Pengertian keterampilan Bertanya Dasar

B. Pengertian keterampilan Bertanya Dasar

Secara etimologis keterampilan bertanya dapat dilihat maknanya dari dua suku kata yaitu “terampil dan tanya”. Menurut kamus besar Bahasa

Indonesia “Bertanya” berasal dari kata “tanya” yang berarti antara lain permintaan keterangan. Sedangkan kata “terampil” memiliki arti “cakap dalam menyelesaikan tugas atau mampu dan cekatan”. Berdasarkan pada arti secara etimologis tersebut, maka secara sedarhana keterampilan bertanya dapat dirumuskan sebagai ”kecakapan atau kemampuan seseorang dalam mengajukan pertanyaan untuk meminta keterangan atau penjelasan dari orang lain, atau pihak yang menjadi lawan bicara”.

Dari pengertian tersebut ada dua hal penting yang dapat dijadikan dasar atau alasan pentingnya belajar dan berlatih mengasah kemampuan mengembangkan pertanyaan dalam proses pembelajaran, yaitu:

1. Cakap mengajukan pertanyaan; yaitu terampil dan cekatan membuat pertanyaan yang didasarkan pada pemahaman teori dan pengalaman praktis, sehingga dengan keterampilannya tersebut memungkinkan yang ditanya berpikir, mengungkapkan kemampuan terbaiknya untuk menjawab pertanyaan tersebut.

2. Meminta keterangan atau penjelasan; yaitu jawaban atas pertanyaan yang diajukan. Seseorang yang ditanya akan berusaha memberikan penjelasan

276 | Pembelajaran Micro Teaching

Keterampilan Dasar Mengajar 2 atau keterangan yang sebenar-benarnya, tergantung pada jenis, bentuk dan

kualitas pertanyaan yang diterimanya. Berdasarkan pada dua karakteristik tersebut di atas, maka mengajukan

pertanyaan dalam proses pembelajaran yaitu untuk menggugah belajar bagi siswa. Adapun kualitas respon atau jawaban yang disampaikan siswa, memiliki keterkaitan dengan jenis, bentuk dan kualitas dari pertanyaannya itu sendiri. Seseorang yang memiliki keterampilan mengembangkan pertanyaan yang berkualitas, maka akan dapat menggali wawasan dan pengetahuan serta kemampuan berpikir pihak yang ditanya. Pertanyaan adalah alat untuk mendapatkan jawaban atau respon dari pihak yang ditanya. Dengan demikian untuk mendapatkan respon yang baik, kuncinya adalah pertanyaan yang diajukan harus baik pula, yaitu membuat orang yang ditanya memiliki kemauan yang kuat untuk berpikir dan memberikan jawaban (respon) yang baik.

Kegiatan bertanya dalam proses pembelajaran dimaksudkan untuk mendorong siswa belajar. Indikator dari belajar yaitu perubahan perilaku yang menyeluruh (pengetahuan, sikap, keterampilan) pada siswa secara permenen. Dalam buku Contextual Teaching & Learning, yang mengutip dari bukunya Zais, belajar (learning) yaitu ”

A relatively permanent change in response potentiality which occurs as a result of reinforced practice” (2007).

Dari pengertian belajar (learning) yang dikemukakan di atas, ada dua hal penting yang harus digaris bawah, yaitu:

1. perubahan perilaku yang bersifat relatif permanen; yaitu perubahan perilaku dari hasil belajar harus cukup kuat tersimpan dalam diri setiap siswa.

2. hasil dari merespon atau kegiatan yang bersifat praktis; yaitu perubahan perilaku yang merupakan hasil belajar adalah dari hasil merspon terhadap stamulus atau rangsangan yang diterimanya.

Perubahan perilaku yang menjadi indikator dari belajar meliputi perubahan seluruh aspek yang cukup rumit (pengetahuan, sikap, dan keterampilan). Adapun perubahan tersebut dituntut cukup kuat, melakat, dan tahan lama. Tentu saja untuk memperoleh hasil belajar yang demikian harus melalui suatu proses yang baik, antara lain yaitu melalui kemempuan guru mengelola keterampilan

bertanya secara baik dan berkualitas. Melalui kebiasaan mengelola pertanyaan secara profesional sangat dimungkinkan siswa dapat belajar, mengolah materi

atau informasi pembelajaran secara maksimal, sehingga akan membuahkan hasil pembelajaran yang maksimal pula (tahan lama).

Untuk mengelola proses pembelajaran melalui ketarampilan bertanya, apakah pertanyaan yang diajukan selalu harus dalam kalimat tanya, seperti “siapakah presiden RI yang ke empat ?”. Sementara kalimat dalam bentuk suruhan atau pernyataan yang mengharapkan respon dari siswa, seperti “coba jelaskan

Pembelajaran Micro Teaching | 277

Modul 7 bagaimana pendapatmu jika sampah tidak dibuang ke tempatnya”, apakah

tidak termasuk kedalam pertanyaan. Menurut John I. Bolla, dalam proses pembelajaran ”setiap pertanyaan baik

berupa kalimat tanya atau suruhan yang menuntut respon siswa sehingga siswa memperoleh pengetahuan dan meningkatkan kemampuan berpikir, dimasukkan dalam pertanyaan”. Pendapat serupa dikemukakan G.A Brown dan R. Edmonson dalam Siti Julaeha, pertanyaan adalah “segala pernyataan yang menginginkan tanggapan verbal (lisan)”.

Merujuk pada dua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pertanyaan yang diajukan tidak selalu dalam rumusan kalimat tanya, melainkan dalam bentuk

suruhan atau pernyataan, selama itu dimaksudkan adanya respon dari siswa, dikategorikan sebagai pertanyaan.

1. kalimat tanya; yaitu kalimat yang memuat pertanyaan yang menuntut respon dari siswa atau pihak yang ditanya. Misalnya; apa yang dimaksud dengan hukum ”wajib” secara syar’i.

2. kalimat suruhan atau pernyataan; yaitu kalimat suruhan atau menyuruh pada siswa, dan yang menerima suruhan harus merespon atau melakukan aktvitas, sesuai dengan bunyi atau bentuk suruhannya. Misalnya, coba buat

satu kalimat yang memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan keterangan. Dalam perkembangannya keterampilan bertanya diklasifikasikan kedalam dua

jenis, yaitu: 1) keterampilan bertanya dasar dan, 2) keterampilan bertanya lanjut. Adapun yang akan dibahas lebih lanjut alam kegiatan belajar dua ini, yaitu keterampilan bertanya dasar, sedangkan keterampilan bertanya lanjut akan dibahas dalam kegiatan belajar tiga dalam bahan belajar mandiri (modul ini juga).