Selisih Skor Kekuatan dengan Skor Pembahasan

masing-maing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 outstanding sampai dengan 1,0 poor. 5. Jumlahkan seluruh hasil perkalian dari bobot dan rating, dan letakkan pada sub total. Setelah mendapatkan sub total pada kekuatan dan kelemahan, maka selanjutnya dicari selisih diantara keduanya untuk kemudian angka tersebut diaplikasikan pada kuadran analisis SWOT. Tabel 3.1 Matriks Internal Factor Analysis Summary IFAS Faktor-faktor Strategis Internal Bobot Rating Bobot x Rating Kekuatan Strength Sub Total Kelemahan Weakness Sub Total Total

1.00 Selisih Skor Kekuatan dengan Skor

Kelemahan Sumber : Rangkuti 2009:25 Universitas Sumatera Utara 3. Matriks Eksternal Factor Analysis Summary EFAS Matriks EFAS digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor eksternal perusahaan. Berkaitan dengan peluang dan ancaman. Adapun tahap-tahap analisisnya adalah sebagai berikut: 1. Tentukan faktor-faktor yang menjadi peluang serta ancaman perusahaan dalam kolom 1. 2. Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1,0 paling penting sampai 0,0 tidak penting, berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategi perusahaan. Semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00. 3. Hitung rating dalam kolom 3 untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 outstanding sampai dengan 1 poor, berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Variabel yang bersifat positif semua variabel yang masuk kategori peluang diberi nilai mulai dari +1 sampai dengan +4 sangat baik. Sedangkan varibel yang bersifat negatif, kebalikannya. Contohnya, jika ancaman perusahaan besar sekali, maka nilainya adalah 1, sedangkan jika ancaman dibawah rata-rata, nilainya adalah 4. 4. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-maing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 outstanding sampai dengan 1,0 poor. 5. Jumlahkan seluruh hasil perkalian dari bobot dan rating, dan letakkan pada sub total. Setelah mendapatkan sub total pada peluang dan ancaman, maka selanjutnya Universitas Sumatera Utara dicari selisih diantara keduanya untuk kemudian angka tersebut diaplikasikan pada kuadran analisis SWOT. Tabel 3.2 Matriks External Factor Analysis Summary EFAS Faktor-faktor Strategis Eksternal Bobot Rating Bobot x Rating PeluangOpportunity Sub Total AncamanThreat Sub Total Total

1.00 Selisih Skor Peluang dengan Skor

Ancaman Sumber : Rangkuti 2009:24 4. Diagram Cartesius Analisis SWOT Setelah mendapatkan selisih skor dari kekuatan dengan kelemahan, dan peluang dengan ancaman, selanjutnya hasil dari selisih skor tersebut diaplikasikan ke Diagram Cartesius Analisis SWOT, agar diketahui berdasarkan skor tersebut, perusahaanorganisasi lebih cocok pada kuadran berapa. Diagram Cartesius Analisis SWOT dapat dilihat sebagai berikut. Universitas Sumatera Utara Gambar 3.1 Diagram Cartesius Analisis SWOT 5. 6. III Mendukung Strategi Turn-Around I Mendukung Strategi Agresif IV Mendukung Strategi Defensif II.Mendukung Strategi Diversifikasi Sumber : Rangkuti 2009:19 Dari Gambar 3.1 Diagram Cartesius Analisis SWOT, dapat diterangkan hal sebagai berikut : Kuadaran I : Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif Growth oriented strategy. Kuadran II : Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi produkpasar. Berbagai peluang Kekuatan Internal Kelemahan Internal Berbagai Ancaman Universitas Sumatera Utara Kuadran III : Perusahaan menghadapi peluang pasar yang besar, tetapi di lain pihak, ia menghadapi beberapa kendalakelemahan internal. Kondisi bisnis pada kuadaran 3 ini mirip dengan Question Mark pada BCG matrik. Fokus strategi perusahaan ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik. Kuadran IV : Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal. 5. Analisis Matriks SWOT Penyusunan strategi berdasarkan matriks SWOT disajikan pada tabel 3.3 Tabel 3.3 Matriks Analisis SWOT IFAS EFAS STRENGTH S Daftar semua kekuatan yang dimiliki. WEAKNESS W Daftar semua kelemahan yang dimiliki. OPPORTUNITIES O Daftar semua peluang yang dapat diidentifikasi. Strategi SO Gunakan semua kekuatan yang dimiliki untuk memanfaatkan peluang yang ada. Strategi WO Atasi semua kelemahan dengan memanfaatkan semua peluang yang ada. THREATS T Daftar semua ancaman yang dapat diidentifikasi. Strategi ST Gunakan semua kekuatan untuk menghindari semua ancaman. Strategi WT Tekan semua kelemahan dan cegah semua ancaman. Sumber : Kuncoro 2006 Universitas Sumatera Utara Tabel Matriks SWOT di atas dapat menghasilkan empat sel kemungkunan alternatif strategi, yaitu: 1. Strategi SO kekuatan dan peluang. Strategi ini dibuat berdasarkan kekuatan internal perusahaan untuk merebut dan memanfaatkan peluang yang ada. 2. Strategi ST kekuatan dan ancaman. Strategi ini dibuat berdasarkan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman yang akan terjadi. 3. Strategi WO kelemahan dan peluang. Strategi ini menitikberatkan pada pemanfaatan peluang guna meminimalkan kelemahan yang dimiliki perusahaan. 4. Strategi WT kelemahan dan ancaman. Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman. Universitas Sumatera Utara BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.1 Profil PT. Roma Asi Jaya

Perusahaan yang menjadi tempat penelitian penulis adalah PT. Roma Asi Jaya yang berlokasi di Jalan Panglima No. 10, Kelurahan Sei Kerah Hilir I, Kecamatan Medan Perjuangan. Perusahaan ini berdiri pada tahun 1998 dan sempat berhenti pada tahun 2002, dan beroperasi kembali pada tahun 2005 sampai saat ini. Perusahaan ini didirikan oleh Alm. H. Hutauruk, namun pada saat penelitian dilakukan, perusahaan ini sudah dikelola oleh Bapak Eko Paulus Hutauruk. Pada awal berdiri tepatnya pada tahun 1998, perusahaan ini merupakan distributor berbagai pupuk anorganik, pupuk organik, pestisida, alat-alat pertanian, dan pakan ikan. Namun pada saat penelitan ini dilakukan, perusahaan hanya sebagai produsen pupuk organik, yaitu pupuk organik Microplus. Jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar, khususnya wilayah Sumatera Utara akan berdampak pada kebutuhan pangan yang terus meningkat dan harus dipenuhi. Hal tersebut merupakan alasan utama perusahaan dalam menjalankan bisnisnya sebagai produsen pupuk yang merupakan salah satu input dalam kegitan pertanian. Selain itu, wilayah sekitar Kota Medan yang masih banyak dijadikan sebagai lahan pertanian merupakan peluang yang coba dimanfaatkan perusahaan dalam memasarkan produknya. Target utama perusahaan dalam kegiatan pemasaran adalah para petani dan industri perkebunan di wilayah Kab. Deli Serdang, Kab. Simalungun, Kab. Karo, dan Kab. Tobasa. Universitas Sumatera Utara Dalam menjalankan kegiatan operasional, perusahaan ini dibantu oleh delapan orang karyawan, yang dibagi menjadi dua bagian, yaitu karyawan produksi, dan distribusi. Karyawan produksi bertanggung jawab atas proses produksi dan kualitas produk perusahaan, sedangkan karyawan distribusi bertanggung jawab atas pendistribusian produk kepada konsumen maupun distributorperantara. Dalam proses pendistribusian produk, perusahaan melakukannya dengan distribusi langsung dan distribusi tidak langsung. Untuk wilayah Kab. Deli Serdang, biasanya perusahaan melakukan distribusi langsung kepada konsumen, tanpa melalui perantara. Namun untuk wilayah Kab. Simalungun, Kab. Karo, dan Kab. Tobasa, perusahaan melakukan distribusi tidak langsung, yaitu melalui distributorperantara sebelum sampai kepada konsumen. Harga pupuk organik Microplus yang dibebankan perusahaan kepada konsumen untuk distribusi langsung adalah Rp 8.500 per kilogram, namun pada distribusi tidak langsung, harga sudah ditentukan oleh distributorperantara kepada para konsumen. Untuk kantor pemasaran, perusahaan ini buka setiap hari mulai pukul 10.00 WIB, kecuali pada hari Minggu dan hari besar lainnya. Kantor pemasaran dan gudang yang bersebelahan dengan rumah pemilik perusahaan merupakan keuntungan tersendiri yang dapat mempermudah pemilik perusahaan dalam kegiatan pengawasancontrol kinerja para karyawan. Universitas Sumatera Utara

4.1.2 Struktur Organisasi

Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. Roma Asi Jaya Dari Gambar 4.1 Struktur Organisasi, dapat dijelaskan bahwa struktur organisasi tersebut merupakan struktur organisasi lini atau jalur. Struktur organisasi lini atau jalur ini diciptakan oleh Henry Fayol, bentuk organisasi ini merupakan bentuk yang paling sederhana dan paling tua dalam organisasi. Struktur organisasi lini ini tepat dipakai dalam organisasi kecil seperti usaha dagang, karena pemilik perusahaan berhubungan langsung dengan karyawan tanpa harus ada perantara. Pada saat pemilik perusahaan atasan dalam organisasi ini, ingin memberikan tugas kepada karyawan, maka pemilik perusahaan langsung saja memberikan tugas ataupun perintah kepada karyawan. Pemilik dan karyawan memiliki tugas yang berbeda, dimana pemilik berperan sebagai pimpinanatasan pada perusahaan ini. Tugas dari pemilik PT. Roma Asi Jaya adalah mengelolamemanage perusahaan, yang diuraikan sebagai berikut : 1. Melayani para konsumen yang bertujuan meminta informasi terkait dengan produk yang ditawarkan perusahaan. Pemilik PT. Roma Asi Jaya Karyawan PT. Roma Asi Jaya Universitas Sumatera Utara 2. Mengontrol keuangan perusahaan, seperti pembeliaan bahan-bahan produksi, dan biaya operasional lainnya. 3. Mengontrol kegiatan produksi dan distribusi yang dilakukan oleh karyawan. 4. Mengatur waktu bukaoperasi perusahaan. 5. Menjaga hubungan baik kepada setiap pelanggan. Karyawan perusahaan dibagi menjadi dua bagian, yaitu karyawan produksi dan karyawan distribusi. Adapun tugas dari karyawan produksi adalah sebagai berikut: 1. Membeli bahan-bahan yang dibutuhkan pada proses produksi. 2. Melakukan kegiatan produksi, dalam hal ini memproduksi pupuk organik yang dipasarkan perusahaan. 3. Bertanggung jawab atas kualitas pupuk yang dihasilkandiproduksi. Adapun tugas dari karyawan distribusi adalah sebagai berikut : 1. Mendistribusikan pupuk, baik kepada konsumen langsung ataupun kepada pengecer. 2. Menjaga nama baik perusahaan, dalam hal ini karyawan harus melakukan pendistribusian pupuk secara tepat waktu. Universitas Sumatera Utara

4.2. Penyajian Data

Berdasarkan pengamatan pada situasi sosial, studi dokumentasi, studi kepustakaan, dan wawancara yang telah dilakukan oleh penulis kepada para informan, maka penulis akan menyajikan beberapa data terkait dengan data informan, hasil wawancara, lingkungan eksternal dan internal perusahaan beserta identifikasinya untuk menemukan kekuatan, kelemahan, peluang, serta ancaman pada PT. Roma Asi Jaya.

4.2.1 Data Informan

Data beberapa informan yang menjadi sumber data primer pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.1 Tabel 4.1 Data Informan No. Nama Jenis Kelamin Pekerjaan Status 1. Eko. P Hutauruk Laki-laki Wiraswasta Pemilik perusahaan 2. Juliansyah Laki-laki Karywan Karyawan perusahaan 3. Joni Laki-laki Karywan Karyawan perusahaan 4. Zulkifli Laki-laki Karywan Karyawan perusahaan 5. Juli Sinaga. Laki-laki Karywan Karyawan perusahaan 6. Arif Siregar Laki-laki Pedagang Pelanggan 7. Dedek Permana Laki-laki Pedagang Pelanggan 8. Zulfikar Laki-laki Petani Pelanggan 9. Ramadhan Laki-laki Petani Pelanggan 10. Budi Gusnandar Laki-laki Petani Pelanggan 11. Dian Laki-laki Petani Pelanggan 12. M. Ridho. Laki-laki Petani Pelanggan Universitas Sumatera Utara

4.2.2 Hasil Wawancara

Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan penulis kepada para informan, maka diperoleh data primer yang selanjutnya akan diolah penulis guna tujuan penelitian, yaitu mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dimiliki perusahaan. Berikut adalah penjelesan ataupun kutipan wawancara yang dilakukan penulis kepada para informan : 1. Hasil wawancara kepada pemilik perusahaan Pada saat wawancara dengan pemilik perusahaan, penulis menanyakan hal-hal yang ada di dalam perusahaan, seperti produk, harga, promosi, distribusi, Sumber Daya Manusis SDM, dan tentang pelayanan kepada pelanggan. Penulis juga bertanya tentang aspek-aspek di luar perusahaan yang dapat mempengaruhi perusahaan, seperti potensi pasar, dan juga tentang para pesaing perusahaan. Bapak Eko Paulus Hutauruk selaku pemilik perusahaan menyatakan bahwa, “PT. Roma Asi Jaya memiliki beberapa keunggulan sebagai produsen pupuk organik, diantaranya adalah lokasi kantor pemasaran yang strategis mempermudah para pelanggan untuk menjangkaunya, di sisi lain kualitas pupuk yang dihasilkan perusahaan merupakan kualitas terbaik dan selama ini dapat dipertahankan, tanpa adanya penurunan kualitas. Promosi yang dilakukan perusahaan selama ini hanya melalui promosi dari mulut ke mulut, itu memang saya rasa masih cukup terbatas. Pelaksanaan proses distribusi perusahaan ini juga tidak pernah mengalami kendala, seperti masalah waktu ataupun yang lainnya. Kualitas Sumber Daya Manusia SDM juga selalu saya perhatikan, karena hal itu akan berdampak besar kepada kelangsungan usaha ini. Begitu juga dengan hal nya pelayanan kepada pelanggan, saya selalu memberikan pelayanan terbaik, mulai dari pemberian informasi tentang produk perusahaan ataupun informasi lain yang berkaitan dengan kegiatan pertanian. Mengenai potensi pasar saya kira masih cukup baik, dikarenakan wilayah disekitar kota Medan masih banyak dijadikan sebagai lahan pertanian ataupun perkebunan. Kalau bicara masalah pesaing, itu merupakan hal yang wajar dalam setiap aspek usaha. Pesaing bisa menjadi ancaman dan bisa juga kita jadikan sebagai tolak ukur dalam usaha kita. Kita harus mampu melakukan yang lebih baik dari pesaing, sehingga kita bisa tetap bertahan dalam usaha kita. Perusahaan yang kita anggap sebagai pesaing perusahaan ini adalah CV. Indonesia Agro Jaya dan CV. Endragana Putra yang memproduksi produk yang sama yaitu pupuk organik. Universitas Sumatera Utara 2. Hasil wawancara kepada karyawan perusahaan Wawancara dilakukan penulis kepada karyawan produksi Bapak Juliansyah dan Bapak Joni dan karyawan distribusi Bapak Zulkifli dan Bapak July Sinaga. Pada saat wawancara kepada karyawan produksi, penulis menanyakan terkait masalah kualtis produksi, dan pelayanan perusahaan kepada konsumen. Bapak Julianyah selaku karyawan produksi menyatakan bahwa “perusahaan ini selalu menjaga kualitas produknya, kami selalu bekerja dengan teliti dan tidak mau mengurangi bahan-bahan yang sudah ditentukan perusahaan, karena itu dapat mengurangi kualitas dari pupuk yang akan dihasilkan. Dalam pelayanan kepada pelanggan, kami juga selalu memberi yang terbaik karena pelanggan merupakan raja”. Bapak Joni juga menambahkan terkait masalah pelayanan perusahaan kepada pelanggan “para pelanggan sangat senang apabila dilayani dengan baik, khususnya dengan kualitas pupuk yang diterima, mereka selama ini mengaku cukup puas”. Pada saat melakukan wawancara kepada karyawan distribusi, penulis menanyakan tentang proses pendistribusian perusahaan. Adakah masalah yang dihadapi atau keluhan dari para pelanggan? Bapak July Sinaga selaku karyawan distribusi menyatakan bahwa “distribusi pupuk kepada pelanggan selalu dilakukan dengan baik, kami melakukannya dengan tepat waktu, baik di wilayah sekitar kota Medan ataupun yang berlokasi jauh, seperti Kab. Karo, Simalungun, ataupun Tobasa. Selama ini kami tidak pernah menerima keluhan dari para pelanggan”. Bapak Zulkifli menambahkan “itu semua kami lakukan agar para pelanggan tidak lari dari perusahaaan ini ke perusahaan yang lain”. 3. Hasil wawancara kepada pelanggan perusahaan Pada saat wawancara dengan pelanggan perusahaan, penulis menanyakan tentang produk, harga, promosi, distribusi, lokasi kantor pemasaran, dan pelayanan yang diberikan perusahaan kepada pelanggan. Bapak Dedek Permana selaku pelanggan menyatakan bahwa “kualitas pupuk organik yang diproduksi PT. Roma Asi Jaya memang sangat bagus, saya sebagai pedagang sudah merasakannya langsung melalui permintaan konsumen yang sangat banyak, namun harganya relatif mahal dibanding pupuk kimia yang biasa digunakan para petani. Promosi yang dilakukan masih cukup terbatas, tidak ada terobosan baru yang dilakukan perusahaan terkait masalah promosi. Lokasi kantor pemasaran Universitas Sumatera Utara perusahaan ini sangat strategis karena dapat diakses dengan mudah. Pelayanan yang diberikan perusahaan sangat baik, perusahaan menganggap pelanggan sebagai raja, banyak informasi yang saya terima dari pemilik perusahaan terkait masalaha pertanian. Distribusi perusahaan ini juga cukup baik, tidak ada masalah yang saya terima selama ini, baik itu masalah waktu maupun kualitas pupuk itu sendiri”. Para pelanggan yang lainnya juga mengungkapkan hal yang sama khususnya tentang produk, dan pelayanan yang diberikan perusahaan kepada pelanggan. Bapak Budi Gusnandar menyatakan bahwa “pupuk organik yang diproduksi perusahaan sangat baik, saya sebagai petani dapat merasakan melalui peningkatkan hasil panen yang saya alami, dan juga pelayanan yang diberikan perusahaan kepada pelanggan sangat baik selama ini, pemilik perusahaan menjalin hubungan yang baik kepada pelanggannya, pelanggan dianggap sebagai sahabat karena mau bertukar pemikiran dan telah banyak memberi masukan kepada saya terkait masalah pertanian”. Namun terkait masalah produk, banyak pelanggan yang mengharapkan kalau perusahaan menambah jenis produk yang dipasarakan perusahaan. Bapak Arif Siregar menyatakan bahwa “perusahaan ini perlu menambah jenis produk yang dipasarakan, agar pelanggan tidak perlu repot-repot ke tempat lain untuk memenuhi kebutuhan yang diinginkan”. Bapak Ramadhan juga menyatakan hal yang sama “saya mengharapkan perusahaan ini dapat menjual jenis pupuk yang lain, agar kebutuhan akan pupuk yang lain dapat terpenuhi secara bersamaan, tidak perlu ke tempat yang lain”. Terkait masalah promosi, Bapak Zulfikar menyatakan bahwa “perusahaan perlu menambah kegiatan promosi agar menarik para pelanggan untuk tetap setia pada perusahaan, seperti pemotongan harga apabila melakukan pembelian dalam jumlah yang besar”. Berdasarkan hasil wawancara tersebut, penulis mencoba untuk mengklasifikasikannya ke dalam faktor-faktror kekuatan, kelemahan, ancaman, dan peluang yang dimilik perusahaan. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut : 1. Kekuatan a. Lokasi kantor pemasaran b. Kualitas produk Universitas Sumatera Utara c. Saluran distribusi d. Kualitas Sumber Daya Manusia SDM e. Pelayanan kepada pelanggan 2. Kelemahan a. Kurangnya diversifikasi produk b. Promosi yang masih pasif 3. Peluang a. Potensi pasar yang luas b. Kepercayaan dan hubungan dengan pelanggan 4. Ancaman a. Adanya perusahaan pesaing

4.2.3 Analisis Lingkungan Eksternal

Analisis lingkungan eksternal bertujuan untuk mengetahui peluang dan ancaman pada perusahaan. Peluang opportunity merupakan tren positif yang berada pada lingkungan eksternal perusahaan yang dapat memberikan keuntungan apabila dimanfaatkan dengan baik. Sedangkan ancaman threat merupakan tren negatif yang berada pada lingkungan eksternal perusahaan yang dapat menimbulkan kerugian apabila tidak diantisipasi dengan baik. Analisis lingkungan eksternal dapat diperoleh melalui data primer data yang diperoleh dari perusahaan, baik itu melalui dokumentasi perusahaan maupun hasil wawancara kepada pihak pusahaan dan data sekunder studi kepustakaan yang dilakukan oleh penulis. Lingkungan eksternal secara garis besar dibagi menjadi dua bagian utama, yaitu lingkungan makro dan lingkungan mikro. Universitas Sumatera Utara 1 Lingkungan Makro Lingkungan makro terdiri dari faktor-faktor yang tidak berhubungan langsung dengan operasional perusahaan. Lingkungan ini bersifat tidak dapat dikendalikan, akan tetapi harus dipantau serta ditanggapi oleh perusahaan. Analisis lingkungan makro dibagi menjadi lima bagian, yaitu: lingkungan demografi, ekonomi, teknologi, politik, dan sosial budaya. 1. Demografi Indonesia adalah negara berkembang dengan tingkat populasi yang cukup besar, yaitu mencapai 237 juta jiwa berdasarkan sensus penduduk pada tahun 2010 atau bertambah 31 juta jiwa sejak tahun 2010. Jumlah penduduk Indonesia yang semakin meningkat dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 1,4 per tahun merupakan potensi pasar yang sangat besar. 2. Ekonomi Keadaan ekonomi saat ini dan masa yang akan datang akan sangat mempengaruhi tingkat keuntungan perusahaan. Saat ini, kondisi perekonomian makro sedang tidak stabil dengan adanya kenaikan kurs mata uang asing, khususnya US Dollar terhadap rupiah. Nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar sampai dengan bulan Agustus 2015 mencapai Rp 13.855US. Hal ini menjadi ancaman bagi PT. Roma Asi Jaya, khusunya dalam hal proses produksi yang akan mendorong kenaikan biaya produksi dan pada akhirnya akan berdampak pada harga jual pupuk. Harga jual yang meningkat menyebabkan daya beli konsumen menurun, yang mengakibatkan penurunan volume penujualan dan pendapatan perusahaan. Universitas Sumatera Utara 3. Teknologi Kemajuan teknologi dalam bidang industri pupuk memberi peluang bagi produsen pupuk dengan ditemukannya teknologi dan proses produksi yang hemat energi karena dapat menurunkan biaya produksi. Teknologi revamping merupakan salah satu teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk menekan konsumsi energi. Namun demikian, perusahaan yang menggunkan teknologi hemat energi merupakan ancaman bagi PT. Roma Asi Jaya yang masih menggunakan teknologi konvensional. 4. Politik Kebijakan dan stabilitas politik pemerintah menjadi faktor penting bagi perusahaan. Situasi politik yang tidak kondusif akan berdampak negatif bagi dunia usaha, begitu juga sebaliknya. Kebijakan pemerintah mengenai pencabutan subsidi pupuk diikuti dengan penyerahan tata niaga pupuk kepada mekanisme pasar sejak Desember 1998 membuat produsen pupuk mengatur pemasarannya sendiri dan mendorong naiknya harga. Hal ini berpengaruh terhadap tingkat persaingan yang semakin ketat diantara produsen-produsen pupuk. 5. Sosial Budaya Budaya masyarakat Indonesia yang menganggap beras sebagai salah satu bahan pangan pokok menyebabkan permintaan akan beras dan pupuk sebagai salah satu input penanaman padi semakin meningkat. Hal ini merupakan salah satu peluang yang dimanfaatkan oleh PT. Roma Asi Jaya sebagai salah satu produsen pupuk. Universitas Sumatera Utara 2 Lingkungan Mikro Lingkungan mikro merupakan pelaku dan kekuatan di sekitar perusahaan. Lingkungan mikro secara langsung dapat mempengaruhi kemampuan bisnis dan kinerja pemasaran perusahaan. Lingkungan mikro terdiri dari pemasok, pelanggankonsumen, dan pesaing. 1. Pemasok Produk yang dipasarkan oleh PT. Roma Asi Jaya adalah pupuk organik Microplus, yang berasal dari campuran beberapa bahan yang salah satunya berasal dari PT. Pusri, diantaranya meliputi pupuk urea, ZA, dan NPK. Dalam proses produksi, PT. Roma Asi Jaya juga bekerja sama dengan pemasok lainnya dalam hal pengadaan bahan baku produksi. 2. PelangganKonsumen Berdasarkan informasi yang diperoleh penulis dari PT. Roma Asi Jaya, menunjukkan bahwa data pelanggan perusahaan adalah para petani dan usaha dagang atau distributor yang berada di wilayah Sumatera Utara, yang mencakup wilayah Kab. Deli Serdang, Kab. Karo, Kab. Tobasa, dan Kab. Simalungun. 3. Pesaing PT. Roma Asi Jaya dalam menjalankan kegiatan pemasarannya berhadapan dengan perusahaan-perusahaan yang berada pada bidang yang sama atau bahkan lebih, diantaranya CV. Indonesia Agro Jaya dan CV. Endragana Putra. Perusahaan tersebut merupakan pesaing yang cukup berarti bagi PT. Roma Asi Jaya dalam kegiatan pemasaran karena didukung oleh kekuatan finansial. Namun hal ini akan dapat diatasi dengan menjaga kualitas produksi, dikarenakan pupuk yang dipasarkan PT. Roma Asi Jaya merupakan pupuk organik yang merupakan salah satu pupuk alternatif yang dapat Universitas Sumatera Utara menekan pemakaian pupuk kimia hingga 30 dan meningkatkan produksi usaha tani hingga 50 .

4.2.4 Analisis Lingkungan Internal

Lingkungan internal adalah lingkungan organisasi yang berada di dalam organisasi tersebut dan secara formal memiliki implikasi langsung dan khusus pada perusahaan. Proses perumusan strategi sebuah perusahaan perlu melakukan identifikasi dan evaluasi atas lingkungan internal perusahaan. Hasil dari identifikasi dan evaluasi tersebut diharapkan dapat mengetahui profil keunggulan strategi strategic advantage profil yang dimiliki perusahaan. Hasil dari identifikasi lingkungan internal akan menghasilkan kekuatanstrength dan kelemahanweakness perusahaan. Identifikasi lingkungan internal meliputi faktor pemasaran dan sumber daya manusia. 1. Faktor pemasaran Faktor pemasaran PT. Roma Asi Jaya dianalisis oleh penulis dengan pendekatan analisis bauran pemasaran marketing mix 4P, yang meliputi produkproduct, hargaprice, promosipromotion, dan distribusiplace. a. Produkproduct Produk yang dipasarkan oleh PT. Roma Asi Jaya adalah pupuk organik Microplus, yang merupakan campuran dari beberapa pupuk kimia dan bahan alami lainnya. Rendahnya diversifikasi produk pada perusahaan mewajibkan perusahaan untuk menjaga kualitas dan menjamin standart mutu dari produk yang dihasilkan. Pupuk organic Microplus merupakan salah satu pupuk alternatif yang biasa digunakan para usaha tani untuk menekan penggunaan pupuk anorganikkimia. Universitas Sumatera Utara b. Hargaprice Harga jual yang ditetapkan oleh perusahaan pada produknya mengikuti harga pupuk anorganikkimia yang merupakan komponen utama dalam proses produksi. Pada saat penelitian ini dilakukan, harga pupuk organik Microplus untuk setiap kilonya adalah Rp 8.500. c. Promosipromotion Promosi dilakukan bertujuan untuk menginformasikan dan mempromosikan produk yang dimiliki. Dalam kegiatan promosi, perusahaan membuka pusat informasi dan pelayanan bagi pertanian dan perkebunan. d. Distribusiplace Saluran distribusi yang dilakukan perusahaan untuk mencapai konsumennya menggunakan saluran distribusi langsung dan tidak langsung. Sampai saat ini saluran distribusi tidak langsung atau dengan menggunakan perantara distributor dirasa cukup dominan mengingat konsumen terbesar perusahaan berada pada daerah-daerah yang berjarak cukup jauh dari perusahaan. 2. Faktor Sumber Daya Manusia SDM Peran sumber daya manusia merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu perusahaan. PT. Roma Asi Jaya dalam menjalankan usahanya mempekerjakan karyawan sebanyak delapan orang, yang terbagi atas karyawan produksi dan karyawan distribusi. Pelatihan kepada karyawan terus dilakukan dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang dimiliki, dan memperhatikan kesejahteraan karyawan guna meningkatkan motivasi kerja para karyawan. Universitas Sumatera Utara

4.2.5 Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan pada PT. Roma Asi Jaya

Lingkungan internal perusahaan meliputi kekuatan dan kelemahan. Berikut ini adalah hasil identifikasi analisis lingkungan internal PT. Roma Asi Jaya

A. Kekuatan

Faktor-faktor yang menjadi kekuatan pada PT. Roma Asi Jaya berdasarkan identifikasi pada lingkungan internal perusahaan adalah sebagai berikut : 1. Lokasi Kantor Pemasaran Lokasi kantor pemasaran PT. Roma Asi Jaya cukup strategis karena berada di daerah perkotaan besar, tepatnya kota Medan yang dapat dijangkau dengan mudah. Hal ini juga mempermudah perusahaan dalam pemasaran produk. 2. Kualitas Produk Produk yang dihasilkan perusahaan adalah pupuk organik Microplus,yang merupakan pupuk alrtenatif. Pupuk ini sangat banyak digunakan dalam usaha tani maupun perkebunan untuk menekan penggunaan pupuk kimia, yang akan mengurangi biaya produksi dan meningkatkan hasil pertanian. Dalam hal produksi pupuk, PT. Roma Asi Jaya selalu menjaga serta menjamin kualitas dari pupuk yang dihasilkan sesuai dengan standard mutu yang ada. 3. Saluran Distribusi Dalam hal pendistribusian produk, PT. Roma Asi Jaya melakukannya dengan dua sistem, yaitu saluran distribusi langsung dan tidak langsung. Hal ini dirasa cukup efektif karena pemasaran perusahaan tidak hanya mengacu pada hubungan langsung dengan konsumen, tetapi juga dengan para distributorperantara khususnya di daerah-daerah di luar kota Medan. Universitas Sumatera Utara 4. Kualitas Sumber Daya Manusia SDM Sumber daya manusia pada PT. Roma Asi Jaya merupakan salah satu penentu kesuksesan perusahaan. SDM yang bekerja pada PT. Roma Asi Jaya merupakan karyawan yang terampil, loyal, dan berpengangalam dibidang produksi. Hal ini diperoleh dari pelatihan yang diterapkan perusahaan pada setiap karyawan yang ada secara berkesinambungan. 5. Pelayananservice Kepada Pelanggan Bentuk pelayananservice yang dilakukan PT. Roma Asi Jaya kepada pelanggannya adalah dengan metode before sales maupun after sales. Sebelum terjadinya penjualan, biasanya perusahaan memberikan informasi yang jelas mengenai produk yang dipasarkan maupun hal-hal yang berkaitan dengan pertanian dan perkebunan melalui pusat informasi dan pelayanan yang dilakukan secara terbuka oleh perusahaan. Sedangkan setelah terjadinya penjualan, perusahaan juga memberikan kesempatan bagi konsumen untuk melakukan klaim atas produk yang diterima oleh konsumen apabila produk tersebut tidak sesuai dengan pemesanan yang telah disepakati, perusahaan juga bersedia menerima saran dari konsumen berkaitan dengan produk yang dipasarkan.

B. Kelemahan

Faktor-faktor yang menjadi kelemahan pada PT. Roma Asi Jaya berdasarkan identifikasi pada lingkungan internal perusahaan adalah sebagai berikut : 1. Kurangnya Diversifikasi Produk Setiap perusahaan hendaknya melakukan diversifikasi produk agar tidak bergantung kepada satu produk saja. Sampai saat ini, PT. Roma Asi Jaya hanya memproduksi satu produk saja yaitu pupuk organik Microplus. Sebaiknya perusahaan Universitas Sumatera Utara perlu melakukan penelitian dan pengembangan terhadap kebutuhan pasar agar dapat menciptakan produk baru sekaligus memperluas pangsa pasar perusahaan. 2. Promosi yang Masih Pasif Promosi yang dilakukan PT. Roma Asi Jaya selama ini masih tergolong dalam aspek kelemahan internal perusahaan, karena masih sebatas promosi pasif yang menunggu datangnya pelanggan untuk membeli produk perusahaan. Promosi hanya sebatas pemberian informasi kapada konsumen berkaitan dengan produk yang ditawarkan dan informasi dalam bidang pertanian dan perkebunan. Hal ini ditandai dengan pola penjualan pupuk yang masih didominasi oleh konsumen yang berasal di daerah Sumatera Utara. Oleh sebab itu, sebaiknya perusahaan perlu melakukan terobosan dalam hal promosi yang lebih aktif dan variatif sehingga para konsumen di luar wilayah Sumatera Utara tertarik untuk membeli produk yang ditawarkan perusahaan.

4.2.6 Identifikasi Peluang dan Ancaman pada PT. Roma Asi Jaya

Lingkungan eksternal perusahaan meliputi peluang dan ancaman. Berikut ini adalah hasil identifikasi analisis lingkungan eksternal pada PT. Roma Asi Jaya

A. Peluang

Faktor-faktor yang menjadi peluang pada PT. Roma Asi Jaya berdasarkan identifikasi pada lingkungan eksternal perusahaan adalah sebagai berikut : 1. Potensi Pasar yang Luas Industri perkebunan yang terus berkembang di Indonesia merupakan suatu peluang yang patut dimanfaatkan oleh perusahaan dalam memasarkan produk. Hal ini dapat dilakukan dengan menjalin kerjasama terhadap perusahaan-perusahaan Universitas Sumatera Utara perkebunan yang ada. Selain itu, kegiatan pertanian yang masih banyak dilakukan oleh masyarakat juga harus dimanfaatkan oleh perusahaan. 2. Pertumbuhan Penduduk Indonesia Jumlah penduduk Indonesia yang cukup besar dengan rata-rata pertumbuhan penduduk mencapai 1,4 setiap tahun merupakan peluang yang sangat besar. Pertumbuhan penduduk yang terus meningkat menyebabkan kebutuhan pangan khusunya beras terus meningkat. Hal ini merupakan peluang bagi PT. Roma Asi Jaya sebagai produsen pupuk organik yang merupakan salah satu input dalam kegiatan penanaman padi. 3. Kebijakan Pemerintah Kebijakan pemerintah mengenai pencabutan subsidi dan penyerahan tata niaga pupuk kepada mekanisme pasar merupakan peluang bagi industri pupuk di Indonesia. Implikasi dari kebijakan ini adalah harga jual pupuk untuk sektor pangan tidak lagi diatur oleh pemerintah. 4. Budaya Masyarakat Budaya masyarakat Indonesia yang masih menganggap beras adalah bahan pangan pokok menyebabkan permintaan akan beras terus meningkat. Hal ini berdampak pada meningkatnya permintaan akan pupuk sebagai salah salah satu input penanaman padi. 5. Kepercayaan dan Hubungan dengan Pelanggan PT. Roma Asi Jaya sangat memperhatikan kepuasan pelanggan dan pelayanan kepada konsumen. Konsumen adalah prioritas sehingga hubungan dan kepercayaan antara perusahaan terhadap konsumennya selama ini berjalan dengan baik. Universitas Sumatera Utara

4.2.6.2 Ancaman

Faktor-faktor yang menjadi ancaman pada PT. Roma Asi Jaya berdasarkan identifikasi pada lingkungan eksternal perusahaan adalah sebagai berikut : 1. Kondisi Perekonomian Indonesia yang Melemah Kondisi perekonomian Indonesia yang saat ini mengalami keterpurukan menyebabkan melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing khusunya US Dollar. Hal ini nantinya akan mempengaruhi biaya produksi yang berdampak pada kenaikan harga jual pupuk. Harga yang meningkat mengakibatkan daya beli konsumen akan turun dan akan berpengaruh terhadap penjual dan pendapatan perusahaan. 2. Adanya Perusahaan Pesaing Persaingan dalam dunia bisnis merupakan hal yang wajib dialami, maka dari itu setiap perusahaan harus memiliki strategi untuk menghadapi persaingan tersebut. Persaingan yang dihadapi PT. Roma Asi Jaya saat ini adalah dengan perusahan- perusahaan yang berada pada bidang yang sama, yaitu penjualan pupuk organik, namun dengan jenis yang beragam. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.2 Faktor Internal Kekuatan dan Kelemahan dan Faktor Eksternal Peluang dan Ancaman PT. Roma Asi Jaya FAKTOR INTERNAL Kekuatan Strength Kelemahan Weakness 1. Lokasi kantor pemasaran 2. Kualitas produk 3. Saluran distribusi 4. Kualitas Sumber Daya Manusia SDM 5. Pelayananservice kepada pelanggan 1. Kurangnya diversifikasi produk 2. Promosi yang masih pasif FAKTOR EKSTERNAL Peluang Opportunity Ancaman Threat 1. Potensi pasar yang luas 2. Pertumbuhan penduduk Indonesia 3. Kebijakan pemerintah 4. Budaya masyarakat 5. Kepercayaan dan hubungan dengan pelanggan 1. Kondisi perekonomian Indonesia yang melemah 2. Adanya perusahaan pesaing Universitas Sumatera Utara

4.3 Analisis Data

Berdasarkan hasil dari penyajian data di atas, untuk mengolah data tersebut melalui Analisis SWOT, maka dilakukan terlebih dahulu tahap-tahap seperti menyusun tabel Internal Factor Analysis Summary IFAS dan External Factor Analysis Summary EFAS dengan memasukkan faktor-faktor yang menjadi Strength dan Weakness, serta Opportunity dan Threat selanjutnya memberikan bobot masing-masing faktor dari skala mulai dai 0,0 tidak penting sampai dengan 1,00 sangat penting dimana semua bobot tersebut jumlahnya tidak lebih dari skor total 1,00. Menghitung rating untuk masing- masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 1 dibawah rata-rata sampai dengan 4 sangat baik. Nilai rating Strength dan Weakness selalu bertolak belakang, begitu juga dengan Opportunity dan Threat. Universitas Sumatera Utara 4.3.1 Matriks Internal Factor Analysis Summary IFAS PT. Roma Asi Jaya Tabel 4.3 Matriks Internal Factor Analysis Summary IFAS PT. Roma Asi Jaya Faktor-faktor Strategis Internal Bobot Rating Bobot x Rating Kekuatan Strength 1. Lokasi pemasaran 0,20 4 0,80 2. Kualitas produk 0,19 4 0,76 3. Saluran distribusi 0,17 3 0,51 4. Kualitas Sumber Daya Manusia SDM 0,15 3 0,45 5. Pelayananservice kepada pelanggan 0,12 2 0,24 Sub Total 0,83 2,76 Kelemahan Weakness 1. Kurangnya diversifikasi produk 0,10 4 0,40 2. Promosi yang masih pasif 0,07 3 0,21 Sub Total 0,17 0,61 Total

1,00 Selisih Skor Kekuatan dengan Skor

Kelemahan 2,15 Sumber : Data yang diolah peneliti, 2015 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.3 Matriks Internal Factor Analysis Summary PT. Roma Asi Jaya menunjukkan bahwa kekuatan yang dimiliki PT. Roma Asi Jaya lebih besar dari pada kelemahannya. Kekuatan memiliki sub total 2.76 dan Kelemahan memiliki sub total 0,61 dimana hasil dari keduanya diselisihkan dan didapat hasil 2.76- 0,61= 2,15 Jumlah faktor yang dianalisa pada kekuatan dibatasi menjadi lima faktor dan kelemahan menjadi dua faktor, dimana faktor-faktor tersebut dianggap sebagai faktor- faktor dominan. Universitas Sumatera Utara 4.3.2 Matriks External Factor Analysis Summary EFAS PT. Roma Asi Jaya Tabel 4.4 Matriks External Factor Analysis Summary EFAS PT. Roma Asi Jaya Faktor-faktor Strategis Eksternal Bobot Rating Bobot x Rating Peluang Opportunity 1. Potensi pasar yang luas 0,20 4 0,80 2. Pertumbuhan penduduk Indonesia 0.22 4 0,88 3. Kebijakan pemerintah 0.10 2 0.20 4. Budaya masyarakat 0,17 3 0,51 5. Kepercayaan dan hubungan dengan pelanggan 0,12 2 0,24 Sub Total 0,81 2,63 Ancaman Threat 1. Kondisi perekonomian Indonesia yang melemah 0.12 4 0.48 2. Adanya perusahaan pesaing 0.07 3 0.21 Sub Total 0,19

0.69 Total

1,00 Selisih Skor Peluang dengan Skor

Ancaman 1,94 Sumber : Data yang diolah peneliti, 2015 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.4 Matriks External Factor Analysis Summary EFAS PT. Roma Asi Jaya, menunjukkan bahwa peluang yang dimiliki PT. Roma Asi Jaya lebih besar daripada ancaman. Peluang memiliki sub total 2,63 dan Ancaman memiliki sub total 0.69, dimana hasil dari keduanya diselisihkan dan didapat hasil 2,63– 0.69=1,94 Jumlah faktor yang dianalisa pada peluang dibatasi menjadi lima faktor dan ancaman menjadi dua faktor, dimana faktor-faktor tersebut dianggap sebagai faktor- faktor dominan.

4.3.3 Diagram Cartesius Analisis SWOT

Hasil analisis pada tabel Matriks Internal Factor Analysis Summary IFAS dan Eksternal Factor Analysis Summary EFAS dipetakan pada diagram Cartesius analisis SWOT dengan cara sebagai berikut : a. Sumbu horisontal x menunjukkan kekuatan dan kelemahan, sedangkan sumbu vertikal y menunjukkan peluang dan ancaman. b. Posisi organisasi ditentukan dengan hasil analisa sebagai berikut.m c. Kalau peluang lebih besar daripada ancaman, maka nilai y0 dan sebaliknya ancaman lebih besar daripada peluang maka nilai y0 d. Kalau kekuatan lebih besar daripada kelemahan maka nilai x0 dan sebaliknya kelemahan lebih besar daripada kekuatan maka nilai x0. Universitas Sumatera Utara Berikut merupakan posisi kuadran PT. Roma Asi Jaya Gambar 4.2 Diagram Cartesius Analisis SWOT PT. Roma Asi Jaya Peluang +2,63 Kuadaran III Kuadran I Mendukung Strategi Turn-Around Mendukung Strategi Agresif +1,94 +2,15 Kelemahan -0,61 Kekuatan +2,76 Kuadran IV Kuadran II Mendukung Strategi Defensif Mendukung Strategi Diversifikasi Ancaman -0.69 Sumber : Data yang diolah peneliti, 2015 Dari Gambar 4.2 Diagram Cartesius Analisis SWOT PT. Roma Asi Jaya, dapat dilihat bahwa PT. Roma Asi Jaya berada pada posisi Kuadran I yang mendukung strategi agresif. Posisi kuadran I ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. PT. Roma Asi Jaya memiliki kekuatan yang dapat digunakan untuk memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan pada perusahaan ini adalah yang mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif. Growth oriented strategy. Strategi agresif dapat diterapkan melalui strategi intensif, yaitu penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk. Universitas Sumatera Utara

4.3.4 Matriks SWOT

Matriks SWOT dapat menggambarkan dengan jelas bagaimana strategi pemasaran yang sesuai berdasarkan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki dalam rangka merespon peluang dan menghadapi ancaman yang ada. Analisis matriks ini akan menghasilkan empat jenis strategi utama, yaitu: strategi S-O, W-O, S-T, dan W-T sebagaimana tersaji pada tabel 4.5 Tabel 4.5 Matriks SWOT PT. Roma Asi Jaya IFAS EFAS Strength S 1. Lokasi pemasaran 2. Kualitas produk 3. Saluran distribusi 4. Kualitas Sumber Daya Manusia SDM 5. Pelayananservice kepada pelanggan Weakness W 1. Kurangnya diversifikasi produk 2. Promosi yang masih pasif Opportunity O 1. Potensi pasar yang luas 2. Pertumbuhan penduduk Indonesia 3. Kebijakan pemerintah 4. Budaya masyarakat 5. Kepercayaan dengan pelanggan Strategi S-O 1. Meningkatkan kuantitas produk. 2. Memperluas jaringan distribusi dan pemasaran. 3. Menjaga hubungan baik dengan pelanggan. Strategi W-O 1. Membuka distributor baru. 2. Mengembangkan strategi diversifikasi konsentrik. Threat T 1. Kondisi perekonomian Indonesia yang melemah 2. Adanya perusahaan pesaing Strategi S-T 1. Mempertahankan kualitas produk yang dihasilkan. 2. Mengembangkan strategi bersaing. Strategi W-T 1. Mengembangkan strategi promosi. 2. Mengoptimalkan distributor yang sudah ada. Universitas Sumatera Utara

A. Strategi S-O

Strategi S-O adalah strategi yang memanfaatkan kekuatan perusahaan untuk meraih peluang yang ada pada lingkungan eksternal guna memperoleh keuntungan bagi perusahaan. Beberapa alternatif strategi S-O adalah: 1. Meningkatkan kuantitas produk Strategi ini berdasarkan kekuatan perusahaan yaitu kualitas produk, serta merespon peluang yang ada yaitu besarnya potensi pasar, jumlah penduduk yang tinggi, serta budaya masyarakat. 2. Memperluas jaringan distribusi dan pemasaran. Strategi ini direkomendasikan dengan memanfaatkan kekuatan yang dimiliki perusahaan yaitu lokasi yang strategis dan kualitas produk, serta peluang yang dimiliki perusahaan berupa besarnya potensi pasar, jumlah penduduk yang tinggi, dan budaya masyarakat yang menganggap beras sebagai satu-satunya bahan pangan pokok. Konsumen akan selalu mencari produk yang tersedia secara luas. Hal ini berarti perusahaan harus mampu memberi kemudahan pada pelanggan dalam mengakses produk yang diperlukan. Perusahaan harus lebih memperluas jaringan distribusi dan pemasaran agar perusahaan tidak kehilangan peluang dan mendapat konsumen sebesar- besarnya. Strategi ini dapat dijalankan dengan cara membuka lokasi pemasaran yang baru atau melakukan kerja sama dengan distributor yang baru. 3. Menjaga hubungan baik dengan para pelanggan. Hubungan baik dengan pelanggan merupakan salah satu kunci kesuksesan dalam kegiatan pemasaran. Dengan memperhatikan kebutuhan pelanggan serta dapat memenuhinya, maka hal itu akan berdampak positif pada proses pemasaran. Universitas Sumatera Utara

B. Strategi W-O

Strategi W-O adalah strategi yang diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada. Beberapa alternatif strategi W-O adalah: 1. Membuka distributor baru. Alternatif strategi ini didasarkan atas kelemahan yang dimiliki perusahaan yaitu kegiatan promosi yang masih pasif, serta untuk memanfaatkan peluang yaitu luasnya potensi pasara yang tersedia, jumlah penduduk yang tinggi, kebijakan pemerintah menghapus subsidi pupuk, serta budaya masyarakar. 2. Mengembangkan strategi diversifikasi konsentrik Strategi ini didasarkan atas kelemahan perusahaan dimana jenis produk yang ditawarkan sangat tidak variatif, serta untuk memanfaatkan peluang masih luasnya potensi pasar yang tersedia, dan permintaan dari konsumen untuk produk baru yang sejenis.

C. Strategi S-T

Strategi S-T merupakan strategi yang memanfaatkan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman yang ada. Beberapa alternatif strategi S-T adalah: 1. Mempertahankan kualitas produk yang dihasilkan. Strategi didasari atas kekuatan yang dimiliki perusahaan yaitu kualitas produk, kualitas SDM, serta menanggapi ancaman yang dihadapi perusahaan yaitu adanya perusahaan pesaing. Universitas Sumatera Utara 2. Mengembangkan strategi bersaing. Dengan adanya perusahaan-perusahaan pesaing, maka PT. Roma Asi Jaya harus menerapkan dan mengembangkan strategi bersaing dalam rangka menghadapi persaingan tersebut. Strategi bersaing tersebut diantaranya mempertahankan kulaitas produk, memperkuat sistem pemasaran, meningkatkan kualitas SDM pemasaran, dan produk yang variatif.

D. Strategi W-T

Strategi W-T merupakan taktik untuk bertahan dengan cara mengurangi kelemahan internal serta menghindari ancaman.Beberapa alternatif strategi W-T adalah: 1. Mengembangkan strategi promosi. Strategi ini didasari atas kelemahan perusahaan yaitu kurangnya diversifikasi produk, dan promosi yang pasif, serta menghindari ancaman berupa pesaing. Strategi ini dapat dilakukan dengan memberikan informasi-informasi terkait produk yang ditawarkan perusahaan serta manfaat yang diperoleh atas pembelian produk tersebut. 2. Mengoptimalkan distributor yang sudah ada. Strategi ini didasari atas kelemahan perusahaan yaitu promosi yang masih pasif, serta menghindari ancaman berupa perusahaan pesaing. Dengan mengoptimalkan distributor yang sudah ada, maka kelemahan perusahaan yaitu promosi yang masih pasif dapat tertolong. Universitas Sumatera Utara 4.3.5 Pilihan Alternatif Strategi Pemasaran Bagi Perusahaan Berdasarkan Gambar 4.2 Diagram Cartesius Analisis SWOT PT. Roma Asi Jaya, dapat dilihat bahwa PT. Roma Asi Jaya berada pada posisi Kuadran I Posisi kuadran I ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. PT. Roma Asi Jaya memiliki kekuatan yang dapat digunakan untuk memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan pada perusahaan ini adalah yang mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif Growth oriented strategy. Strategi agresif yang dapat diterapkan PT. Roma Asi Jaya adalah melalui strategi intensif, yaitu penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk. Berdasarkan Tabel 4.5 Matriks SWOT PT. Roma Asi Jaya, maka strategi pemasaran yang dapat diterapkan pada PT. Roma Asi Jaya adalah strategi S-O yaitu strategi yang memanfaatkan kekuatan perusahaan untuk meraih peluang yang ada pada lingkungan eksternal guna memperoleh keuntungan bagi perusahaan. Strategi S-O tersebut diantaranya adalah : 1. Meningkatkan kuantitas produk. Strategi ini berdasarkan kekuatan perusahaan yaitu kualitas produk, serta merespon peluang yang ada yaitu besarnya potensi pasar, jumlah penduduk yang tinggi, serta budaya masyarakat. Strategi ini dapat dilakukan dengan cara menambah jumlah produksi pupuk dan menambah jenis pupuk yang diproduksi. 2. Memperluas jaringan distribusi dan pemasaran. Strategi ini direkomendasikan dengan memanfaatkan kekuatan yang dimiliki perusahaan yaitu lokasi yang strategis dan kualitas produk, serta peluang yang dimiliki perusahaan berupa besarnya potensi pasar, jumlah penduduk yang tinggi, dan budaya Universitas Sumatera Utara masyarakat yang menganggap beras sebagai satu-satunya bahan pangan pokok. Konsumen akan selalu mencari produk yang tersedia secara luas. Hal ini berarti perusahaan harus mampu memberi kemudahan pada pelanggan dalam mengakses produk yang diperlukan. Perusahaan harus lebih memperluas jaringan distribusi dan pemasaran agar perusahaan tidak kehilangan peluang dan mendapat konsumen sebesar- besarnya. Strategi ini dapat dijalankan dengan cara membuka lokasi pemasaran yang baru atau melakukan kerja sama dengan distributor yang baru. 3. Menjaga hubungan baik dengan pelanggan. Hubungan baik dengan pelanggan merupakan salah satu kunci kesuksesan dalam kegiatan pemasaran. Dengan memperhatikan kebutuhan pelanggan serta dapat memenuhinya, dan dengan menjamin kualitas pupuk yang diproduksi, maka hal tersebut akan berdampak positif pada kegiatan pemasaran.

4.4 Pembahasan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap faktor internal kekuatan dan kelemahan dan faktor eksternal peluang dan ancaman pada PT. Roma Asi Jaya, ditemukan hasil analisis pada Tabel 4.3 Matriks Internal Factor Analysis Summary IFAS PT. Roma Asi Jaya, faktor kekuatan strength mempunyai sub total 2.76, sedangkan faktor kelemahan weakness mempunyai sub total 0,61. Sementara hasil analisis pada Tabel 4.4 Matriks External Factor Analysis Summary EFAS PT. Roma Asi Jaya, faktor peluang opportunity mempunyai sub total 2,63 sedangkan faktor ancaman threat mempunyai sub total 0.69. Dari hasil sub total tersebut menunjukkan bahwa posisi PT. Roma Asi Jaya pada diagram Catesius, yang dapat dilihat pada Gambar 4.2 Diagram Cartesius Analisis SWOT, berada pada kuadran I. Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan, PT. Roma Asi Jaya memiliki peluang dan kekuatan Universitas Sumatera Utara sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah strategi yang mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif Growth oriented strategy. Strategi agresif yang dapat diterapkan PT. Roma Asi Jaya adalah melalui strategi intensif, yaitu penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk. Alternatif strategi pemasaran yang dapat diterapkan oleh PT. Roma Asi Jaya yang tercantum pada Tabel 4.5 Matriks SWOT PT. Roma Asi Jaya, adalah strategi S-O, diantaranya 1 Meningkatkan kuantitas produk 2 Memperluas jaringan distribusi dan pemasaran, dan 3 Menjaga hubungan baik dengan pelanggan. Alternatif strategi tersebut didesain untuk pemasaran dan daya saing PT. Roma Asi Jaya, sehingga dapat menaikkan volume keuntungan serta dapat bertahan dalam persaingan yang ketat. Universitas Sumatera Utara

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan