Universitas Sumatera Utara pidana. KPI juga berhubungan dengan masyarakat dalam menampung dan
menindaklanjuti segenap bentuk apresiasi masyarakat terhadap lembaga penyiaran maupun terhadap dunia penyiaran pada umumnya.
Adanya pelanggaran terhadap P3SPS menjadi tanggung jawab KPI untuk menegur maupun memberikan sanksi terhadap media massa yang melakukan
pelanggaran. KPI berkewajiban untuk menampung aspirasi masyarakat dalam menyampaikan pendapat terhadap siaran yang ditampilkan di media massa, dan
masyarakat berhak untuk menyampaikan pendapatnya terhadap siaran ataupun pemberitaan di media massa, khusunya televisi yang dianggap mengandung
unsur-unsur tertentu seperti siaran yang tidak mendidik, adanya unsur kekerasan, SARA, dan lainya.
KPI menampung aspirasi dan pengaduan dari masyarakat dan menindak lanjuti dengan melihat keriteria pelanggaran yang dilakukan dan memberikan
sanksi atau teguran sesuai dengan kasus pelanggaran yang dilakukan dengan parameter P3SPS sebagai bahan pertimbangan untuk mengukur pelanggran yang
telah terjadi. Kasus-kasus pelanggaran yang telah terjadi tersebut akan dimuat di website resmi KPI dan telah di deskripsikan secara jelas sangsi yang diberikan
dan pelanggaran yang dilakukan. Banyaknya kasus pelanggaran yang dimuat pada website kpi.go.id seolah menjadi sebuah fenomena tersendiri sehingga peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian pada website kpi.go.id. Banyaknya nama stasiun televisi di indonesia yang tercantuh dalam
website kpi.go.id sebagai media yang melakukan pelanggaran, peneliti tertarik untuk mengangkat judul skripsi “kecenderungan pelanggaran pedoman perilaku
penyiaran dan stadar program siaran di media televisi”. Karakteristik televisi yang memiliki jangkauan siar luas dan dapat memberikan efek yang besar pula menjadi
daya tarik untuk diteleti. Dimana peneliti ingin melihat bentuk dari pelanggaran yang terjadi pada media televisi dan pasal yang paling sering dilanggar.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka peneliti merumuskan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : “Bagaimana kecenderungan
pelanggaran P3SPS media televisi yang dimuat di website kpi.go.id”
Universitas Sumatera Utara
1.3 Pembatasan Masalah
Untuk menghindari ruang lingkup yang terlalu luas, maka peneliti membatasi masalah yang akan diteliti. Adapun pembatasan masalahnya yaitu :
1. Penelitan ini bersifat deskriptif, yaitu hanya memaparkan bentuk-bentuk
pelanggaran yang dilakukan oleh media televisi berdasarkan jenis program, dan sanksi yang diberikan. Tidak menjelaskan hubungan, tidak
menguji hipotesis atau membuat prediksi. 2.
Penelitian dilakukan dengan menganalisis sampel kasus pelanggaran siaran televisi berdasarkan waktu pelanggaran yang dimuat pada website
kpi.go.id terhitung pada bulan Juli-Desember 2014.
1.4 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan dan agar penelitian ini memiliki arah yang lebih jelas maka perlu ditetapkan beberapa tujuan sebagai
berikut : 1.
Mengetahui kecenderungan pelanggaran penyiaran program faktual dan non faktual yang terjadi di media televisi.
2. Mengetahui stasiun televisi yang paling sering melakukan pelanggaran.
3. Mengetahui kecenderungan pasal dalam P3SPS yang sering dilanggar
oleh media televisi. 4.
Mengetahui sangsi yang di berikan oleh KPI terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh media televisi.
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini adalah :
1.5.1 Manfaat Teoritis
Melalui penelitian ini penulis diberi kesempatan untuk menerapkan segenap ilmu pengetahuan yang telah diperoleh selama berada di bangku
perkuliahan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik khususnya di bidang Ilmu Komunikasi.
Universitas Sumatera Utara
1.5.2 Manfaat Praktis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi landasan pemikiran bagi
masyarakat tentang pemahaman terhadap kecenderungan pelanggaran P3SPS dalam tayangan media televisi agar dapat tercipta lingkungan
yang memiliki kesadaran melek media media literacy. b.
Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan kesadaran dan pemahaman agar masyarakat dapat menilai secara kritis tayangan yang
dimuat ditelevisi. c.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah pemikiran masyarakat, khususnya mahasiswa ilmu komunikasi FISIP USU untuk
memahami adanya kecenderungan pelanggaran P3SPS di media televisi.
8 Universitas Sumatera Utara
BAB II PARADIGMA DAN TEORI KOMUNIKASI
2.1.Kajian Terdahulu
Penulis Yanita Petriella 090903774 Ilmu Komunikasi Universitas
Atma Jaya Yogyakarta Pembimbing
Drs. Mario Antonius Birowo, MA., Ph.D Judul
Pedoman Perilaku Peyiaran dan Standar Program Siaran Dalam Pemberitaan Bencana Banjir Di Televisi Studi Analisi Isi
Evaluasi Pemberitaan Bencana Banjir DKI Jakarta dan Sekitarnya Periode 10 Januari hingga 6 Februari 2013 di Metro
Tv Metode
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode analisi isi evaluatif yang bertujuan untuk melihat bagaimana P3SPS
diterapkan pada peristiwa bencana Hasil
Metro Tv belum sepenuhnya menerapkan P3SPS dan jurnalsme empati dalam pemberitaan bencana banjir. Jurnalis Metro Tv
masih melakukan pemaksaan dalam pengambilan gambar maupun mewawancarai korban. Pertanyaan-pertanyaan yang
menyudutkan korban dan tidak berempati terhadap korban kerap kali dilontarkan tanpa memandang kondisi psikologis korban.
Seringkali korban diminta untuk menceritakan kronologis peristiwa banjir yang dialami korban. Namun dalam hal luka dan
darah korban serta wajah korban, Metro Tv sudah menerapkan pasal-pasal dalam P3SPS dan jurnalisme empati untuk tidak
menayangkan gambar secara detail atau close-up.
Universitas Sumatera Utara Penulis
Tiro Ramadhani L100080102 Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pembimbing Fajar Junaedi, S.Sos., M. Si dan Rinasari Kusuma, S.Sos.,
M.I.Kom Judul
Kekerasan dan Pornomedia Dalam Komedi Pesbukers Analisis Isi Kekerasan dan Pornomedia dalam Tayangan Televisi pada
Program Acara Komedi Pesbukers di ANTV periode Bulan Juni 2012
Metode Penelitian ini adalah penelitian deskripif kuantitatif yang
menggunakan pendekatan studi analisis isi Hasil
Terdapat dua jenis kekerasan yakni fisik dan psikologis, serta tiga jenis pornomedia yakni pornografi, pornosuara dan
pornoaksi. Kemunculan variabel kekerasan sebanyak 602 adegan 27,6
dan pornomedia sebanyak 320 adegan 14,7. Frekuensi kekerasan terdiri dari 262 adegan 43,5, kekerasan fisik dan
psikologi 340 adegan 56,5, frekuensi porno media yang terdiri dari pornografi sebanyak 226 adegan 70.6,
pornosuara 65 adegan 20,3, pornoaksi 29 adegan 9,1. Jumlah durasi adegan kekerasan sebanyak 3.331 detik dari
keseluruhan durasi 19 jam 19 menit 37 detik. Serta sebanyak 72 baba dari 104 detik.
Kecenderungan dalam melakukan adegan kekerasan dilakukan pemeran pria sebanyak 363 kemunculan 76,9, dan pemeran
wanita 139 kemunculan 23,1 dari keseluruhan variabel pornomedia.
Kecenderungan berdasarkan posisi tokoh dalam melakukan adegan kekerasan didominasi tokoh utama 299 kemunculan
66,2, serta tokoh tamu 203 kemunculan 33,8. Dan pornomedia didominasi oleh peran utama sebanyak 203
frekuensi kemunculan 63,4 serta tokoh tamu 117 36,6 sesuai kategori jenis tayangan.
Universitas Sumatera Utara Penulis
Fakhril Fattah 44107010188 Ilmu Komunikasi Broadcasting Universitas Mercu Buana
Pembimbing Dadan Anugrah, M.Si
Judul Penerapan Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program
Siaran P3SPS pada Tayangan Primitive Runaway di Trans Tv Analisis Isi Tayangan Primitive Runaway Periode Desember
2010 Metode
Analisis isi dengan pendekatan deskriptif kuantitatif Hasil
Tayangan Primitive Runaway pada periode Desember 2010 tidak seluruhnya menerapkan Pedoman Perilaku Penyiaran dan
Standar Program Siaran P3SPS. Hal ini menunjukan bahwa tayangan Primitive Runaway cenderung mengantung tindakan-
tindakan baik secara visual maupun narasi yang mengarah pada merendahkan dan melecehkan suku tertentu dalam tayangannya.
Penulis Irma Agita 44108010076 Ilmu Komunikasi Universitas Mercu
Buana Pembimbing
Afdal Makkuraga Putra, S.Sos, M.Si Judul
Penerapan Pasal-Pasal Jurnalistik Pada P3SPS Terhadap program Intens di RCTI Analisis Isi Periode Desember 2011
Metode Penelitian ini adalah penelitian deskripif kuantitatif yang
menggunakan pendekatan studi analisis isi Hasil
Ditemukan banyak pelanggaran pasal-pasal jurnalistik pada P3SPS. Pedoman Perilaku Penyiaran pelanggaran yang paling dominan
terdapat dalam pasl 18 dan 19, sedangkan untuk Standar Program Siaran pelanggaran yang paling dominan terdapat dalam pasal 42.
Pelanggaran yang terjadi pun hampir serupa yakni isi berita tidak berimbang cover both side. Meskipun Intens hanya meliput berita
mengenai selebriti, tetap saja kegiatan yang dilakukan oleh intens adalah bagian dari jurnalistik. Maka dari itu, intes wajib mengikuti
atau memenuhi pakem-pakem dari P3SPS selaku pengatur atau acuan bagi pertelevisian Indonesia.
Universitas Sumatera Utara Penulis
Wasis Triantoro 44109120025 Jurnalistik Universitas Mercu Buana
Pembimbing Dicky Andika, M.Si
Judul Strategi Editor Dalam Memenuhi P3SPS dan Kode Etik
Jurnalistik pada Program Jurnal Siang di Berita Satu Tv Periode Bulan Juni 2012
Metode Analisi isi dengan pendekatan deskriptif kuantitatif
Hasil Penelitian ini menemukan bahwa Program Jurnal Siang di
BeritaSatu Tv telah sesuai dengan ketentuan pasal 23, 24, dan 25 P3SPS yang mengatur mengenai batasan dan larangan
penayangan adegan-adegan kekerasan, adegan yang ada gambar berdarah, tidak menampilkan secara detail peristiwa kekerasan,
seperti : tauran, pengeroyokan, penyiksaan, perang, penusukan, penyembelihan, mutilasi, terorisme, pengerusakan barang-
barang secara kasar atau ganas, pembacokan, penembakan, danatau bunuh diri , serta mengatur tentang pelanggaran
menampilkan adegan yang mengandung kata-kata atau ungkapan-ungkapan kasar atau makian-makian.
Editor-editor pada Program Jurnal Siang di BeritaSatu Tv melakukan teknik editing dengan memotong adegan-adegan
kekerasan, adegan yang ada gambar berdarah, serta adegan yang mengandung kata-kata atau ungkapan-ungkapan kasar atau
makian-makian. Dengan demikian, editor pada Program Jurnal Siang di BeritaSatu Tv telah melakukan strategi-strategi dalam
memenuhi P3SPS dan Kode Etik Jurnalistik dalam memproduksi Program Berita yang beretika.
Universitas Sumatera Utara
2.2. Paradigma Penelitian
Positivisme sebagai salah satu aliran filsafat yang bebas nilai dikembangkan mulai abad ke 19
1. Positivisme Sosial
Dikemukakan oleh Hendry Sain Simon dan Aguste Comte. Paham ini menyakini bahwa kehidupan sosial hanya dapat di capai melalui
penerapan ilmu-ilmu positif. 2.
Positivisme Evolusioner Dikemukakan oleh Charles Lyell, Charles Darwin, Herbert Spencer,
Wilhem Wundt, Ernst Hackel. Positivisme evolusioner meyakini interaksi manusia-semesta sebagai penentu kemajuan.
3. Positivisme Logis
Dikemukakan oleh Rudolph Carnapp, Alfred Ayer, Wittgnestein. Paham ini lebih memfokuskan diri pada logika dan bahasa ilmiah. Prinsip yang
diyakini paham ini adalah ISOMORFI yaitu adanya hubungan mutlak antara bahasa dan dunia nyata.
Positivis berarti apa yang berdasarkan pada faktor objektif. Asumsi dasar positivisme tentang realitas adalah tunggal, dalam artian bahwa fenomena alam
dan tingkah laku manusia itu terkait oleh tertib hukum. Fokus kajian positivisme adalah peristiwa sebab-akibat kausalitas.
Dalam hal ini, positivisme menyebutkan ada dua jalan untuk mengetahui : 1.
Verifikasi langsung melalui data pengindera empirikal. 2.
Penemuan lewat logika rasional Positivisme mempunyai selogan yang terkenal yaitu “savoir pour prevoir,
prevoir pour pouvoir” yang artinya dari ilmu muncul prediksi, dan dari prediksi muncul aksi.
Ide pokok positivisme menurut Kincaid : 1.
Ilmu pengetahuan merupakan jenis pengetahuan yang paling tinggi tingkatannya, dan karenanya kajian filsafat harus juga bersifat ilmiah.
Universitas Sumatera Utara 2.
Ada satu jenis metode ilmiah yang berlaku secara umum, untuk segala bidang atau disiplin ilmu, yakni metode penelitian ilmiah yang lazim
digunakan dalam ilmu alam. 3.
Pandangan-pandangan metafisika tidak dapat diterima sebagai ilmu, tetapi sekedar merupakan pseudoscientific.
Kebenaran yang dianut positivisme dalam mencari kebenaran adalah teori korespondensi. Teori korespondensi menyebutkan bahwa suatu pernyataan adalah
benar jika terdapat fakta-fakta empiris yang mendukung pernyataan tersebut. atau dengan kata lain suatu pernyataan dianggap benar apabila materi yang terkandung
dalam pernyataan tersebut bersesuaian korespondensi dengan obyek faktual yang ditunjuk oleh pernyataan tersebut.
Komponen-komponen pokok teori dan metodologi positivis adalah : 1.
Metode penelitian : kuantitatif 2.
Sifat metode positivisme adalah objektif 3.
Penalaran : deduktif 4.
Hipotetik.
2.3. Kerangka Teori