Teori Normatif Analisis Isi

Universitas Sumatera Utara - Menyajikan kerangka berfikir untuk membalas hubungan antara media massa dengan masyarakat dan seperangkat konsep yang sulit untuk diganti. - Membantu memahami kegiatan utama media dalam kaitannya dengan beberapa aspek struktur dan proses sosial. - Menciptakan jembatan antara pengamatan empiris tentang institusi media dengan teori normatif yang membahas peran yang seharusnya dibawakan oleh media. Fungsi media dalam masyarakat: - Informasi : menyediakan informasi tentang peristiwa dan kondisi dalam masyarakat dan dunia, menunjukan hubungan kekuasaan, memudahkan inovasi, adaptasi dan kemajuan. - Korelasi : menjelaskan, menafsirkan, mengomentari makna peristiwa dan informasi. Menunjang otoritas dan norma-norma yang mapan. Melakukan sosialisasi. Mengkoordinasikan beberapa kegiatan. Membentuk kesepakatan. - Kesinambungan : mengekspresikan budaya dominan dan mengakui keberadaan kebudayaan yang khusus serta perkembangan budaya baru. Meningkatkan dan melestarikan nilai-nilai. - Hiburan : menyediakan hiburan, pengalihan perhatian dan sarana relaksasi. Meredakan ketegangan sosial. - Mobilisasi : mengkampanyekan tujuan masyarakat dalam bidang politik, pembangunan ekonomi, pekerjaan dan kadang kala juga dalam bidang agama

2.3.2. Teori Normatif

Teori normatif media massa memiliki gagasan pokok bagaimana media seharusnya, atau setidaknya diharapkan, dikelola dan bertindak untuk kepentingan publik yang lebih luas maupun untuk kebaikan masyarakat, namun media juga menjalankan tujuan-tujuan sosial tertentu. Di antaranya Universitas Sumatera Utara adalah bahwa media biasa digunakan untuk menghasilkan dampak yang direncanakan intended effect yang dianggap positif. Berbicara tentang teori normatif, maka rujukannya adalah gagasan mengenai hak dan kewajiban yang mendasari harapan akan munculnya hal-hal baik yang dilakukan oleh media bagi masyarakat. Teori normatif media memiliki dua sumber, yaitu : 1. Sumber Internal Sumber internal berasal dari konteks historis bahwa media dalam masyarakat modren memiliki peran dan relasi yang kuat dengan lembaga politik, dan juga memiliki kemampuan untuk menciptakan opini publik. 2. Sumber Eksternal Sumber eksternal adalah harapan dari khalayak, bahwa media dan khalayak termasuk pengiklan diikat oleh sebuah relasi ekonomi. Sehingga ada tuntutan eksternal agar media bertindak normatif sesuai dengan perjanjian tertentu.

2.3.3. Analisis Isi

Analisis isi content analysis adalah penelitian yang bersifat pembahasan mendalam terhadap isi suatu informasi tertulis atau tercetak dalam media massa. Pelopor analisis isi adalah Harold D. Lasswell, yang memelopori teknik symbol coding, yaitu mencatat lambang atau pesan secara sistematis, kemudian diberi interpretasi. Analisis isi adalah teknik penelitian untuk membuat inferensi- inferensi yang dapat ditiru replicable, dan salih data dengan memperhatikan konteksnya. Analisis isi berhubungan dengan komunikasi atau isi komunikasi. Logika dasar komunikasi bahwa setiap komunikasi selalu berisi pesan dalam sinyal komunikasinya itu, baik berupa verba maupun nonverba. Analisis isi dapat digunakan untuk menganalisis semua bentuk komunikasi. Baik surat kabar, berita radio, iklan televisi maupun semua bahan- bahan dokumentasi yang lain. Hampir semua disiplin ilmu sosial dapat menggunakan analisis isi sebagai teknikmetode penelitian. Holsti menunjukkan tiga bidang yang banyak mempergunakan analisis isi, yang besarnya hampir 75 Universitas Sumatera Utara dari keseluruhan studi empirik, yaitu penelitian sosioantropologis 27,7 persen, komunikasi umum 25,9, dan ilmu politik 21,5. Ada beberapa bentuk klasifikasi dalam analisis isi. Janis menjelaskan klasifikasi sebagai berikut : 1. Analisis Isi Pragmatis, dimana klasifikasi dilakukan terhadap tanda menurut sebab akibatnya yang mungkin. 2. Analisis Isi Semantik, dilakukan untuk mengklasifikasikan : tanda menurut maknanya. Analisis ini terbagi menjadi tiga : a. Analisis Penunjuk designation, menggambarkan frekuensi seberapa sering objek tertentu benda, orang, kelompok atau konsep dirujuk b. Analisis Penyifatan attributions, menggambarkan frekuensi seberapa sering karakteristik dirujuk misalnya referensi kepada ketidak jujuran. c. Analisis Pernyataan assertions, menggambarkan frekuensi seberapa sering objek tertentu dikarakteristikan secara khusu. Analisis ini secara kasar disubut anlisis tematik. 3. Analisis Sarana Tanda sign-vechile, dilakukan untuk mengklasifikasi isi pesan melalui sifat psikofisik dari tanda, misalnya berapa kali suatu kata muncul. Analisis isi sering digunakan dalam analisis-analisis verifikasi. Cara kerja atau logika analisis data ini sesungguhnya sama dengan kebanyakan analisis data kuantitatif. Peneliti memulai analisisnya dengan menggunakan lambang-lambang tertentu, mengklasifikasikan data tersebut dengan kriteria-kriteria tertentu dengan teknik analisis yang tertentu pula. Analisis isi tidak dapat diberlakukan pada semua penelitian sosial. Analisis isi dapat dipergunakan jika memiliki syarat berikut. 1. Data yang tersedia sebagian besar terdiri dari bahan-bahan yang terdokumentasi buku, surat kabar, pita rekaman, naskahmanuscript. 2. Ada keterangan pelengkap atau kerangka teori tertentu yang menerangkan tentang dan sebagai metode pendekatan terhadap data tersebut. Universitas Sumatera Utara 3. Peneliti memiliki kemampuan teknis untuk mengolah bahan-bahandata- data yang dikumpulkannya karena sebagian dokumentasi tersebut bersifat sangat khasspesifik.

2.3.4. Komunikasi Massa

Dokumen yang terkait

Strategi Komunikasi Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Barat Dalam Menerapkan Pedoman Perilaku Penyiaran Dan Standar Program Siaran (P3&SPS) Di Stasiun Televisi Lokal Di Bandung

0 2 1

PENDAHULUAN PEDOMAN PERILAKU PENYIARAN DAN STANDAR PROGRAM SIARAN DALAM PEMBERITAAN BENCANA BANJIR DI TELEVISI.

0 3 23

PENUTUP PEDOMAN PERILAKU PENYIARAN DAN STANDAR PROGRAM SIARAN DALAM PEMBERITAAN BENCANA BANJIR DI TELEVISI.

0 4 10

PERAN KOMISI PENYIARAN INDONESIA DAERAH JAWA TIMUR DALAM PELAKSANAAN PEDOMAN PERILAKU PENYIARAN DAN STANDAR PROGRAM SIARAN.

0 1 114

SINETRON DAN PELANGGARAN UNDANG-UNDANG (Studi Analisis Isi Kekerasan pada Sinetron Anak Jalanan di RCTI yang Berpotensi Melanggar Undang-Undang No. 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran serta Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran).

0 0 18

Tanggungjawab Lembaga Penyiaran Dalam Meningkatkan Kualitas Siaran Melalui Implementasi Pedoman Prilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS) | Trisnadewi | Jurnal Kajian Ilmu Komunikasi 86 149 1 SM

0 1 11

BAB II PARADIGMA DAN TEORI KOMUNIKASI 2.1.Kajian Terdahulu - Kecenderungan Pelanggaran Pedoman Perilaku Penyiaran Dan Standar Program Siaran (Studi Analisis Isi Pada Kasus Pelanggaran Pedoman Perilaku Penyiaran Dan Standar Program Siaran Media Televisi Ya

0 0 30

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Kecenderungan Pelanggaran Pedoman Perilaku Penyiaran Dan Standar Program Siaran (Studi Analisis Isi Pada Kasus Pelanggaran Pedoman Perilaku Penyiaran Dan Standar Program Siaran Media Televisi Yang Dimuat Di W

0 0 7

KECENDERUNGAN PELANGGARAN PEDOMAN PERILAKU PENYIARAN DAN STANDAR PROGRAM SIARAN (STUDI ANALISIS ISI PADA KASUS PELANGGARAN PEDOMAN PERILAKU PENYIARAN DAN STANDAR PROGRAM SIARAN MEDIA TELEVISI YANG DIMUAT DI WEBSITE KPI.GO.ID)

0 0 16

PERAN KOMISI PENYIARAN INDONESIA DAERAH JAWA TIMUR DALAM PELAKSANAAN PEDOMAN PERILAKU PENYIARAN DAN STANDAR PROGRAM SIARAN SKRIPSI

0 0 20