Penggerombolan DBSCAN Penggerombolan ST-DBSCAN

Pada Tahun 2002-2003 diperoleh 6 titik noise yang berada pada kabupaten Banyuasin, kabupaten Kota Pagar dan kabupaten Muara Enim titik-titik tersebut tidak menggerombol kemunculannya tidak disertai dengan minimal 3 hotspot yang berada di sekitarnya Gambar 17 sehingga terdapat kemungkinan daerah ini merupakan daerah yang sangat jarang terjadi kebakaran hutan atau hotspot palsu. Gambar 17 Lokasi titik noise pada kabupaten Banyuasin, kabupaten Lahat dan kabupaten Muara Enim Penggerombolan hotspot pada seluruh data tahun 2002-2003 dengan menggunakan DBSCAN tanpa memperhatikan aspek waktu tidak dapat dianalisis kemunculannya pada periode waktu tertentu sehingga menggunakan data hotspot yang telah dikelompokan per bulan dari Januari 2002 – Desember 2003. Secara visual pada penggerombolan hotspot tanpa pemisahan data per bulan terdapat karakteristik lokasi yang terlihat jelas perbedaanya antar penggerombolan meskipun tidak diketahui periode waktu penggerombolannya Lampiran 1. Gambar 18 Grafik jumlah penggerombolan tahun 2002-2003 10 20 30 40 Jan Fe b Ma re t Ap ri l Me i Ju n i Ju li Agt Se p Ok t N o v De s Ju m lah Pen g g e ro m b o lan Bulan 2002 2003 Dari hasil penggerombolan DBSCAN tahun 2002-2003 dengan input data yang telah dikelompokan per bulan dihasilkan 187 penggerombolan dan 325 titik noise dengan jumlah penggerombolan besar pada bulan Juli - Oktober yang berarti bergerombol sampai 187 lokasi penggerombolan pada musim kering dan lembab Gambar 18 dan 19. Pada bulan Desember-Juni hampir tidak terdapat penggerombolan yaitu pada musim basah. Menurut Sulistiyowati 2004 tingginya jumlah hotspot pada musim kering menunjukkan adanya hubungan bahwa pada bulan-bulan kering memiliki potensi sebagai penghasil hotspot. Pada bulan-bulan itu juga biasanya kebakaran hutan dan lahan sering terjadi. Gambar 19 Grafik jumlah hotspot tahun 2002-2003 Secara visual penggerombolan hotspot dengan melakukan pemisahan data per bulan hampir menyebar pada seluruh lokasi sehingga sulit menemukan pola dengan persebaran pada lokasi yang hampir sama tetapi waktu penggerombolan yang berbeda ataupun penggerombolan pada lokasi yang sama tetapi periode waktu yang berbeda Lampiran 2.

4.5. Penggerombolan ST-DBSCAN

ST-DBSCAN merupakan salah satu teknik penggerombolan spatiotemporal yang menggunakan parameter Eps1 sebagai parameter pengukur kedekatan antara dua titik geografis garis bujur dan garis lintang, Eps2 sebagai parameter non spasial dalam penelitian ini sebagai waktu, MinPts sebagai parameter minimal jumlah titik dalam suatu penggerombolan dan untuk menjaga penemuan penggerombolan yang bervariasi dengan sedikit perbedaan dalam nilai non spasial dnegan nilai tetangga terdekat. Jika perbedaan Cluster_Avg nilai rata-rata atribut non spasial dalam penggerombolan dan Object_Value nilai non spasial objek 500 1000 1500 Jan Fe b Ma re t Ap ri l Me i Ju n i Ju li Agt Se p Ok t N o v De s Ju m lah H o tsp o t Bulan 2002 2003