a. Kepemimpinan
direktif directive
leadership, yaitu
pemimpin memberikan perintah dan bawahan tahu apa yang diharapkan dari mereka.
b. Kepemimpinan suportif supportive leadership, yaitu pemimpin yang
selalu bersedia sebagai teman, mudah didekati dan menunjukkan diri sebagai orang sejati bagi bawahan.
c. Kepemimpinan partisipatif participative leadership, yaitu pemimpin
meminta dan mempergunakan saran-saran dari bawahan. Namun masih membuat keputusan.
d. Kepemimpinan berorientasi prestasi achievement oriented leadership,
yaitu pemimpin mengajukan tantangan-tantangan dengan tujuan yang menarik bagi bawahan, merangsang bawahan untuk mencapai tujuan dan
melaksanakannya dengan baik Sulaiman, 2011.
2.1.5 Pendekatan dalam Kepemimpinan
Menurut Rivai 2008, untuk lebih memahami pengertian kepemimpinan yang beragam, perlu digunakan beberapa pendekatan untuk lebih mudah dalam
memahaminya. Pendekatan tersebut antara lain: 1.
Pendekatan Sifat pada Kepemimpinan Keberhasilan kepemimpinan organisasi memiliki empat sifat umum, yaitu:
a. Kecerdasan; pada umumnya pemimpin mempunyai tingkat kecerdasan
yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang dipimpin. b.
Kedewasaan; Pemimpin cenderung menjadi matang dan mempunyai emosi yang stabil serta perhatian yang luas terhadap aktivitas-aktivitas sosial.
Universitas Sumatera Utara
c. Motivasi diri dan dorongan berprestasi; pemimpin cenderung mempunyai
motivasi yang kuat untuk berprestasi. d.
Sikap hubungan kemanusiaan; pemimpin yang berhasilmau mengakui harga diri dan kehormatan bawahan.
2. Pendekatan Tingkah Laku pada Kepemimpinan
Dalam pendekatan tingkah laku, para ahli menyebutkan ada dua aspek utama dalam kepemimpinan yaitu fungsi kepemimpinan dan gaya kepemimpinan.
3. Pendekatan Kontingensi dalam Kepemimpinan
Pendekatan Kontingensi disebut juga pendekatan situasional, sebagai teknik manajemen yang paling baik dalam memberikan kontribusi untuk pencapaian
sasaran organisasi. Ada beberapa pandangan kepemimpinan situasional menurut para ahli, diantaranya yaitu:
a. Teori yang dikembangkan oleh Hersey dan Blanchard; menguraikan
bagaimana pemimpin harus menyesuaikan gaya kepemimpinan mereka sebagai respon pada keinginan untuk berhasil dalam pekerjaannya,
pengalaman kemampuan dan kemauan bawahan mereka yang terus berubah.
b. Teori yang dikembangkan oleh Fiedler; mengemukakan bahwa cukup
sulit bagi seorang manajer untuk mengubah gaya manajemennya dan menyesuaikan diri dengan lingkungan dan budaya organisasinya, seorang
manajer cenderung tidak fleksibel dan mengubah gaya manajerial tidak efisien dan tidak ada gunanya. Karena tidak ada satu gaya yang cocok
Universitas Sumatera Utara
untuk segala situasi maka Fiedler menyatakan untuk mengubah lingkungan organisasi tersebut agar cocok dengan manajer.
c. Teori yang dikembangkan oleh Martin G. Evans dan RJ. House;
mengemukakan bahwa manajer yang berorientasi pada karyawan akan menawarkan tidak hanya gaji yang tinggi dan promosi, tetapi juga
dukungan, dorongan rasa aman dan rasa hormat. Teori ini menyatakan bahwa gaya kepemimpinan yang efektif dalam memotivasi karyawan
adalah tergantung pada imbalan yang paling mereka inginkan. 4.
Pendekatan Tingkah laku dari Kouzes-Posner: Keterlibatan Dinamis Kouzes-Posner mengatakan beberapa kebiasaan dan tingkah laku pemimpin
yaitu: a.
Menentang proses untuk mencari kesempatan dan percobaan mengambil resiko.
b. Memberi inspirasi visi bersama untuk menggambarkan masa depan dan
membantu orang lain. c.
Memungkinkan orang lain bertindak untuk mempererat kerja sama dan memperkuat orang lain.
d. Membuat model pemecahan melalui contoh untuk merencanakan
keberhasilan. e.
Memberi semangat melalui pengakuan kontribusi individu dan merayakan prestasi kerja.
Universitas Sumatera Utara
2.2 Motivasi Kerja 2.2.1 Pengertian motivasi