Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja

b. Dorongan Dorongan merupakan usaha pemenuhan kebutuhan secara terarah, berorientasi pada tindakan tertentu yang secara sadar dilakukan oleh seseorang. Dorongan dapat bersumber dari dalam diri seseorang dan dapat pula bersumber dari luar diri orang tersebut. Dorongan yang berorientasi pada tindakan itulah yang sesungguhnya menjadi inti motivasi sebab apabila tidak ada tindakan, situasi ketidakseimbangan yang dihadapi oleh seseorang tidak akan pernah teratasi. c. Tujuan Tujuan adalah segala sesuatu yang menghilangkan kebutuhan dan mengurangi dorongan. Dengan perkataan lain, mencapai tujuan berarti mengembalikan keseimbangan dalam diri seseorang, baik bersifat fisiologis maupun yang bersifat psikologis. Berarti tercapainya tujuan akan mengurangi atau menghilangkan dorongan tertentu untuk berbuat sesuatu.

2.2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja

Menurut Siagian 1992, ditinjau dari segi perilaku orang berorganisasi maka ada beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi kerja, yaitu; 1. Kondisi kerja yang baik. Kondisi kerja yang baik menyangkut segi fisik dari lingkungan kerja, yakni; bangunan yang aman, ruangan kerja yang nyaman, ventilasi yang cukup, tersedia peralatan kerja yang memadai, tersedia tempat istirahat dan tempat beribadah. Universitas Sumatera Utara 2. Perasaan diikutsertakan Keikutsertaan merupakan hal yang amat penting dalam rangka menumbuhkan rasa tanggung jawab yang semakin besar dalam pelaksanaan tugas. 3. Cara pendisplinan yang manusiawi Anggota organisasi yang tidak berhasil melaksanakan tugas kewajiban dengan baik akan dikenakan tindakan disiplin. Akan tetapi mereka mengharapkan pengambilan tindakan disiplin dilakukan secara manusiawi dalam arti, antara lain: a. Dilakukan secara obyektif dalam arti jelas ditunjukkan kesalahan yang telah diperbuat atau perbuatan yang melanggar ketentuan-ketentuan yang berlaku. b. Hukuman yang dikenakan setimpal dengan kesalahan yang diperbuat. c. Teknik pendisplinan tidak merendahkan martabat seseorang dimata koleganya. d. Tindakan disiplin yang bersifat mendidik, dan e. Tindakan disiplin yang tidak dilakukan secara emosional. 4. Pemberian penghargaan atas pelaksanaan tugas dengan baik Pemberian penghargaan dapat meningkatkan semangat bagi anggota organisasi atas kinerja yang diberikannya. 5. Kesetiaan pimpinan kepada para karyawan Dalam menunjukkan kesetiaan seorang pimpinan kepada bawahannya dapat dilakukan dengan cara: a. Menjenguk apabila bawahan menderita sakit Universitas Sumatera Utara b. Menghadiri upacara penting dalam keluarga karyawan c. Membela bawahan terhadap pihak lain, meskipun secara intern bawahan mendapat teguran. 6. Promosi dan perkembangan bersama organisasi Memberikan gambaran yang jelas kepada para anggota organisasi tentang jenjang karier yang dapat dinaiki oleh para karyawan tersebut apabila mereka mampu membuktikan prestasi kerja yang memuaskan adalah pemicu semangat dan kemauan anggota organisasi dalam bekerja. 7. Pengertian yang simpatik terhadap masalah-masalah pribadi bawahan Apabila anggota organisasi mengalami masalah yang rumit dalam kehidupan pribadinya maka akan berdampak juga terhadap kehidupan organisasionalnya. Oleh karena itu, peran pemimpin yang mau mendengar dan bersimpatik atas masalah anggota organisasinya membuat mereka merasa menjadi anggota keluarga besar organisasi tersebut. 8. Keamanan pekerjaan Terjaminnya seseorang memperoleh pekerjaan dan jabatan dalam organisasi selama ia melaksanakan tugasnya dengan baik dengan prestasi kerja yang memuaskan. 9. Tugas pekerjaan yang sifatnya menarik Setiap orang ingin agar daya kreatifitasnya didorong untuk terus berkembang dan pengetahuan serta ketrampilannya diberikan kesempatan untuk terus meningakat. Universitas Sumatera Utara Dengan faktor-faktor motivasional demikian, perilaku para anggota organisasi akan menjadi perilaku yang mendorong tercapainya bukan hanya tujuan-tujuan pribadi dari para anggota yang bersangkutan, akan tetapi juga tujuan organisasi sebagai keseluruhan. Menurut Winardi 1992, motivasi seseorang sangat dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu: 1. Faktor Internal faktor yang berasal dari dalam diri individu, terdiri atas: a. Persepsi individu mengenai diri sendiri; seseorang termotivasi atau tidak untuk melakukan sesuatu banyak tergantung pada proses kognitif berupa persepsi. Persepsi seseorang tentang dirinya sendiri akan mendorong dan mengarahkan perilaku seseorang untuk bertindak; b. Harga diri dan prestasi; faktor ini mendorong atau mengarahkan inidvidu memotivasi untuk berusaha agar menjadi pribadi yang mandiri, kuat, dan memperoleh kebebasan serta mendapatkan status tertentu dalam lingkungan masyarakat; serta dapat mendorong individu untuk berprestasi; c. Harapan; adanya harapan-harapan akan masa depan. Harapan ini merupakan informasi objektif dari lingkungan yang mempengaruhi sikap dan perasaan subjektif seseorang. Harapan merupakan tujuan dari perilaku. d. Kebutuhan; manusia dimotivasi oleh kebutuhan untuk menjadikan dirinya sendiri yang berfungsi secara penuh, sehingga mampu meraih potensinya secara total. Kebutuhan akan mendorong dan mengarahkan seseorang untuk mencari atau menghindari, mengarahkan dan memberi respon terhadap tekanan yang dialaminya. Universitas Sumatera Utara e. Kepuasan kerja; lebih merupakan suatu dorongan afektif yang muncul dalam diri individu untuk mencapai goal atau tujuan yang diinginkan dari suatu perilaku. 2 Faktor Eksternal; faktor yang berasal dari luar diri individu, terdiri atas: a. Jenis dan sifat pekerjaan; dorongan untuk bekerja pada jenis dan sifat pekerjaan tertentu sesuai dengan objek pekerjaan yang tersedia akan mengarahkan individu untuk menentukan sikap atau pilihan pekerjaan yang akan ditekuni. Kondisi ini juga dapat dipengartuhi oleh sejauh mana nilai imbalan yang dimiliki oleh objek pekerjaan dimaksud; b. Kelompok kerja dimana individu bergabung; kelompok kerja atau organisasi tempat dimana individu bergabung dapat mendorong atau mengarahkan perilaku individu dalam mencapai suatu tujuan perilaku tertentu; peranan kelompok atau organisasi ini dapat membantu individu mendapatkan kebutuhan akan nilai-nilai kebenaran, kejujuran, kebajikan serta dapat memberikan arti bagi individu sehubungan dengan kiprahnya dalam kehidupan sosial. c. Situasi lingkungan pada umumnya; setiap individu terdorong untuk berhubungan dengan rasa mampunya dalam melakukan interaksi secara efektif dengan lingkungannya; d. Sistem imbalan yang diterima; imbalan merupakan karakteristik atau kualitas dari objek pemuas yang dibutuhkan oleh seseorang yang dapat mempengaruhi motivasi atau dapat mengubah arah tingkah laku dari satu objek ke objek lain yang mempunyai nilai imbalan yang lebih besar. Universitas Sumatera Utara Sistem pemberian imbalan dapat mendorong individu untuk berperilaku dalam mencapai tujuan; perilaku dipandang sebagai tujuan, sehingga ketika tujuan tercapai maka akan timbul imbalan. 2.3 Puskesmas 2.3.1 Pengertian Puskesmas