Universitas Sumatera Utara
1.3 Pembatasan Masalah
Untuk menghindari ruang lingkup yang terlalu luas, maka peneliti membatasi masalah yang akan diteliti. Adapun pembatasan masalahnya yaitu :
1. Penelitan ini bersifat deskriptif, yaitu hanya memaparkan bentuk-bentuk
pelanggaran yang dilakukan oleh media televisi berdasarkan jenis program, dan sanksi yang diberikan. Tidak menjelaskan hubungan, tidak
menguji hipotesis atau membuat prediksi. 2.
Penelitian dilakukan dengan menganalisis sampel kasus pelanggaran siaran televisi berdasarkan waktu pelanggaran yang dimuat pada website
kpi.go.id terhitung pada bulan Juli-Desember 2014.
1.4 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan dan agar penelitian ini memiliki arah yang lebih jelas maka perlu ditetapkan beberapa tujuan sebagai
berikut : 1.
Mengetahui kecenderungan pelanggaran penyiaran program faktual dan non faktual yang terjadi di media televisi.
2. Mengetahui stasiun televisi yang paling sering melakukan pelanggaran.
3. Mengetahui kecenderungan pasal dalam P3SPS yang sering dilanggar
oleh media televisi. 4.
Mengetahui sangsi yang di berikan oleh KPI terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh media televisi.
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini adalah :
1.5.1 Manfaat Teoritis
Melalui penelitian ini penulis diberi kesempatan untuk menerapkan segenap ilmu pengetahuan yang telah diperoleh selama berada di bangku
perkuliahan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik khususnya di bidang Ilmu Komunikasi.
Universitas Sumatera Utara
1.5.2 Manfaat Praktis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi landasan pemikiran bagi
masyarakat tentang pemahaman terhadap kecenderungan pelanggaran P3SPS dalam tayangan media televisi agar dapat tercipta lingkungan
yang memiliki kesadaran melek media media literacy. b.
Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan kesadaran dan pemahaman agar masyarakat dapat menilai secara kritis tayangan yang
dimuat ditelevisi. c.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah pemikiran masyarakat, khususnya mahasiswa ilmu komunikasi FISIP USU untuk
memahami adanya kecenderungan pelanggaran P3SPS di media televisi.
8 Universitas Sumatera Utara
BAB II PARADIGMA DAN TEORI KOMUNIKASI
2.1.Kajian Terdahulu
Penulis Yanita Petriella 090903774 Ilmu Komunikasi Universitas
Atma Jaya Yogyakarta Pembimbing
Drs. Mario Antonius Birowo, MA., Ph.D Judul
Pedoman Perilaku Peyiaran dan Standar Program Siaran Dalam Pemberitaan Bencana Banjir Di Televisi Studi Analisi Isi
Evaluasi Pemberitaan Bencana Banjir DKI Jakarta dan Sekitarnya Periode 10 Januari hingga 6 Februari 2013 di Metro
Tv Metode
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode analisi isi evaluatif yang bertujuan untuk melihat bagaimana P3SPS
diterapkan pada peristiwa bencana Hasil
Metro Tv belum sepenuhnya menerapkan P3SPS dan jurnalsme empati dalam pemberitaan bencana banjir. Jurnalis Metro Tv
masih melakukan pemaksaan dalam pengambilan gambar maupun mewawancarai korban. Pertanyaan-pertanyaan yang
menyudutkan korban dan tidak berempati terhadap korban kerap kali dilontarkan tanpa memandang kondisi psikologis korban.
Seringkali korban diminta untuk menceritakan kronologis peristiwa banjir yang dialami korban. Namun dalam hal luka dan
darah korban serta wajah korban, Metro Tv sudah menerapkan pasal-pasal dalam P3SPS dan jurnalisme empati untuk tidak
menayangkan gambar secara detail atau close-up.
Universitas Sumatera Utara Penulis
Tiro Ramadhani L100080102 Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pembimbing Fajar Junaedi, S.Sos., M. Si dan Rinasari Kusuma, S.Sos.,
M.I.Kom Judul
Kekerasan dan Pornomedia Dalam Komedi Pesbukers Analisis Isi Kekerasan dan Pornomedia dalam Tayangan Televisi pada
Program Acara Komedi Pesbukers di ANTV periode Bulan Juni 2012
Metode Penelitian ini adalah penelitian deskripif kuantitatif yang
menggunakan pendekatan studi analisis isi Hasil
Terdapat dua jenis kekerasan yakni fisik dan psikologis, serta tiga jenis pornomedia yakni pornografi, pornosuara dan
pornoaksi. Kemunculan variabel kekerasan sebanyak 602 adegan 27,6
dan pornomedia sebanyak 320 adegan 14,7. Frekuensi kekerasan terdiri dari 262 adegan 43,5, kekerasan fisik dan
psikologi 340 adegan 56,5, frekuensi porno media yang terdiri dari pornografi sebanyak 226 adegan 70.6,
pornosuara 65 adegan 20,3, pornoaksi 29 adegan 9,1. Jumlah durasi adegan kekerasan sebanyak 3.331 detik dari
keseluruhan durasi 19 jam 19 menit 37 detik. Serta sebanyak 72 baba dari 104 detik.
Kecenderungan dalam melakukan adegan kekerasan dilakukan pemeran pria sebanyak 363 kemunculan 76,9, dan pemeran
wanita 139 kemunculan 23,1 dari keseluruhan variabel pornomedia.
Kecenderungan berdasarkan posisi tokoh dalam melakukan adegan kekerasan didominasi tokoh utama 299 kemunculan
66,2, serta tokoh tamu 203 kemunculan 33,8. Dan pornomedia didominasi oleh peran utama sebanyak 203
frekuensi kemunculan 63,4 serta tokoh tamu 117 36,6 sesuai kategori jenis tayangan.
Universitas Sumatera Utara Penulis
Fakhril Fattah 44107010188 Ilmu Komunikasi Broadcasting Universitas Mercu Buana
Pembimbing Dadan Anugrah, M.Si
Judul Penerapan Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program
Siaran P3SPS pada Tayangan Primitive Runaway di Trans Tv Analisis Isi Tayangan Primitive Runaway Periode Desember
2010 Metode
Analisis isi dengan pendekatan deskriptif kuantitatif Hasil
Tayangan Primitive Runaway pada periode Desember 2010 tidak seluruhnya menerapkan Pedoman Perilaku Penyiaran dan
Standar Program Siaran P3SPS. Hal ini menunjukan bahwa tayangan Primitive Runaway cenderung mengantung tindakan-
tindakan baik secara visual maupun narasi yang mengarah pada merendahkan dan melecehkan suku tertentu dalam tayangannya.
Penulis Irma Agita 44108010076 Ilmu Komunikasi Universitas Mercu
Buana Pembimbing
Afdal Makkuraga Putra, S.Sos, M.Si Judul
Penerapan Pasal-Pasal Jurnalistik Pada P3SPS Terhadap program Intens di RCTI Analisis Isi Periode Desember 2011
Metode Penelitian ini adalah penelitian deskripif kuantitatif yang
menggunakan pendekatan studi analisis isi Hasil
Ditemukan banyak pelanggaran pasal-pasal jurnalistik pada P3SPS. Pedoman Perilaku Penyiaran pelanggaran yang paling dominan
terdapat dalam pasl 18 dan 19, sedangkan untuk Standar Program Siaran pelanggaran yang paling dominan terdapat dalam pasal 42.
Pelanggaran yang terjadi pun hampir serupa yakni isi berita tidak berimbang cover both side. Meskipun Intens hanya meliput berita
mengenai selebriti, tetap saja kegiatan yang dilakukan oleh intens adalah bagian dari jurnalistik. Maka dari itu, intes wajib mengikuti
atau memenuhi pakem-pakem dari P3SPS selaku pengatur atau acuan bagi pertelevisian Indonesia.
Universitas Sumatera Utara Penulis
Wasis Triantoro 44109120025 Jurnalistik Universitas Mercu Buana
Pembimbing Dicky Andika, M.Si
Judul Strategi Editor Dalam Memenuhi P3SPS dan Kode Etik
Jurnalistik pada Program Jurnal Siang di Berita Satu Tv Periode Bulan Juni 2012
Metode Analisi isi dengan pendekatan deskriptif kuantitatif
Hasil Penelitian ini menemukan bahwa Program Jurnal Siang di
BeritaSatu Tv telah sesuai dengan ketentuan pasal 23, 24, dan 25 P3SPS yang mengatur mengenai batasan dan larangan
penayangan adegan-adegan kekerasan, adegan yang ada gambar berdarah, tidak menampilkan secara detail peristiwa kekerasan,
seperti : tauran, pengeroyokan, penyiksaan, perang, penusukan, penyembelihan, mutilasi, terorisme, pengerusakan barang-
barang secara kasar atau ganas, pembacokan, penembakan, danatau bunuh diri , serta mengatur tentang pelanggaran
menampilkan adegan yang mengandung kata-kata atau ungkapan-ungkapan kasar atau makian-makian.
Editor-editor pada Program Jurnal Siang di BeritaSatu Tv melakukan teknik editing dengan memotong adegan-adegan
kekerasan, adegan yang ada gambar berdarah, serta adegan yang mengandung kata-kata atau ungkapan-ungkapan kasar atau
makian-makian. Dengan demikian, editor pada Program Jurnal Siang di BeritaSatu Tv telah melakukan strategi-strategi dalam
memenuhi P3SPS dan Kode Etik Jurnalistik dalam memproduksi Program Berita yang beretika.
Universitas Sumatera Utara
2.2. Paradigma Penelitian