1. Persepsi sosial social perception
Persepsi sosial adalah kecakapan dalam melihat dan memahami perasaan, sikap dan kebutuhan anggota kelompok.
2. Kemampuan berpikir abstrak ability in abstract thinking
Kemampuan berabstraksi yang sebenarnya merupakan salah satu segi dari struktur inteligensi, dibutuhkan oleh seorang pemimpin untuk menafsirkan
kecenderungan-kecenderungan kegiatan di dalam kelompok dan keadaan umum diluar kelompok dalam hubungannya dengan tujuan kelompok.
3. Keseimbangan emosional emotional stability
Seorang pemimpin lebih banyak memiliki alam perasaan yang seimbang daripada mereka yang bukan pemimpin. Pada diri seorang pemimpin harus
terdapat suatu kematangan emosional yang berdasarkan kesadaran yang mendalam akan kebutuhan-kebutuhan, keinginan-keinginan, cita-cita dan
alam perasaan, serta pengintegrasian semuanya itu ke dalam suatu kepribadian yang harmonis Effendi,1992.
2.1.2 Fungsi Kepemimpinan
Menurut Kartono 1998, fungsi kepemimpinan adalah memandu, menuntun, membimbing, memberi atau membangunkan motivasi-motivasi kerja,
mengemudikan organisasi, menjalin jaringan-jaringan komunikasi yang baik; memberikan supervisi pengawasan yang efisien, dan membawa para pengikutnya
kepada sasaran yang ingin dituju, sesuai dengan ketentuan waktu dan perencanaan.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Rivai 2008, fungsi pokok kepemimpinan secara operasional dapat dibedakan menjadi lima fungsi pokok, yaitu:
1. Fungsi Instruktif
Pemimpin sebagai pihak komunikator menentukan apa, bagaimana, dan dimana perintah itu dikerjakan agar keputusan dapat dikerjakan secara efektif
yang bersifat komunikasi satu arah. 2.
Fungsi Konsultatif Fungsi konsultatif dimaksudkan untuk untuk memperoleh masukan berupa
umpan balik untuk memperbaiki dan menyempurnakan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan dan dilaksanakan. Fungsi ini bersifat komunikasi dua
arah. Hal ini dimaksudkan agar keputusan pimpinan mendapat dukungan dan lebih mudah menginstruksikannya sehingga kepemimpinan berlangsung
efektif. 3.
Fungsi Partisipasi Dalam pelaksanaan fungsi ini pemimpin berusaha mengaktifkan orang-orang
yang dipimpinnya baik dalam kepesertaan mengambil keputusan maupun dalam pelaksanaannya.
4. Fungsi Delegasi
Fungsi ini dilaksanakan dengan memberikan pelimpahan wewenang membuat keputusan, baik melalui persetujuan maupun tanpa persetujuan dari
pemimpin. Fungsi ini pada dasarnya adalah kepercayaan.
Universitas Sumatera Utara
5. Fungsi Pengendalian
Fungsi pengendalian dapat diwujudkan melalui kegiatan bimbingan, pengarahan, koordinasi, dan pengawasan.
2.1.3 Peranan Kepemimpinan
Menurut Siagian 2009, peranan kepemimpinan dalam suatu organisasi dapat dikategorikan menjadi tiga bentuk, yaitu:
1. Peranan yang Bersifat Interpersonal
Peran interpersonal menampakkan diri dalam tiga bentuk yaitu: a.
Selaku simbol keberadaan organisasi yang peranannya dimainkan dalam berbagai kegiatan yang sifatnya legal dan seremonial.
b. Selaku pemimpin yang bertanggung jawab untuk memotivasi dan
memberikan arahan kepada para bawahan. c.
Peran selaku penghubung dimana seorang manajer harus mampu menciptakan jaringan yang luas dengan memberikan perhatian khusus
kepada mereka yang mampu berbuat sesuatu bagi organisasi dan juga berbagai pihak yang memiliki informasi yang diperlukan oleh organisasi.
2. Peranan yang Bersifat Informasional
Peran pemimpin yang bersifat informasional mengambil tiga bentuk,yaitu: a.
Peran pemantau arus informasi yang terjadi dari dan ke dalam organisasi. Peran memantau tidak sekedar mengetahui arus keluar masuknya
informasi, akan tetapi juga mampu mengambil langkah-langkah agar informasi bermutulah yang diterima.
Universitas Sumatera Utara
b. Peran sebagai pembagi atau diseminator informasi, peran ini menuntut
pemahaman yang mendalam tentang makna informasi yang diterimanya. c.
Peran sebagai juru bicara organisasi. 3.
Peran Pengambilan Keputusan Peran pengambilan keputusan terditi dari empat bentuk, yaitu:
a. Selaku entrepreneur, ialah peran yang dimainkan melalui pertemuan-
pertemuan untuk merumuskan dan menetapkan strategi pembuatan proyek. b.
Peredam gangguan, ialah kesediaan memikul tanggung jawab untuk mengambil tindakan korektif apabila organisasi menghadapi gangguan
serius yang apabila tidak ditangani akan berdampak negatif kepada organisasi.
c. Pembagi sumber dana dan daya.
d. Perunding bagi organisasi.
Semakin tinggi jabatan maka akan semakin banyak berinteraksi dengan pihak diluar organisasi.
Menurut Siagian 2003, Peranan seorang pemimpin tidak terbatas hanya pada koordinasi. Salah satu peranan kepemimpinan yang teramat penting dalam
proses pengelolaan suatu organisasi adalah mengintegrasikan berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh berbagai satuan kerja dalam organisasi demi
terjaminnya kesatuan gerak. Integrasi demikian hanya mungkin terwujud apabila pemimpin mampu menjalankan komunikasi yang efektif.
Menurut Siagian 2003, berkomunikasi berarti mengalihkan suatu pesan dari satu pihak kepada pihak lain. Proses komunikasi dapat dikatakan efektif
Universitas Sumatera Utara
apabila pesan yang ingin disampaikan oleh sumber pesan diterima dan diartikan oleh sasaran komunikasi dalam bentuk, jiwa dan semangat yang persis sama
seperti yang diinginkan dan dimaksudkan oleh sumber pesan tersebut. Selanjutnya menurut Siagian 2009, perananan kepemimpinan dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya antara lain: pengambilan keputusan, actuating atau penggerakan atau arahan, motivator, pimpinan, perencanaan dan
pengawasan. Ada beberapa sebab yang membuat orang bisa meraih kedudukan sebagai pemimpin, yaitu sebagai berikut;
1. Pemimpin diangkat karena memiliki sikap mental terkendali terpuji dan
sedikit menonjol dalam lingkungannya serta disepakati untuk dikaderkan oleh lingkungan itu sendiri, baik dari pihak atasan maupun dari pihak bawahan
serta dari pihak setingkat. 2.
Pemimpin diangkat karena tarikan dari atas saja tanpa mempedulikan partisipasi dari lingkungan.
3. Pemimpin yang diangkat karena berhasil menciptakan suatu prestasi atau
karya besar yang sangat berpengaruh bagi keberhasilan organisasi. 4.
Pemimpin yang diangkat hanya karena faktor usia dan masa kerja semata. 5.
Pemimpin yang dipilih dengan suara bulat dan diminta kesediannya untuk mengemukakan syarat-syarat yang menarik, seperti gaji yang besar, fasilitas
yang lengkap serta pemberian wewenang seperlunya. Menurut Notoatmodjo 2007, pengakuan berupa penghargaan pimpinan
organisasi terhadap karyawan merupakan dorongan semangat kerja. Dorongan semangat sangat mempengaruhi tinggi rendahnya motivasi kerja pegawai.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Hatmoko 2006, peranan dokter sebagai provider di puskesmas dikelompokkan menjadi:
1. Dokter Kepala Puskesmas Sebagai Seorang Dokter Tanggung jawab seorang dokter kepala puskesmas tidak hanya mengobati
orang sakit namun juga memelihara dan meningkatkan kesehatan dari masyarakat di dalam wilayah kerjanya. Disamping itu dokter berfungsi juga sebagai seorang
pemimpin dan seorang manajer. Oleh karenanya dalam kegiatan pemeriksaan dan pengobatan penderita sehari-hari pada waktu tertentu, dimana dokter Puskesmas
sedang melakukan
tugas-tugas manajemen
puskesmas dan
tugas kemasyarakatannya, dokter dapat mendelegasikan wewenangnya kepada seorang
perawat dan seorang Bidan. 2. Dokter Kepala Puskesmas Sebagai Seorang Manajer
a. Organisasi dan tatalaksana Puskesmas mempunyai wilayah satu kecamatan atau sebagian dari
kecamatan yang langsung bertanggung jawab dalam bidang teknis kesehatan
maupun administratif
kepada kepala
dinas kesehatan
kabupatenkota. Jenis dan jumlah tenaga Puskesmas yang sebenarnya tidak perlu sama untuk tiap puskesmas, tetapi disesuaikan dengan jumlah
penduduk dan luas daerah yang dicakup serta keadaan geografis dan sarana transportasi di wilayah kerjanya.
b. Bimbingan teknis dan supervisi Selain pertemuan berkala dengan staf puskesmas yang dilakukan di
puskesmas, kepala puskesmas perlu juga datang untuk melihat dan memberi
Universitas Sumatera Utara
bimbingan kepada staf Puskesmas secara berkala di tempat mereka bekerja di puskesmas, puskesmas perawatan, puskesmas pembantu, di lapangan
maupun di rumah penduduk dalam rangka kunjungan rumah. Hal ini penting sekali dilakukan secara teratur untuk memelihara disiplin kerja staf
Puskesmas dalam melaksanakan tugas. c. Hubungan kerja antar instansi tingat Kecamatan
Camat meerupakan koordinator dari semua instansi dinas di tingkat kecamatan, Kepala puskesmas bertanggung jawab secara teknis kesehatan
dan administratif kepada Kepala Dinas Kesehatan KabupatenKota. Hubungan dengan camat adalah hubungan koordinasi, namun demikian
tanggung jawab secara moril dokter kepala puskesmas terhadap camat tetap ada.
d. Dokter Puskesmas sebagai penggerak pembangunan di wilayah kerjanya Disamping hubungan langsung antara dokter kepala puskesmas dan staf
dengan anggota masyarakat sebagai pengunjung puskesmas dalam rangka pemeriksaan, pengobatan dan penyuluhan kesehatan, perlu pula dilakukan
hubungan kerja sama dengan masyarakat dalam rangka membantu masyarakat agar dapat menolong diri mereka sendiri dalam bidang
kesehatan. Khususnya dengan pemuka masyarakat dalam rangka memperbaiki nasib mereka, baik dalam ruang lingkup kesehatan maupun
dalam hal-hal yang berhubungan dengan kesehatan sesuai kebutuhan masyarakat. Dokter Kepala Puskesmas beserta segenap staf bekerja sama
dengan instansi-instansi terkait, perlu memberi bimbingan kepada
Universitas Sumatera Utara
masyarakat untuk mengenal masalahnya dan menentukan prioritas masalah yang perlu ditanggulangi sesuai kemampuan swadaya mereka sendiri.
Menurut Effendi 1992, dalam melaksanakan fungsinya sebagai pemimpin berbagai peranan dipegang olehnya , antara lain sebagai:
1. Pemimpin eksekutif executive leader
Fungsinya adalah “menerjemahkan” kebijaksanaan menjadi suatu kegiatan. Dia mempin dan mengawasi tingkah laku orang-orang yang menjadi
bawahannya serta membuat keputusan dan memerintahkannya untuk dilaksanakan.
2. Pemimpin sebagai penengah
Dalam masyarakat modern tanggung jawab keadilan terletak ditangan para pemimpin dengan keahliannya yang khas yang ditunjuk secara khusus dan
disebut sebagai pengadilan. 3.
Pemimpin sebagai penganjur Penganjur adalah jenis pemimpin yang memberi inspirasi kepada orang lain.
Pemimpin berfungsi sebagai propagandis, sebagai juru bicara, atau sebagai “pengarah opini”mobilizer of opinion yang biasanya bergerak dalam bidang
komunikasi atau publistik yang perlu menguasai ilmu komunikasi. 4.
Pemimpin sebagai ahli Pemimpin disebut sebagai ahli jika dia lebih terpelajar dari orang-orang
lainnya. Kepemimpinannya hanya berdasarkan fakta, dan hanya pada bidang dimana terdapat fakta. Termasuk dalam kategori ini adalah guru, dosen,
Universitas Sumatera Utara
dokter dan sebagainya. Alasan bagi eksistensinya adalah, bahwa “ia tahu dan orang l
ain tidak tahu” dan ia mempunyai wewenang. 5.
Pemimpin sebagai diskusi Pemimpin diskusi adalah pemimpin yang memenuhi kepemimpinan
demokratis. Diskusi yang bebas adalah satu-satunya proses dimana kelompok secara keseluruhan ikut berperan dan dimana semua anggota kelompok sama-
sama diwakili dalam membuat suatu keputusan. Melalui diskusi pemimpin dapat menampilkan bakat-bakat kreatif dari anggota-anggota kelompok,
membantu mereka memecahkan persoalan dan mencapai keputusan yang mereka buat.
2.1.4 Teori Kepemimpinan