BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis pada lingkungan internal dan eksternal, matriks IFAS dan matriks EFAS, Diagram Cartesius Analisis SWOT, dan Matriks SWOT maka dapat
diambil kesimpulan untuk menjawab rumusan masalah pada penelitian ini, yaitu : 1.
Berdasarkan analisis pada lingkungan internal dan lingkungan eksternal pada PT. Roma Asi Jaya, maka dapat diketahui faktor-faktor internal kekuatan dan
kelemahan serta faktor-faktor eksternal peluang dan ancaman, diantaranya : a
Faktor-faktor internal yang menjadi kekuatan pada PT. Roma Asi Jaya adalah 1 Lokasi kantor pemasaran 2 Kualitas produk 3 Saluran distribusi 4
Kualitas Sumber Daya Manusia SDM 5 Pelayananservice kepada pelanggan. Sedangkan faktor-faktor internal yang menjadi kelemahan adalah 1
Kurangnya diversifikasi produk 2 Promosi yang masih pasif. b
Faktor-faktor eksternal yang menjadi peluang pada PT. Roma Asi Jaya adalah 1 Potensi pasar yang luas 2 Pertumbuhan penduduk Indonesia 3 Kebijakan
pemerintah 4 Budaya masyarakat 5 Kepercayaan dan hubungan dengan pelanggan. Sedangkan faktor-faktor eksternal yang menjadi ancaman adalah 1
Kondisi perekonomian Indonesia yang melemah 2 Adanya perusahaan pesaing.
Universitas Sumatera Utara
2. Berdasarkan Diagram Cartesius Analisis SWOT, PT. Roma Asi Jaya berada pada kuadran I, sehingga strategi yang tepat untuk diterapkan oleh PT. Roma Asi Jaya
adalah strategi yang mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif Growth oriented strategy. Strategi agresif dapat diterapkan melalui strategi intensif, yaitu
penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk. Berdasarkan Tabel Matriks SWOT, alternatif strategi pemasaran yang dapat diterapkan oleh PT.
Roma Asi Jaya adalah strategi SO, yaitu 1 Meningkatkan kuantitas produk 2 Memperluas jaringan distribusi dan pemasaran 3 Menjaga hubungan baik dengan
para pelanggan.
5.2 Saran Berdasarkan hasil penelitian ini, terdapat beberapa saran yang dapat dijadikan
sebagai masukan bagi PT. Roma Asi Jaya dalam menjalankan strategi pemasaran, yaitu:
1. Potensi pasar yang masih begitu luas hendaknya dapat dimanfaatkan perusahaan
dengan baik melalui penerapan strategi intensif, yaitu penetrasi pasar dengan usaha pemasaran yang lebih besar, pengembangan pasar ke wilayah baru seperti
wilayah di luar Sumatera Utara, serta pengembangan produk baru yang akan dipasarkan perusahaan.
2. Perusahaan harus segera memperbaiki kelemahan yang ada, seperti kurangnya
diversifikasi produk dan promosi yang masih pasif, serta dapat mengatasi ancaman berupa kondisi perekonomian saat ini yang melemah, dan adanya
kompetitor, agar perusahaan dapat terus bertahan dalam menjalankan usahanya.
Universitas Sumatera Utara
BAB II KERANGKA TEORI
2.1 Strategi 2.1.1 Pengertian Strategi
Strategi berasal dari kata dalam bahasa Yunani, strategia stratos = militer; dan ag = memimpin, strategi dapat diartikan sebagai suatu rencana untuk pembagian dan
penggunaan kekuatan dan material pada daerah-daerah tertentu untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam konteks bisnis, strategi menggambarkan arah bisnis yang mengikuti
lingkungan yang dipilih dan merupakan pedoman untuk mengalokasikan sumber daya dan usaha suatu organisasi,secara umum dapat diartikan sebagai rencana yang disusun
oleh perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan
.
Menurut Stoner, Freeman, dan Gilbert, Jr. 1995 dalam Tjiptono 2008:3, konsep strategi dapat didefinisikan berdasarkan dua prespektif yang berbeda, yaitu 1
dari prespektif mana suatu organisasi ingin lakukan intends to do, dan 2 dari prespektif apa yang akhirnya organisasi dilakukan eventually does.
Berdasarkan prespektif pertama, strategi dapat difenisikan sebagai program untuk menentukan dan mencapai tujuan organisasi dan mengimplementasikan misinya.
Maksudnya adalah bahwa para manajer memainkan peran yang aktif, sadar, dan rasional dalam merumuskan strategi organisasi. Dalam lingkungan yang turbulen dan
selalu mengalami perubahan, pandangan ini lebih banyak diterapkan. Sedangkan berdasarkan prespektif kedua, strategi didefinisikan sebagai pola
tanggapan atau respon organisasi terhadap lingkungannya sepanjang waktu. Setiap organisasi pasti memiliki strategi, meskipun strategi tersebut tidak pernah dirumuskan
secara eksplisit. Pandangan ini diterapkan bagi para manajer yang bersifat reaktif, yaitu
Universitas Sumatera Utara