4.1.2 Tanah
Geologi kawsan TNGHS merupakan bagian dari deretan pegunungan Sumatera. Sebagian besar kawasan tersusun atas batuan vulkanik breksi, basaltik
dan lava andesit dari periode Pleistosin dan beberapa strata dictic dari periode Prepleiosin sekitar 10-20 juta tahun yang lalu. Berdasarkan peta tanah tinjau
Jawa Barat, jenis tanah di daerah ini terdiri atas asosiasi andosol coklat dan regosol coklat, asosiasi latosol coklat dan latosol coklat kekuningan, latosol coklat
kemerahan dan latosol coklat, asosiasi latosol coklat kemerahan dan laterit, komplek latosol coklat kemerahan dan lithosol, asosiasi latosol coklat dan regosol
kelabu LP Tanah, 1966. Bahkan Gunung Salak sampai saat ini masih berstatus gunung berapi gunung berapi strato type A dan tercatat terakhir meletus tahun
1938. Gunung Salak memiliki kawah yang masih aktif dan dikenal dengan nama Kawah Ratu Mirmanto at al. 2008.
4.1.3 Topografi
Kawasan TNGHS mempunyai ketinggian tempat berkisar 500-2.211 mdpl. Topografinya bergelombang, berbukit dan bergunung-gunung. Di sekitar kawasan
TNGHS terdapat bukit memanjang mulai dari Gunung Endut di sebelah barat melintas Gunung Kendeng di kawasan baduy kemudian perlahan menurun
sampai ke Gunung Honje dan semenanjung Ujung Kulon. Sedangkan di sebelah timur berhubungan dengan Gunung Gede Pangrango yang dipisahkan oleh Sungai
Citatih, Sungai Cisadane dan jalan Propinsi Ciawi-Sukabumi Mirmanto at al. 2008.
4.1.4 Iklim dan Curah Hujan
Menurut klasifikasi Schmidt dan Ferguson 1951 iklim di daerah kawasan TNGHS termasuk tipe A, dengan curah hujan tahunan sebesar 4.000 – 6.000 mm.
Rata-rata curah hujan bulanan selalu 100 mm, dengan bulan terkering + 200 mm pada Juni sampai Septermber dan terbasah +500 mm antara Oktober-
Maret, sehingga dapat digolongkan beriklim selalu basah Kartawinata, 1975 dengan kelembaban udara rata-rata 88. Suhu rata-rata bulanan 31,5
C dengan suhu terendah 19,7
C dan suhu tertinggi 31,8 C Mirmanto at al. 2008.
4.1.5 Flora