Universitas Sumatera Utara 2.
Ada satu jenis metode ilmiah yang berlaku secara umum, untuk segala bidang atau disiplin ilmu, yakni metode penelitian ilmiah yang lazim
digunakan dalam ilmu alam. 3.
Pandangan-pandangan metafisika tidak dapat diterima sebagai ilmu, tetapi sekedar merupakan pseudoscientific.
Kebenaran yang dianut positivisme dalam mencari kebenaran adalah teori korespondensi. Teori korespondensi menyebutkan bahwa suatu pernyataan adalah
benar jika terdapat fakta-fakta empiris yang mendukung pernyataan tersebut. atau dengan kata lain suatu pernyataan dianggap benar apabila materi yang terkandung
dalam pernyataan tersebut bersesuaian korespondensi dengan obyek faktual yang ditunjuk oleh pernyataan tersebut.
Komponen-komponen pokok teori dan metodologi positivis adalah : 1.
Metode penelitian : kuantitatif 2.
Sifat metode positivisme adalah objektif 3.
Penalaran : deduktif 4.
Hipotetik.
2.3. Kerangka Teori
Kerangka teori adalah suatu kumpulan teori dan model dari literatur yang menjelaskan hubungan dalam masalahtertentu. Dalam kerangka teori, teori secara
logis dikembangkan, digambarkan, dan dielaborasi jaringan-jaringan dari asosiasi antara variabel-variable yang diidentifikasi melalui survei atau telaah literatur
Silalahi, 2009:92. Fungsi teori dalam sebuah riset atau penelitian adalah untuk membantu
peneliti menjelaskan fenomena sosial atau fenomena yang dialami menjadi pusat perhatian. Teori adalah himpunan konstruk konsep, definisi, dan persepsi yang
mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala tersebut Kriyantono, 2006:43.
Adapun teori-teori yang dianggap relevan dengan penelitian ini adalah :
2.3.1. Teori Struktural Fungsional
Universitas Sumatera Utara Arti Struktur mengacu pada pengulangan aktivitas atau prilaku anggota
masyarakat yang telah diorganisasikan dan Arti Fungsi mengacu pada sumbangan dari sebagian bentuk perulangan aktivitas prilaku anggota suatu masyarakat dalam
menangani mempertahankan stabilitas atau keseimbangan masyarakat. Struktural fungsional adalah sebuah teori yang menjelaskan berbagai kegiatan
yang melembaga institutionalized dalam kaitannya dengan kebutuhan masyarakat.
Masyarakat dilihat sebagai sebuah sistem yang terdiri dari beberapa bagian yang saling berkaitan atau sub sistem. Setiap sub sistem tersebut memiliki peran
yang berarti. Salah satu sub sistem tersebut adalah media. Media diharapkan dapat menjamin integrasi ke dalam ketertiban dan memiliki kemampuan memberikan
respon terhadap kemungkinan baru yang didasarkan pada realitas yang sebenarnya.
Pokok-pokok perspektif fungsionalisme struktural adalah: -
Masyarakat dapat diartikan sebagai suatu sistem yang didalamnya memiliki subsistem-subsistem sebagai unsur yang saling berhubungan.
- Masyarakat secara alamiah cenderung mengarah pada suatu keseimbangan
yang dinamis. -
Seluruh perulangan aktivitas atau perilaku dalam suatu masyarakat memberikan konstribusi kearah terbentuknya suatu keadaan yang
seimbang. -
Hanya ada nenerapa bagian kecil dari perulangan aktivitas maupun pola perilaku dalam suatu masyarakat yang nampaknya tidak dapat dihindari,
karena itu maka dalam suatu masyarakat ada fungsi yang harus menjadi syarat mutlak sebagai penunjang seluruh sistem kalau dalam keadaan yang
keritis karena tanpa itu sistem akan terganggu Robert K. Merton. Beberapa alasan yang menunjang penggunaan perspektif struktural fungsional
dalam kajian komunikasi:
Universitas Sumatera Utara -
Menyajikan kerangka berfikir untuk membalas hubungan antara media massa dengan masyarakat dan seperangkat konsep yang sulit untuk
diganti. -
Membantu memahami kegiatan utama media dalam kaitannya dengan beberapa aspek struktur dan proses sosial.
- Menciptakan jembatan antara pengamatan empiris tentang institusi media
dengan teori normatif yang membahas peran yang seharusnya dibawakan oleh media.
Fungsi media dalam masyarakat: -
Informasi : menyediakan informasi tentang peristiwa dan kondisi dalam masyarakat dan dunia, menunjukan hubungan kekuasaan, memudahkan
inovasi, adaptasi dan kemajuan. -
Korelasi : menjelaskan, menafsirkan, mengomentari makna peristiwa dan informasi. Menunjang otoritas dan norma-norma yang mapan. Melakukan
sosialisasi. Mengkoordinasikan beberapa kegiatan. Membentuk kesepakatan.
- Kesinambungan : mengekspresikan budaya dominan dan mengakui
keberadaan kebudayaan yang khusus serta perkembangan budaya baru. Meningkatkan dan melestarikan nilai-nilai.
- Hiburan : menyediakan hiburan, pengalihan perhatian dan sarana relaksasi.
Meredakan ketegangan sosial. -
Mobilisasi : mengkampanyekan tujuan masyarakat dalam bidang politik, pembangunan ekonomi, pekerjaan dan kadang kala juga dalam bidang
agama
2.3.2. Teori Normatif