Mengambil Rumput Interaksi Masyarakat dengan Hutan

5.2.4 Mengambil Rumput

Balai Taman Nasional Gunung Halimun Salak BTNGHS telah melarang masyarakat mengambil rumput di dalam kawasan hutan. Akan tetapi pengambilan rumput untuk pakan ternak terus dilakukan oleh sebagian warga masyarakat, terlebih lagi tidak ada penerapan sanksi yang dilakukan oleh BTNGHS terhadap warga yang memasuki hutan hanya untuk mengambil rumput untuk ternak mereka. Binatang ternak penduduk Cipeuteuy yang memakan rumput dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7 Jumlah populasi ternak masyarakat Desa Cipeuteuy Jenis Ternak Jumlah Peternak Perkiraan Jumlah Populasi Sapi 1 30 Kuda 1 30 Domba 310 1554 Kambing 15 175 Sumber: Profil DesaKelurahan Desa Cipeuteuy 2008 Pada Tabel 7 dapat dilihat bahwa jumlah populasi ternak yang membutuhkan rumput untuk pakan mencapai 1.789 ekor. Jika pengambilan rumput di dalam kawasan hutan dilakukan terus menerus tanpa memperhatikan aspek konservasi, maka dalam jangka panjang akan menyebabkan degradasi lahan yang mengakibatkan kerusakan kawasan hutan. Masyarakat mengambil rumput pada pagi atau sore di setiap harinya. Alat yang digunakan pada umunya adalah sabit dan parang. Tidak ada ritual tertentu dalam proses mengambil rumput karena hal tersebut dianggap kegiatan yang biasa oleh masyarakat setempat. Saat ini kegiatan mengambil rumput dilakukan oleh siapa saja baik itu laki-laki maupun perempuan, anak kecil atau orang tua. Sebagian warga masyarakat menggunakan kendaraan bermotor atau sepeda saat mengangkut rumput untuk dibawa pulang, karena sebagian besar masyarakat sudah memiliki kendaraan bermotor. Motor menjadi sangat penting untuk masyarakat karena jarangnya angkutan umum yang lewat, terlebih beberapa jalan tidak bisa dilewati mobil atau angkutan umum dan hanya bisa dilalui oleh kendaran bermotor. Sebagian warga berjalan kaki dalam mengangkut rumput dengan memikul rumput yang telah diikat di atas punggung. Biasanya, mereka mengambil rumput sebanyak satu atau dua ikat dalam setiap kali mengambil rumput. Hal itu didasarkan pada kebutuhan pakan ternak mereka untuk satu atau dua hari. Gambar 6 Kegiatan mengambil rumput oleh masyarakat

5.3 Peran Pengetahuan Lokal dalam Pengelolaan Taman Nasional

Dokumen yang terkait

Jenis Sumberdaya Taman Nasional Gunung Halimun yang Dimanfaatkan oleh Masyarakat Desa Kiasari Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor Jawa Barat

0 15 76

Implikasi Modal Sosial Masyarakat Terhadap Pengelolaan Taman Nasional (Studi Kasus Taman Nasional Gunung Halimun Salak

3 59 247

Relasi Geder dalam Pemilikan dan Penguasaan Sumberdaya Agraria (Kasus Desa Cipeuteuy, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat)

0 16 375

Implementasi manajemen kolaboratif dalam pengelolaan ekowisata berbasis masyarakat: studi kasus kampung citalahab Sentral-Cikaniki, Taman Nasional Gunung Halimun Salak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat

4 28 83

Strategi Komunikasi Pemasaran kawasan ekowisata berbasis masyarakat (kasus: Taman Nasional Gunung Halimun Salak)

2 19 310

Analisis Dampak Perluasan Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Kasepuhan Sinar Resmi (Studi Kasus di Desa Sirna Resmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat)

2 18 275

Perubahan Pola Interaksi Masyarakat Dengan Hutan di Desa Cipeuteuy, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat

1 11 167

Analisis Kelembagaan Masyarakat Adat Kasepuhan Dalam Pemanfaatan Sumberdaya Hutan (Studi Kasus Masyarakat Adat Kasepuhan Cibedug Taman Nasional Gunung Halimun-Salak)

4 23 250

Kajian Pemanfaatan Sumberdaya Hutan di Taman Nasional Gunung Halimun Salak oleh Masyarakat Sekitar

0 11 46

Persepsi Masyarakat Tentang Layanan Ekosistem Taman Nasional Gunung Halimun Salak.

0 1 36