Latar Belakang Spatial Hotspots Clustering of Forest and Land Fires using DBSCAN and ST-DBSCAN.

lebih tinggi dibandingkan suhu permukaan laut di perairan Indonesia. Sedangkan fenomena La Nina adalah kebalikan dari El Nino. Tinggi rendahnya intensitas curah hujan berpengaruh pada jumlah kejadian kebakaran yang diidentifikasi dengan adanya hotspot. Semakin rendahnya intensitas curah hujan semakin meningkatnya jumlah hotspot yang terjadi demikian sebaliknya Anggraini Trisakti 2011. Kejadian El Nino dan La Nina tahun 1982-2009 terdapat pada Gambar 1. Gambar 1 Kejadian El Nino merah dan La Nina biru selama periode 1982- 2009 sebaliknya Anggraini Trisakti 2011 Indonesia memiliki tiga tipe curah hujan yaitu monsunal, equatorial, dan lokal. Iklim dan musim berbeda-beda pada setiap daerah di Indonesia. Perbedaan iklim dipengaruhhi oleh faktor pengendali iklim yang mencangkup radiasi surya, letak geografis, ketinggian, posisi lokasi terhadap laut, pusat tekanan tinggi dan rendah, aliran massa udara, halangan oleh pengunungan, dan arus laut Slamet Berliana 2007. Dalam Slamet dan Berliana 2007 pembagian periode curah hujan yang digunakan berdasarkan penelitian The How Liong et al 2006 bahwa terjadi pembalikan fasa terhadap siklus bilangan sunspot dari periode 1950-1975 periode I ke periode 1976 -2000 periode II. Pembalikan fasa mengakibatkan terjadinya perubahan iklim ekstrim di Indonesia. Wilayah Sumatra Selatan Palembang memiliki musim basah periode I dari Oktober ke Mei dengan bulan kering sebanyak satu bulan yang terpisah oleh bulan lembab. Sementara periode II memiliki dua kali musim basah. Musim basah panjang dari Oktober sampai Pebruari dan musim basah pendek dari April ke Juni. Musim kering hanya selama dua bulan Juli-Agustus dengan dua bulan lembab September dan Maret. Periode III mirip dengan periode II sehingga yang terjadi pergeseran bulan basah antara periode I dan II. Perbandingan kriteria bulan terdapat pada Gambar 2 Kriteria bulan kering, lembab, dan basah adalah dari Schmidth-Fergusson dengan kategori sebagai berikut : - Bulan kering BK : bulan dengan curah hujan 60 mm - Bulan lembab BL : bulan dengan curah hujan antara 60-100 mm - Bulan basah BB : bulan dengan curah hujan 100 mm. Gambar 2 Perbandingan bulan basah, lembab, dan kering untuk tiga periode Lokasi Palembang laut Slamet Berliana 2007

2.4. Hotspot

Titik panas hotspot adalah indikator kebakaran hutan yang mendeteksi suatu lokasi yang memiliki suhu relatif lebih tinggi dibandingkan dengan suhu di sekitarnya Menhut 2009. Hotspot dapat digunakan untuk mendeteksi terjadinya kebakaran suatu lahanhutan tetapi pembakaran biomasa dalam jumlah besar, gunung berapi, cerobong api pengeboran minyak, dan hotspot palsu juga dapat dideteksi sebagai hotspot. Hotspot palsu disebabkan oleh gelombang radio dan efek sun glint. Gelombang radio dapat mengganggu penerimaan hotspot dan muncul sebagai hotspot palsu sedangkan efek sun glint terjadi ketika satelit melalui dan tegak lurus dengan sebuah permukaan yang sangat luas dan dapat memantulkan cahaya