2. Pelaksanaan Tindakan Kelas
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP tersebut diimplementasikan pada proses pembelajaran dalam bentuk siklus. Setiap siklus terdiri empat tahap
yaitu; 1 tahap perencanaan planning, 2 tahap pelaksanaan acting, 3 tahap observasi observing, dan 4 tahap refleksi reflecting. Setelah selesai
pembelajaran pada siklus .Namun hasil belajar siswa masih banyak yang belum mencapai Kreteria Ketuntasan Minimal KKM, maka peneliti dan guru
merencanakan kembali tindakan pembelajaran untuk siklus II, demikain pula halnya pada akhir tindakan pembelajaran siklus II, bila masih banyak siswa yang
belum tuntas, maka akan dilaksanakan kembali siklus III.
a. Siklus I 1 Perencanaan
Pada tahap ini peneliti dan guru berkoloborasi menyusun rencana pembelajaran apresiasi puisi. Rencana pelaksanaan pembelajaran tersebut melalui
beberapa tahapan yaitu: a tahap pelacakan pendahuluan, pada tahap ini peneliti dan guru perlu mempelajari pemahaman awal tentang puisi yang yang disajikan
sebagai materi pembelajaran. Pemahaman ini sangat penting terutama untuk dapat menentukan aspek-aspek yang perlu mendapat perhatian khusus dari siswa dan
meneliti fakta-fakta yang masih perlu; b tahap penentuan sikap praktis; hendaklah tidak terlalu panjang agar dapat dibahas sampai selesai dalam setiap
pertemuan. Informasi apa yang seharusnya dapat diberikan oleh guru untuk mempermudah siswa memahami puisi yang disajikan; c tahap introduksi, situasi
dan kondisi pada saat materi disajikan akan sangat berpengaruh dalam penyajian
pengantar materi ini; d tahap penyajian; pada dasarnya puisi adalah bentuk sastra lisan. Pesan dan kesan yang disampaikan benar-benar menyentuh gerak hati
apabila puisi itu dibacakan atau dikutip secara lisan; e tahap diskusi, urutan masalah yang dibahas dalam diskusi kelas ini akan banyak dipengaruhi oleh
imajinasi guru, kekhususan puisi yang dipilih dan tanggapan siswa di kelas. Secara umum urutan diskusi dan jawaban yang diperbincangkan dapat mengikuti
pola sebagai berikut: Umum kesan awal ke khusus rinci ke umum kesimpulan; f tahap pengukuhan, apabila puisi yang disajikan itu mendapat
tanggapan yang antusias dari siswa, guru hendaknya berusaha agar puisi itu semakin mengesankan sehingga menambah pengalaman siswa yang tidak mudah
terlupakan. Latihan lanjut untuk pengukuhan ini dapat berupa aktivitas-aktivitas lisan dan tertulis di luar kelas atau sebagai pekerjaan rumah tugas siswa.
Pada tahap perencanaan ini peneliti berkoloborasi dengan guru menyusun
rencana pelaksanaan pembelajaran dengan materi puisi berjudul “Dengan Puisi,
Aku” karya Taufik Ismail. Dipilihnya puisi tersebut untuk memotivasi siswa bahwa melalui puisi semua gagasan dan keinginan serta apapun yang ada di dalam
hati dan pikiran kita dapat disampaikan melalui puisi. Melalui puisi semua masalah hidup dan kehidupan dapat dituangkan atau diekspresikan melalui puisi.
Melalui sastra khususnya puisi, pemahaman seseorang akan tumbuh tentang hakikat hidup yang bermakna, karena dengan mempelajari sastra khususnya puisi
membentuk budi pekerti yang baik. Selain itu untuk memberikan kesan terhadap siswa bahwa mengapresiasi puisi tidak sulit seperti yang mereka kira selama ini.
Materi puisi ini digunakan untuk dua kali pertemuan.
2 Pelaksanaan Tindakan a Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama siklus I dilaksanakan pada hari Senin, 18 Agustus 2008, jam pelajaran keempat, pukul 09.45 – 10.30 Wita. Kegiatan awal pada
pertemuan pertama kegiatan pembelajaran ini guru mengucapkan salam, dan siswa serentak menjawab salam tersebut. Guru mengadakan apersepsi apresiasi
puisi. Guru kemudian menjelaskan tentang standar kompetensi yang akan dipelajari dan kompetensi dasar yang harus dicapai. Pembelajaran difokuskan
pada tanya-jawab tentang unsur-unsur puisi yang meliputi struktur lahir puisi yaitu tentang; majas, kata-kata bermakna konotasi dan lambang, versifikasi, tata
wajah tipografi puisi. Dan struktur batin puisi yang meliputi tema, perasaan feeling, nada dan suasana, serta amanat pesan puisi.
Kemudian guru memperkenalkan peneliti kepada siswa dan memberi kesmpatan kepada peneliti untuk menjelaskan tentang metode pembelajaran yang
digunakan yaitu metode peta pikiran mind mapping, manfaat pembelajaran
dengan metode yang digunakan, dan langkah-langkah pembelajaran dengan metode peta pikiran mind mapping tersebut.
Metode peta pikiran mind mapping adalah teknik atau cara yang mudah dalam merangkum suatu pelajaran yang memiliki suatu topik dengan cara
membuat peta pikiran, berbentuk diagram pohon, menuliskan tema atau topik di tengah kertas kemudian menulis kata-kata kunci pada cabang-cabang tema
tersebut. Kata-kata kunci dari struktur lahir dan struktur batin puisi.
Kata kunci merupakan kata-kata tertentu atau kata-kata inti. Kata kunci bagaikan jalan tol yang bisa mempercepat informasi sampai ke otak.. Melalui
kata-kata kunci yang ditulis seperti diagram atau cabang-cabang pohon, informasi akan mudah diterima otak. Kata kunci merupakan kata-kata tertentu yang
bagaikan ‘jalan tol’ bisa cepat sampai ke otak. Seperti halnya kunci, kata-kata ini juga bisa membuka pintu langsung ke otak. Selain kata-kata kunci peta tersebut
diberi gambar, simbol, dan warna serta bentuk sesuai keinginan siswa. Selain digunakan untuk pembelajaran apresiasi puisi, metode peta pikiran
mind maping dapat pula digunakan untuk pembelajaran kebahasaan dan mata pelajaran lain, karena metode peta pikiran mind mapping adalah cara termudah
merangkum suatu pelajaran yang memiliki satu topik dengan cara memetakan kata-kata kunci atau kata-kata inti dari materi pelajaran tersebut.
Cara termudah membuat mind mapping adalah memberikan prinsip dasar kata kunci. Sebelum membuat peta pikiran mind mapping diperlukan beberapa
bahan yaitu kertas kosong tak bergaris, pena, dan pensil warna. Ada tujuh langkah untuk membuat peta pikiran. Tujuh langkah tersebut adalah sebagai berikut:
1. Mulailah dari bagian tengah kertas kosong yang sisi panjangnya diletakkan mendatar. Karena memulai dari tengah memberi kebebasan kepada otak untuk
menyebar ke segala arah dan untuk mengungkapkan diri dengan lebih bebas dan alami.
2. Gunakan gambar atau foto untuk ide sentral. Karena sebuah gambar bermakna seribu kata dan membantu otak menggunakan imajinasi. Sebuah
gambar sentral akan lebih menarik, membuat otak tetap terfokus, membantu otak berkonsentrasi, dan mengaktifkan otak.
3. Gunakan warna. Karena bagi otak, warna sama menariknya dengan gambar. Warna membuat peta pikiran lebih hidup, menambah energi pada pemikiran
kreatif dan menyenangkan. 4. Hubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat dan hubungkan cabang-
cabang tingkat dua dan tiga ke tingkat satu dan dua, dan seterusnya. Karena otak bekerja menurut asosiasi. Otak senang mengaitkan dua tiga atau empat
hal sekaligus. Bila cabang-cabang dihubungkan akan lebih mudah dimengerti dan diingat.
5. Buatlah garis hubung yang melengkung, bukan garis lurus. Karena garis lurus akan membosankan otak. Cabang-cabang yang melengkung dan organis
seperti cabang-cabang pohon jauh lebih menarik bagi mata. 6. Gunakan satu kata kunci untuk setiap garis. Karena kata kunci tunggal
memberi banyak daya dan fleksibilitas kepada peta pikiran. 7. Gunakan gambar. Karena gambar sentral, setiap gambar bermakna seribu
kata. Setelah peneliti menjelaskan tentang metode peta pikiran mind mapping
dan memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya. Kegiatan selanjutnya guru membagi siswa menjadi delapan kelompok, masing-masing kelompok terdiri lima
orang. Siswa berdiskusi dengan kelompoknya, masing-masing membuat kerangka peta pkiran mind mapping. Setelah semua siswa selesai membuat kerangka peta
pikiran, dan sesuai dengan standar kompetensi; Mendengarkan, 5. Memahami
puisi yang disampaikan secara langsung tidak langsung, pada kompetensi dasar 5.1. Mengidentifikasi unsur-unsur bentuk suatu puisi yang disampaikan secara
langsung ataupun melalui rekaman, guru membacakan puisi yang berjudul
“Dengan Puisi, Aku” karya Taufik Ismail. Siswa mendengarkan dengan seksama
sambil menentukan unsur-unsur struktur bentuk lahir dan struktur bentuk batin puisi tersebut serta menuliskannya dalam bentuk kata-kata kunci pada kerangka
peta pikiran yang telah dibuat. Siswa mendiskusikan hasil pemetaan pikiran yang mereka buat dalam
kelompoknya masing-masing, serta mendiskusikan dan menyatukan hasil pemahaman mereka tentang makna puisi yang mereka dengar tadi, secara lisan
diwakili oleh ketua kelompok masing-masing menyampaikan hasil apresiasi puisi di depan kelas.
Selanjutnya pada kegiatan penutup, guru merangkum pelajaran sebagai penguatan dengan memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal
yang belum dimengerti tentang materi tersebut. Guru dan siswa merefleksi kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Guru mengakhiri pelajaran
dengan mengucapkan salam. Pada pertemuan pertama ini guru dan peneliti melakukan kegiatan secara bergantian.
b Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa, 19 Agustus 2008, jam pelajaran kelima, tepatnya pada pukul 10.30- 11.15 Wita. Kegiatan pada
pertemuan ini merupakan pelatihan ulang dari pertemuan pertama dengan kegiatan pembelajaran dan materi yang sama yaitu puisi yang berjudul ”Dengan
Puisi, Aku” karya Taufik Ismail. Namun pada pertemuan kedua ini siswa tidak lagi berkelompok. Kegiatan awal guru melakukan tanya jawab tentang materi
yang telah disampaikan pada kegiatan pembelajaran yang lalu. Pada kegiatan inti guru menjelaskan kembali tentang unsur-unsur lahir dan
unsur-unsur batin puisi serta menjelaskan tentang pembuatan peta pikiran. Selama proses ini berjalan guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
Pada kesempatan yang diberikan ini ada lima siswa yang bertanya tentang unsur- unsur puisi dan tiga orang yang bertanya tentang pembuatan peta pikiran. Guru
memberi kesempatan kepada siswa lain untuk menjawab, namun tidak ada satupun yang menjawab sehingga semua pertanyaan siswa tadi semua dijawab
oleh guru. Kemudian guru memberi tugas kepada siswa untuk mengerjakan Lembar Kerja Siswa LKS yang telah dipersiapkan guru dan peneliti. Pada
kegiatan ini peneliti duduk di belakang sebagai pengamar dan sesekali mendokumentasikan kegiatan.
c Pertemuan Ketiga
Pada pertemuan ketiga, hari Senin, 25 Agustus 2008 jam pelajaran keempat pada pukul 09.45 – 10.30 Wita. Kegiatan tindakan yang dilakukan sama
dengan pertemuan sebelumnya namun materi yang berbeda yakni puisi berjudul “Hai Laila” karya Tutus Halimatussa’diah. Puisi ini dipilih karena puisi ini
menggambarkan kehidupan remaja dimasa sekolah. Siswa lebih mudah mengapresiasi karena sesuai dengan situasi dan kondisi kehidupan siswa. Sebelum
kegiatan inti, guru menanyakan pada siswa apakah sudah paham dengan metode pembelajaran yang digunakan. Siswa secara serentak menjawab paham.
Pada kegiatan inti, pembelajaran difokuskan pada menentukan unsur-unsur struktur bentuk lahir dan bentuk batin puisi dan memahami makna puisi. Guru
memberi tugas kepada siswa untuk membuat kerangka peta pikiran. Walau siswa berkelompok namun mereka membuat peta pikiran masing-masing.
Kemudian guru membacakan puisi yang berjudul “Hai Laila” karya Tutus Halimatussa’diah. Siswa mendengarkan dengan seksama sambil menentukan
unsur-unsur struktur lahir. Guru menjelaskan materi pelajaran tentang unsur-unsur struktur lahir puisi yaitu; diksi, pengimajian, kata konkret, majas, pelambangan,
versifikasi, dan tata wajah tipografi. Selanjutnya guru juga menjelaskan tentang unsur-unsur struktur batin puisi yaitu; tema, perasaan, nada dan suasana, serta
amanat puisi. Struktur batin puisi berupa kata-kata kunci tersebut kemudian menuliskannya ke atas cabang-cabang atau ranting-ranting peta pikiran yang
berwarna dan sesuai dengan bentuk yang diinginkan siswa. Selanjutnya pada kegiatan penutup, guru merangkum pelajaran sebagai
penguatan dengan memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum dimengerti tentang materi tersebut, karena siswa tidak ada lagi yang
bertanya guru menganggap siswa sudah paham. Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam. Pada pertemuan ini peneliti sebagai pengamat
terhadap kegiatan pembelajaran.
d Pertemuan Keempat
Pertemuan keempat, Selasa, 26 Agustus 2008 Wita. Jam pelajaran kelima pada pukul 10.30 – 11.15 Wita. Pada siklus I ini materi dan kegiatan sama dengan
kegiatan yang dilaksanakan pada pertemuan sebelumnya, namun pada kegiatan ini
siswa semakin banyak yang bertanya tentang materi dan cara pembuatan peta pikiran. Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, guru memberi kesempatan
kepada siswa lain yang menjawab. Guru menyimpulkan dari jawaban-jawaban siswa tersebut. Kemudian guru memberi tugas kepada siswa mengerjakan Lembar
Kerja Siswa yang telah dipersiapkan guru dan peneliti. Setelah selesai siswa menyerahkannya kepada guru.
Untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam mengapresiasi puisi, guru membagikan soal Uji Kompetensi Siklus I. Soal dikerjakan secara individu
selama empat puluh menit. Soal uji kompetensi siklus I ini adalah mengapresiasi puisi yang berjudul ”Pahlawan Tak Dikenal” karya Toto Sudarto Bachtiar.
Setelah selesai menjawab soal, siswa menyerahkan lembar jawaban kepada guru. Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam. Pada pertemuan ini
peneliti sebagai partisipan pasif duduk di belakang sambil mengamati dan membuat catatan tentang kegiatan tindakan yang dilakukan guru.
3 Observasi Pengamatan
Dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti selama proses pelaksanaan pembelajaran pada siklus I, dari pertemuan pertama sampai pada pertemuan
keempat diperoleh gambaran sebagai berikut:
a Pengamatan terhadap Guru
Pada pertemuan pertama, guru telah berusaha melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dan semua kegiatan yang harus
dilakukan siswa disampaikan secara lisan. Guru pun memberikan kesempatan bertanya kepada siswa mengenai permasalahan yang mereka alami selama proses
pembelajaran berlangsung. Pada pertemuan pertama siklus I, kegiatan guru dalam proses pembelajaran belum berjalan optimal. Guru lebih banyak berceramah atau
menjelaskan, siswa tidak banyak diberi kesempatan untuk bertanya. Banyak siswa terlihat tidak antusias mengikuti pembelajaran. Namun hal ini tidak berlangsung
lama. Guru dapat menguasai kelas dan proses pembelajaran berlangsung seperti biasa.
Pertemuan kedua, guru sudah menguasai metode pembelajaran, guru bersemangat menjelaskan dan membimbing siswa dalam membuat peta pikiran
mind mapping. Guru sering memberikan penguatan dengan pujian yang tulus terhadap hasil kerja siswa. Guru aktif mengontrol setiap kelompok secara
bergiliran sambil bertanya atau menjawab pertanyaan siswa. Pada setiap akhir pelajaran guru selalu memberi penguatan kepada siswa dan mengadakan refleksi
terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Pertemuan ketiga guru telah berusaha melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan rancangan yang telah ditetapkan, dan semua aturan yang harus dikerjakan oleh siswa disampaikan secara lisan. Siswa mulai terlihat aktif, pembelajaran
sudah mulai kondusif karena guru dan siswa mulai terbiasa menggunakan metode peta pikiran mind mapping dalam pembelajaran apresiasi puisi.
Pertemuan keempat pembelajaran pada pertemuan ini mulai terlihat adanya peningkatan. Guru sudah paham dan sudah mulai terbiasa dengan metode
peta pikiran mind mapping yang digunakan dalam pembelajaran apresiasi puisi. Guru tampak bersemangat membimbing siswa dalam mengerjakan tugas dan
sering memberikan penguatan melalui pujian yang tulus.
b Pengamatan terhadap Siswa
Pada pembelajaran pertemuan pertama siklus I, beberapa siswa terlihat tidak begitu aktif dan masih ada yang kurang memperhatikan penjelasan guru.
Guru menjelaskan materi pelajaran tentang unsur-unsur struktur lahir puisi yaitu; diksi, pengimajian, kata konkret, majas, pelambangan, versifikasi, dan tata wajah
tipografi. Selanjutnya guru juga menjelaskan tentang unsur-unsur struktur batin puisi yaitu; tema, perasaan, nada dan suasana, serta amanat puisi. Namun ketika
guru menjelaskan dan memperlihatkan contoh peta pikiran mind mapping siswa mulai aktif dan antusias memperhatikan penjelasan guru. tentang langkah-langkah
pembuatan peta pikiran mind mapping. Siswa berkelompok sesuai dengan perintah guru, sambil berdiskusi dengan
kelompoknya dan membuat kerangka peta pikiran masing-masing. Setelah kerangka peta pikiran selesai siswa mendengarkan dengan seksama puisi yang
dibacakan guru, kemudian berdiskusi untuk menentukan unsur-unsur struktur lahir dan struktur batin puisi yang ditulis pada kerangka peta pikiran yang telah
dibuat. Dari hasil pemetaan pikiran yang telah dilakukan masing-masing kelompok diwakili satu orang bergantian menyampaikan hasil apresiasi puisi
mereka secara lisan. dan menyerahkan hasil apresiasi secara tertulis kepada guru. Pertemuan kedua, siswa terlihat mulai aktif memperhatikan penjelasan
guru dan ada tiga orang siswa yang bertanya tentang unsur-unsur peta pikiran dan cara membuatnya. Siswa yang lain memperhatikan penjelasan guru dengan
seksama. Kegiatan pembelajaran terlihat mulai kondusif, tenang, dan menyenangkan. Siswa mengerjakan tugas mengapresiasi puisi dengan seksama.
Pertemuan ketiga, Siswa berkelompok sesuai dengan perintah guru, sambil berdiskusi dengan kelompoknya dan membuat kerangka peta pikiran masing-
masing. Sisws mendengarkan dengan seksama puisi yang dibacakan guru, kemudian berdiskusi untuk menentukan unsur-unsur lahir dan struktur batin puisi
yang ditulis pada kerangka peta pikiran yang telah dibuat, satu orang mewakili kelompok menyampaikan hasil apresiasi puisi mereka secara lisan.
Pertemuan keempat, Siswa pun sudah mulai dapat memahami dan manfaat dari pembelajaran apresiasi puisi dengan metode peta pikiran mind mapping.
Siswa terlihat mulai aktif dan antusias dalam pembelajaran ini. Kerja sama dalam kelompok terlihat kompak, walaupun mereka berdiskusi dalam kelompok namun
setiap siswa membuat peta pikiran mind mapping secara individu. Beberapa siswa sudah berani tampil membaca puisi baik secara individu maupun kelompok.
Adapun hasil peta pikiran mind mapping yang dibuat siswa ini, dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.1. Hasil Peta Pikiran Mind Mapping Mengapresiasi Puisi Siklus I
Jumlah Siswa
No Unsur-unsur peta pikiran yang harus ada
1 2
Tercapai 1.
Menggunakan gambar atau foto sebagai ide sentral
20 20
50,00 2.
Menggunakan warna minimal tiga warna 22
18 55,00
3. Menghubungkan cabang-cabang utama ke
gambar pusat, dan cabang tingkat dua, tiga dan seterusnya
20 20
50,00 4.
Menggunakan garis hubung yang melengkung
21 19
52,50 5.
Menggunakan satu kata kunci untuk setiap garis
22 18
55,00 Keterangan : 1. ada, 2. tidak
Penilaian kemampuan apresiasi sastra siswa harus memenuhi tiga ranah penilaian yaitu tingkat pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan. Untuk
mengetahui keberhasilan siswa belajar sastra ada empat tingkatn tes yang bersifat pengukuran yaitu: 1 tingkat informasi; 2 tingkat konsep; 3 tingkat perspektif;
dan 4 tingkat apresasi. Untuk mengetahui hasil tes tertulis unsur-unsur apresiasi puisi di akhir siklus I ini, dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.2. Hasil Tes Mengapresiasi Puisi Siklus I
No. Judul Puisi
Tingkat Aspek
yang Dinilai
Informasi Konsep
Perspektif Apresiasi
1. Gerimis Pagi Ini
20 20
20 20
Tercapai 50,00
50,00 50,00
50,00 Berdasarkan hasil tebel tersebut dapat dikatakan bahwa tingkat
kemampuan apresiasi siswa terhadap puisi baru mencapai 50,00. Ada peningkatan jumlah siswa yang memperoleh nilai diatas KKM 70,00 dari
sebelum dilaksanakannya tindakan hanya 17 siswa 42,50, setelah dilaksanakan tindakan siklus I menjadi 20 siswa 50,00 dari 40 siswa. Kenaikan baru
mencapai 7,50 3 siswa. Siswa yang mendapat nilai dibawah KKM masih cukup banyak yakni 20 siswa 50,00. Nilai rata-rata sebelum tindakan 60,25
dan setelah tindakan Siklus I baru mencapai 65,50. Angka tersebut masih berada dibawah KKM yang ditetapkan. Untuk lebih jelasnya perolehan hasil belajar
apresiasi puisi siklus I dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4. 3. Hasil Belajar Mengapresiasi Puisi Siswa Siklus I
NILAI NO.
NIS NAMA
Pratindakan Siklus I
1 14960
Ahkam Ronny 70
70 2
14961 Ahmad Firdaus
70 70
3 14962
Ainun Jariyah 60
65 4
14963 Ajeng Fajriani N.
70 75
5 14964
Andry Gojaya 55
65 6
14965 Anisa Fahrina A.
70 70
7 14966
Asep Nugraha 60
`70 8
14967 Bagus Baskoro K.
70 70
9 14968
Bima Baikuni 70
75 10
14969 Bryan Tri Gutama
50 60
11 14970
Dewi Hardiyanti 50
60 12
14971 Donny Setiawan
70 70
13 14972
Fenny Florencia A. 75
80 14
14973 Fesilia Isabela Dom
70 70
15 14974
Gama Aulia Arifin 55
60 16
14975 Grace Franita K.
70 70
17 14976
Halimatus Sadiyah 55
60 18
14977 Imanuel Maryo Somba
50 60
19 14978
Jerniah Umayya 70
70 20
14979 Julio Hadiyono
50 60
21 14980
Kartika Ayu Lestari 70
70 22
14981 Luluk Adilla R.
55 65
23 14982
M. Rizki Bachtiar 70
80 24
14983 Mira Rinienta Andiani
70 70
25 14984
Nazla Qonita 70
80 26
14985 Nenu Maria Ovi Sonia
50 50
27 14986
Nick Julio Siahaan 50
60 28
14987 Novy Prayogo
55 65
29 14988
Prasetyo Putra 70
70 30
14989 Rheza Giovanni
55 60
31 14990
Richard Simak 50
55 32
14991 Ridho Ulul Azmi
60 70
33 14992
Sansan Candra 65
70 34
14993 Sari Mayangningrum S.
45 50
35 14994
Tjeng Yogi Cenggoro 45
50 36
14995 Whenny
45 50
37 14996
Wilanda Ayu E. P. 50
60 38
14997 Yoas Pratama S.
50 50
39 14998
Yosephin Silvia K. P. 75
85 40
14999 Zelanio Olimpica H.
50 60
Rata-rata 60,25
65,50
Pratindakan: Mencapai nilai KKM 70 15 siswa, di atas KKM 2 siswa Siklus I: Mencapai nilai KKM 70 14 siswa, di atas KKM 6 siswa
Berdasarkan tabel di atas pada Siklus I ini ada peningkatan jumlah siswa yang memperoleh nilai diatas KKM 70,00 dari 17 siswa 42,50 menjadi 20
siswa 50,00 dari 40 siswa. Kenaikan baru mencapai 7,50. Siswa yang belum memenuhi nilai KKK 20 siswa 50,00. Nilai rata-rata sebelum pratindakan
60,25 dan setelah Siklus I baru mencapai 65,50. Angka tersebut masih berada dibawah KKM yang ditetapkan. Untuk lebih jelasnya nilai kemampuan apresiasi
puisi dan nilai ketuntasan belajar yang diperolehan pada siklus I dapat digambarkan dalam diagram berikut:
100
57.5 42.5