Tabel 4. Jumlah Responden Penelitian Kelompok Sampel
Jumlah SDM
Persentase Pimpinan
paramedis, non medis 8 orang
11,07
Staf
medis purna waktu, paramedis, non medis
64 orang 88,93
Total 72 orang
100
3.2.6 Pengolahan dan Analisis Data
1. Uji Normalitas
Uji normalitas data dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Uji
normalitas ini merupakan salah satu syarat dari uji statistik parametrik. Pada penelitian ini akan digunakan uji normalitas dengan model
komolgorov- smirnov α = 0,05.
2. Uji Validitas
Validitas validity, kesahihan digunakan untuk menghitung nilai korelasi r antara data pada masing-masing pertanyaan dengan
skor total. Teknik yang dipakai untuk menguji validitas kuesioner adalah teknik korelasi product moment pearson berikut :
n ∑ XY - ∑ X ∑ Y
r
xy
= …………....….. 2 √ n ∑ X
2
– ∑ X
2
- √ n∑Y
2
– ∑ Y
2
Keterangan: r hitung
= nilai koefisien pearson n
= jumlah responden X
= skor butir instrument Y
= skor total
Untuk melakukan uji validitas kuesioner diuji coba pada 30 responden. Dari hasil perhitungan tersebut, angka korelasi yang
diperoleh dibandingkan dengan angka kritik tabel korelasi nilai r. Apabila didapatkan nilai r hitung r tabel maka pertanyaan tersebut
valid. Dalam penelitian ini menggunakan taraf kesalahan 5 maka r tabel sebesar 0,361
3. Uji Reliabilitas
Jika alat ukur dinyatakan sahih, selanjutnya reliabilitas alat ukur tersebut diuji. Reliabilitas reliability, kepercayaan menunjuk pada
pengertian apakah sebuah instrumen dapat mengukur sesuatu yang diukur secara konsisten dari waktu ke waktu. Reliabilitas alat ukur
dalam bentuk skala dapat dicari dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach berikut:
2 1
2 11
σ σ
1 1
k k
r ...............…………………………3
keterangan:
r
11
= reliabilitas instrument
k =
banyaknya butir ∑
2
= jumlah ragam butir
1
2
= jumlah ragam total untuk mencari nilai ragam digunakan rumus berikut:
n n
X X
2 2
2
…………………………………………... 4
keterangan: n
= jumlah responden X
= nilai skor yang dipilih Reliabilitas dilakukan dengan melihat nilai Alpha Cronbach’s,
apabila nilai Alpha Cronbach’s lebih besar dari 0,60 maka dapat
disimpulkan bahwa butir-butir pertanyaan pada dimensi atau atribut
tersebut andal. 3.3
Analisis Deskriptif dengan Rataan Skor 3.3.1
Rentang Skala Rataan Skor
Analisis deskriptif dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang persepsi atau intepretasi karyawan dalam menilai setiap indikator atau
variabel yang dianalisis. Penelitian ini menggunakan skala Likert 1 sampai dengan 4. Nilai rentang skala rataan skor yang diperoleh pada
penelitian Marquardt yang dikutip dari Hellena 2007 adalah sebagai berikut.
17 : Buruk
18 – 24 : Cukup
25 – 32 : Baik
33 : Sangat Baik
Rentang skala rataan skor tersebut diberlakukan pada sepuluh pertanyaan yang ada pada masing-masing subsistem organisasi
pembelajar sehingga interpretasi didapatkan pada skala 10 hingga 40. Kuesioner Learning Organization Profile pada penelitian ini telah
disesuaikan dengan kondisi RS Sentra Medika Depok sehingga pertanyaan yang ada pada masing-masing subsistem organisasi
pembelajar tidak baku berjumlah sepuluh pertanyaan. Oleh karena itu pada penelitian ini digunakan rentang skala rataan skor yang merujuk
pada penelitian Marquardt, namun menggunakan skala 1 hingga 4. Hal ini bertujuan agar skala rataan tersebut dapat berlaku pada masing-
masing item pertanyaan sehingga jumlah pertanyaan tidak berpengaruh kepada interpretasi akhir penelitian. Skala rataan yang digunakan dapat
dilihat pada Tabel 5 berikut.
Tabel 5. Rentang Skala Rataan Skor Penelitian Rentang
Skala Intepretasi Hasil
1,7 Buruk
1,8 – 2,4 Cukup
2,5 – 3,2 Baik
3,3 Sangat Baik
Kemudian peneliti perlu mengambil kesimpulan pada setiap variabel digunakan nilai rataan skor dari setiap indikator. Rumus yang
digunakan dalam mencari nilai rataan skor untuk mendapatkan kesimpulan adalah sebagai berikut:
....................................................................................5 Dimana :
Rs = Rata-rata
n
1
= Responden yang memilih skor tertentu s
1
= Bobot skor n
= Jumlah total responden
3.3.2 Rataan Tingkat Penerapan Pembelajaran pada Organisasi Dunia