelanggan dalam organisasi pembelajar
8. Menyiapkan kesempatan belajar bagi masyarakat 9. Membangun hubungan belajar dengan suppliers dan vendors
10. Memaksimalkan pembelajaran dari mitra aliansi dan mitra
kerjasama
2.5.4 Subsistem Pengetahuan knowledge
Stewart dalam Marquardt 2002, mengatakan bahwa “dengan sederhana mengatakan, pengetahuan telah menjadi lebih penting untuk
organisasi daripada sumberdaya keuangan, posisi pasar, teknologi, atau
asset perusahaan lainnya”. Dunia kerja saat ini, pengetahuan terlihat sebagai sumberdaya primer untuk kinerja dalam sebuah organisasi.
Perusahaan memerlukan pengetahuan untuk meningkatkan kemampuan mereka untuk memperbaiki produk dan jasa dengan demikian dapat
memberikan keuntungan bagi klien dan konsumen. Subsistem pengetahuan memiliki 6 dimensi seperti gambar berikut ini:
Gambar 6. Subsistem Pengetahuan Marquardt, 2002 Enam dimensi tersebut merupakan sebuah proses perolehan
pengetahuan dari sumber awal hingga siap digunakan. Organisasi belajar secara efektif dan efisien ketika keenam proses ini berjalan dengan baik
dan interaktif. 1. Akuisisi penguasaan, berkenaan dengan pengumpulan informasi dan
data yang ada dari dalam dan luar organisasi. 2. Penciptaan, melibatkan pengetahuan baru yang diciptakan dalam
organisasi melalui wawasan dan pemecahan masalah 3. Penyimpanan, merupakan suatu pengkodean dan pemeliharaan
pengetahuan berharga organisasi untuk akses yang mudah oleh anggota staf pada suatu waktu dan dari mana pun.
4. Analisis dan penggalian data, merupakan cara untuk menganalisis dan menggali data. Cara
manual memiliki keterbatasan dalam
menganalisis data dengan jumlah volume yang meningkat dalam jumlah besar, oleh karena itu proses penggalian data data mining
Pengetahuan
Penciptaan
Penyimpanan
Analisis dan Penggalian data
Transfer dan Penyebaran
Aplikasi dan Pengesahan
Penguasaan
dilakukan. Salah satu contoh alat untuk melakukan penggalian data tersebut adalah Data Mind dan IBM’s Intellegent Miner yang sangat
membantu untuk menganalisis data. Penggalian data ini digunakan oleh organisasi yang sedang mempersiapkan pertumbuhannya.
5. Transfer dan penyebaran, termasuk kepada mekanikal, elektronik, dan pergerakan interpersonal dari informasi dan pengetahuan, secara
sengaja dan tidak sengaja diseluruh organisasi serta aplikasinya dan kegunaannya oleh para anggota organisasi.
6. Aplikasi dan pengesahan, teknologi memungkinkan pengaplikasian pengetahuan organisasi secara optimal. Sebuah perusahaan yang
memiliki kemampuan untuk memelihara konsumennya melalui pengenalan dan membantu pemecahan masalah adalah contoh yang
baik dari pengaplikasian dan pengesahan pengetahuan. Untuk mempercepat proses pembelajaran di lingkungan organisasi,
terdapat sepuluh strategi pengelolaan pengetahuan untuk membangun organisasi pembelajar menurut Marquardt 2002 yaitu:
1. Menciptakan kesadaran
bagi semua
akan pentingnya
mengumpulkan dan menyebarkan pengetahuan 2. Menangkap kemungkinan untuk mendapat pengetahuan dari luar
secara sistematik 3. Mengatur kegiatan pembelajaran seperti forum-forum dimana
pengetahuan dapat dibagi-bagi, misalnya dengan mengadakan simposium dan internal benchmarking
4. Mengembangkan kreatifitas dan cara yang baik dalam berpikir maupun belajar, misalnya dengan menghargai usaha yang
imaginatif dan beresiko, mengadakan workshop mengenai kreatifitas dan penggunaan cara berpikir dengan otak sebelah
kanan, mendorong penemuan banyak ide untuk mencapat satu ide yang terbaik, mendorong dan menghargai inovasi dan penemuan
5. Mengajari karyawan untuk menyimpan dan mencari kembali pengetahuan
6. Mendorong pencampuran tim dan perputaran pekerjaan untuk memaksimalisasi penyebaran pengetahuan
7. Mengembangkan pengetahuan berdasarkan nilai dan kebutuhan pembelajaran
8. Menciptakan mekanisme untuk mengumpulkan dan menyimpan pengetahuan
9. Menciptakan mekanisme untuk mengumpulkan dan menyimpan pembelajaran
10. Merubah pembelajaran dalam kelas kepada pemanfaatan belajar disertai pekerjaan on-the-job
2.5.5 Subsistem Teknologi Technology