Safitri 2010 juga melaporkan rendemen lili laut dengan pelarut etanol sebesar 1,40.
a b
c d
Gambar 9 Ekstrak kasar bintang laut Culcita sp., a heksana, b etil asetat, c metanol bertingkat, dan d metanol tunggal
Gambar 8 menunjukkan bahwa untuk ekstrak kasar bintang laut dengan pelarut metanol secara bertingkat dan metanol secara tunggal memiliki rendemen
yang lebih besar jika dibandingkan menggunakan pelarut heksana dan etil asetat. Kandungan komponen aktif yang bersifat polar pada filum Echinodermata
terdapat dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan komponen-komponen aktif lain yang bersifat nonpolar dan semipolar. Berdasarkan hasil penelitian
Salamah et al. 2008 pada kijing taiwan Anadonta woodiana Lea. dan Nurjanah 2009 pada lintah laut Discodoris sp. dimana ekstrak polar dari masing-masing
komoditas tersebut terdapat dalam jumlah yang paling banyak dibandingkan dengan ekstrak semipolar dan nonpolar. Nurjanah 2009 menyatakan, pelarut
metanol diketahui dapat menarik semua komponen baik yang bersifat polar, semipolar, maupun nonpolar. Metanol sebagai pelarut paling akhir pada proses
ekstraksi diduga menarik semua komponen aktif yang tertinggal pada ekstraksi sebelumnya sehingga rendemen ekstrak metanol cukup besar.
4.3 Komponen Aktif pada Ekstrak Kasar Bintang Laut Culcita sp.
Ekstrak kasar hasil ekstraksi bintang laut mengunakan tiga pelarut yang berbeda, yaitu heksana non polar, etil asetat semi polar, dan metanol polar
diuji komponen bioaktifnya menggunakan uji fitokimia meliputi pengujian
alkaloid, steroid, flavonoid, saponin, fenol hidrokuinon, dan ninhidrin. Hasil uji fitokimia ekstrak bintang laut dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Hasil uji fitokimia ekstrak kasar bintang laut Culcita sp. Uji
fitokimia Jenis Pelarut
Keterangan standar Heksana
Etil Metanol
Metanol asetat
bertingkat tunggal
Alkaloid: Dragendorff
- -
+++ +++
Endapan merah atau jingga
Meyer -
- +++
+ Endapan putih
kekuningan Wagner
- -
+++ +++
Endapan coklat Steroid
+ +++
+++ +++
Perubahan dari merah menjadi biruhijau
Flavonoid +
+ +
+ Lapisan amil alkohol
warna merahkuninghijau
Saponin -
- -
- Terbentuk busa
Fenol Hidrokuinon
- -
- -
Warna hijau atau hijau biru
Ninhidrin -
- +++
+++ warna biru
Keterangan : +++ sangat kuat, ++ kuat, + lemah, - tidak terdeteksi
Hasil pengujian fitokimia pada Tabel 1 menunjukkan bahwa ekstrak kasar bintang laut menggunakan pelarut metanol mengandung komponen aktif yang
lebih banyak dibandingkan dua ekstrak dengan pelarut lainnya. Komponen aktif yang terdapat pada ekstrak kasar bintang laut dengan pelarut metanol antara lain
alkaloid, steroid, flavonoid, dan asam amino. Alkaloid adalah senyawa alami amina, baik pada tanaman, hewan, ataupun jamur, merupakan produk yang
dihasilkan dari proses metabolisme sekunder, dan saat ini diketahui sebanyak 5.500 jenis alkaloid Sirait 2007. Hanani et al. 2005 mengatakan bahwa
senyawa kimia dalam spons yang mempunyai aktivitas antioksidan secara kualitatif dan lanjutan yaitu alkaloid. Safitri 2010 juga mengatakan bahwa
senyawa-senyawa yang berpotensi sebagai antioksidan diprediksi dari golongan alkaloid, yang merupakan senyawa polar.
Komponen aktif yang terdeteksi pada ekstrak kasar bintang laut dengan menggunakan pelarut etil asetat dan heksana adalah steroid dan flavonoid. Secara
kualitatif kandungan steroid pada ekstrak semi polar dan polar tidak menunjukkan
hasil yang berbeda. Hormon steroid dibentuk dari jaringan tertentu di dalam tubuh dan dibagi dalam dua kelas, yaitu hormon adrenal dan hormon seks estrogen,
progesteron, dan testosteron. Bintang laut yang diteliti mengandung hormon steroid karena steroid secara normal diproduksi oleh organ reproduksi, yaitu ovari,
plasenta, korteks adrenal, korpus luteus, dan testis Witjaksono 2005. Sampel yang digunakan menggunakan seluruh bagian tubuh dari bintang laut itu sendiri.
Komponen steroid terdeteksi pada ekstrak etil asetat dan heksana. Steroid terdeteksi pada kedua ekstrak kasar karena prekursor dari pembentukan steroid
adalah kolesterol yang bersifat non polar, sehingga diduga dapat larut pada pelarut organik non polar Harbone 1987.
Pada hasil uji fitokimia, flavonoid terdeteksi pada ekstrak heksana, etil asetat, dan metanol dengan intensitas yang sedikit ditandai dengan adanya warna
kuning pada lapisan amil alkohol. Flavonoid memiliki banyak kegunaan baik bagi tumbuhan maupun manusia. Flavonoid digunakan tumbuhan sebagai penarik
serangga dan binatang lain untuk membantu proses penyerbukan dan penyebaran biji, sedangkan bagi manusia dalam dosis kecil flavon bekerja sebagai stimulan
pada jantung, dan flavon yang terhidroksilasi bekerja sebagai diuretik dan sebagai antioksidan pada lemak Siratit 2007. Flavonoid merupakan senyawa fenol
terbanyak yang ditemukan di alam. Flavonoid memiliki kerangka dasar yang terdiri dari 15 atom karbon, dimana dua cincin benzene terikat pada suatu rantai
propane membentuk susunan C6-C3-C6. Flavonoid diklasifikasikan menjadi sebelas golongan yaitu flavon, flavonol, flavanon, flavanonol, calkon,
dihidrokalkon, auron, antosianidin, katekin, dan flavan-3-4-diol Sirait 2007. Berdasarkan hasil dari uji fitokimia ini menunjukkan bahwa bintang laut
mengandung 4 dari 6 komponen yang diuji dengan metode fitokimia Harborne 1987 yaitu alkaloid, steroid, flavonoid, dan asam amino.
4.4 Aktivitas Antioksidan Ekstrak Kasar Bintang Laut Culcita sp.