Analisis Rasio Analisis pengaruh Quick Ratio, Working Capital to Total Asset, Inventory Turnover, Operating Ratio, Time Interest Earned terhadap Return On Asset pada perusahaan manufaktur sektor Food and Beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2.4.5 Teknik analisis Teknik analisis yang biasa digunakan dalam analisis laporan keuangan adalah sebagai berikut: 2.4.5.1 Analisis perbandingan laporan keuangan, 2.4.5.2 Analisis seri trend atau angka index, 2.4.5.3 Laporan dengan persentase per komponen common size statement, 2.4.5.4 Analisis sumber dan penggunaan modal kerja, 2.4.5.4 Analisis sumber dan penggunaan dana, 2.4.5.5 Analisis rasio, 2.4.5.6 Analisis perubahan laba kotor 2.4.5.7 Analisis Break-even Dari jenis analisis di atas, penulis akan mempersempit cakupan pembahasannya, yaitu hanya menyajikan analisis rasio dalam Penelitian ini sesuai dengan yang dikemukakan yaitu mengenai analisis rasio.

2.5 Analisis Rasio

Menurut Harahap 1997:293, “rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari suatu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan Universitas Sumatera Utara berarti.” Analisis rasio adalah suatu cara untuk menganalisis laporan keuangan yang mengungkapkan hubungan matematik antara suatu jumlah dengan jumlah lainnya atau perbandingan antara satu pos dengan pos lainnya. Analisis rasio juga merupakan suatu alat analisis keuangan yang sangat populer dan banyak digunakan. Namun perannya sering disalah pahami dan sebagai konsekuensinya, kepentingan sering dilebih lebihkan. Kita harus ingat bahwa rasio merupakan alat untuk menyatakan pandangan terhadap kondisi yang mendasari, dalam hal ini kondisi financial perusahan Analisis rasio sering kali digunakan dalam melakukan analisis terhadap kondisi keuangan perusahaan. Rasio ini berfungsi untuk menyederhanakan informasi yang menggambarkan hubungan antara pos tertentu dengan pos lainnya. Sehingga dengan melihat perbandingan tersebut dengan rasio lain maka dapat diambil penilaian dan kita dapat memperoleh informasi yang lebih cepat. 2.5.1 Keunggulan Analisis rasio Analisis rasio mempunyai keunggulan-keunggulan yang membuat analisis tersebut banyak dipergunakan oleh banyak perusahaan ataupun perusahan jasa. Keunggulan tersebut adalah sebagai berikut: 2.5.1.1 Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan, Universitas Sumatera Utara 2.5.1.2 Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit, 2.5.1.3 Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lainnya, 2.5.1.4 Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model- model pengambilan keputusan dan model prediksi, 2.5.1.5 Menstandarisir size perusahan, 2.5.1.6 Lebih mudah membandingkan perusahaan dengan perusahan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau “time series” 2.5.1.7 Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan prediksi dimasa yang akan datang. 2.5.2 Keterbatasan Analisis Rasio Selain terdapat keunggulan dari analisis rasio ini maka terdapat juga beberapa keterbatasan yang harus disadari ketika menggunakannya sehingga kita tidak salah dalam penggunanya. Keterbatasan tersebut berupa hal-hal sebagai berikut: 2.5.2.1 Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk kepentingan pemakainya, 2.5.2.2 Keterbatasan yang dimiliki akuntansi atau laporan keuangan juga menjadi keterbatasan teknik analisisnya, Universitas Sumatera Utara 2.5.2.3 Bahan perhitungan rasio atau laporan keuangan itu banyak mengandung taksiran dan judgment yang dapat dinilai biasa atau subyektif, 2.5.2.4 Metode pencatatan yang tergambar dalam standar akuntansi bisa diterapkan berbeda oleh perusahan yang berbeda, 2.5.2.5 Klasifikasi dalam laporan keuangan bisa berdampak pada angka rasio, 2.5.2.6 Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia maka akan menimbulkan kesulitan dalam menghitung rasio, 2.5.2.7 Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dan rasio adalah nilai perolehan cost bukan harga pasar, 2.5.2.8 Sulit jika data yang tersedia sinkron, 2.5.2.9 Jika dua perusahaan dibandingkan bisa saja standar akuntansi yang dipakai tidak sama. Oleh karena itu jika dilakukan perbandingan dapat menimbulkan kesalahan. 2.5.3 Jenis-jenis Rasio Secara umum rasio yang sering digunakan oleh perusahaan dalam menganalisa posisi keuangan perusahan adalah: Rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio rentabilitas. Namun sebenarnya masih banyak rasio yang dapat dilihat untuk menilai kondisi keuangan dari perusahaan seperti rasio leverage, rasio keuntungan, rasio aktivitas, dan lain sebagainya. Universitas Sumatera Utara 2.5.4 Rasio Likuiditas Rasio likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendek. Rasio ini dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos pos aktiva lancar dan hutang lancar. Menurut Soemarso 2005:385, “rasio likuiditas adalah analisis laporan keuangan yang dapat mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang jatuh tempo.” Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan hubungan kas dan aktiva lancar lainnya dengan kewajiban lancar. Secara umum untuk dapat menilai posisi keuangan jangka pendek likuiditas diberikan beberapa rasio yang dapat digunakan sebagai alat untuk menganalisa atau menginterpretasikan data laporan keuangan tersebut adalah sebagai berikut: 2.5.4.1 Current ratio rasio lancar Rasio lancar adalah analisis laporan keuangan yang angkanya dihitung dari aktiva lancar dibagi kewajiban lancar. Angka ini menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan melunasi kewajiban lancarnya dengan aktiva yang diharapkan dapat dicairkan menjadi uang tunai dalam periode yang sama dengan jatuh temponya kewajiban. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan hutang Universitas Sumatera Utara lancar maka semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya. Apabila rasio lancar 1:1 atau 100, ini berarti bahwa aktiva lancar dapat menutupi semua hutang lancar. Rasio lancar yang lebih aman adalah jika berada di atas 1 atau diatas 100, artinya aktiva lancar harus jauh di atas jumlah hutang lancar. Current Ratio = lancar g Hu lancar Aktiva tan 2.5.4.2 Cash ratio rasio kas Rasio kas adalah perbandingan antara jumlah kas termasuk yang disimpan di bank dan surat berharga yang segera dapat diuangkan dengan jumlah hutang lancar. Cash ratio = lancar g Hu Efek Kas tan + 2.5.4.3 Acid Test Ratio rasio cepat Rasio cepat atau disebut dengan quick ratio adalah perbandingan antara aktiva lancar setelah dikurangi dengan persediaan dengan kewajiban lancar. Rasio cepat merupakan ukuran dalam menilai kemampuan perusahaan dalam membayar kewajibannya tanpa memperhitungkan persediaan karena pesediaan merupakan harta yang tidak Universitas Sumatera Utara Aktiva Jumlah lancar g Hu lancar Aktiva tan − mudah atau membutuhkan waktu yang relatif lama untuk direalisisir menjadi uang kas walaupun sebenarnya persedian lebih likuid daripada piutang. Quick Ratio = lancar g Hu g piu efek kas tan tan + + 2.5.4.4 Working Capital to Total Asset Ratio Rasio modal kerja atas total harta Rasio modal kerja atas total harta adalah perbandingan antara jumlah modal kerja bersih jumlah aktiva lancar setelah dikurangi dengan kewajiban lancar dengan seluruh aktiva perusahaan. Working capital to total asset ratio = 2.5.5 Inventory Turnover Menurut Munawir 2004:77, “Inventory Turnover adalah merupakan rasio antara jumlah harga pokok barang yang dijual dengan rata-rata persediaan yang dimiliki oleh perusahaan”. Perputaran ini menunjukkan berapa kali jumlah persediaan barang dagangan diganti dalam satu tahun dijual atau diganti. Tingkat perputaran persediaan mengukur perusahaan dalam memutarkan barang dagangannya, dan menunjukkan hubungan antara barang yang diperlukan untuk menunjang atau mengimbangi tingkat penjualan yang ditentukan. Penghitungan tingkat perputaran ini tidak hanya untuk barang dagangannya saja, tetapi dapat juga Universitas Sumatera Utara diterpakan dalam persediaan bahan mentah maupun persediaan barang dalam proses. Apabila harga pokok penjualan tidak diperoleh maka perputaran persediaan dapat dihitung dari penjulan. Inventory turnover adalah untuk mengukur efisiensi perusahaan dalam mengelola dan menjual persediaannya. Rasio ini menggambarkan kecepatan persediaan, sehingga besar rasio akan semakin baik. Sehingga tinggi perputaran rasio ini maka akan semakin baik waktu rata-rata antara penanaman modal dalam persediaan dengan transaksi penjualan. Hal tersebut menunjukkan semakin tinggi permintaan atau penjualan produk perusahaan serta semakin efisien kerja dari tim manajemen persediaan maka semakin tinggi laba yang akan diperoleh. Rumus Inventory Turnover yang digunakan: Inventory Turnover = Persediaan rata Rata Penjualan Pokok a H − arg 2.5.6 Return on Assets ROA Return on Assets ROA merupakan salah satu rasio profitabilitas. Dalam analisis laporan keuangan, rasio ini paling sering disoroti, karena mampu menunjukkan keberhasilan perusahaan menghasilkan keuntungan. ROA mampu mengukur kemampuan perusahaan manghasilkan keuntungan pada masa lampau untuk kemudian diproyeksikan di masa yang akan datang. Assets atau aktiva yang dimaksud adalah keseluruhan harta perusahaan, yang Universitas Sumatera Utara diperoleh dari modal sendiri maupun dari modal asing yang telah diubah perusahaan menjadi aktiva-aktiva perusahaan yang digunakan untuk kelangsungan hidup perusahaan. Return on Assets = Aktiva Total Laba Sekitar tahun 1919, Du Pont Company menggunakan pendekatan khusus untuk analisis rasio agar dapat mengevaluasi efektivitas perusahaan. Salah satu variasi dari pendekatan Du Pont memiliki relevansi khusus untuk memahami pengembalian atas investasi perusahaan. Ketika margin laba bersih dikalikan dengan perputaran total aktiva, diperoleh pengembalian atas investasi, atau daya untuk menghasilkan laba earning power atas total aktiva. Baik margin laba bersih maupun rasio perputaran aktiva tidak dapat memberikan pengukuran yang memadai atas efektivitas keseluruhan jika berdiri sendiri. Margin laba bersih tidak dapat memperhitungkan penggunaan aktiva, sementara rasio perputaran total aktiva tidak memperhitungkan profitabilitas alam penjualan. Rasio pengembalian atas investasi, atau daya untuk menghasilkan laba, mengatasi kedua kelemahan tersebut. Peningkatan dalam daya untuk menghasilkan laba perusahaan akan terjadi jika terdapat peningkatan dalam perputaran aktiva, peningkatan dalam margin laba bersih, atau keduanya. Dua perusahaan dengan margin laba bersih dan perputaran total aktiva yang berbeda, dapat saja memiliki daya untuk menghasilkan laba yang sama. Universitas Sumatera Utara Misalnya perusahaan A, dengan margin laba bersih hanya 2 persen dan perputaran total aktiva 10, memiliki daya untuk menghasilkan laba yang sama yaitu 20, dengan perusahaan B yang memiliki margin laba bersih 20 persen dan rasio perputaran total aktiva 1. Bagi setiap perusahaan tersebut, setiap 100 dollar yang diinvestasikan dalam aktiva akan kembali 20 dollar laba setelah pajak per tahunnya. 2.5.7 Operating Ratio Selisish antara net margin ratio rasio laba bersih dengan penjualan dengan 100 menunjukkan prosentase yang tersisa untuk menutup harga pokok penjualan dan biaya operasi, prosentase ini dinamakan “operating ratio” atau rasio antara harga pokok penjualan + biaya operasi dengan penjualan bersih. Operating Ratio = Sales Net Operasi Biaya Sold Good of Cost + Operating ratio mencerminkan tingkat efisiensi perusahaan, sehingga rasio yang tinggi menunjukkan keadaan yang kurang baik karena berarti bahwa setiap penjualan yang terserap dalam biaya juga tinggi, dan tersedia untuk laba kecil. Tetapi rasio yang tinggi mungkin tidak hanya disebabkan oleh factor intern yang dapat Universitas Sumatera Utara dikendalikan oleh management, tetapi juga factor ekstern, misalnya factor harga yang sulit dikendalikan oleh manajemen. 2.5.8 Time Interest Earned Time Interest Earned adalah mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban dalam melunasi beban yang ditimbulkan karena dana dari pihak eksternal bukan pemilik dengan menggunakan dana dari laba usaha EBIT. Rasio ini disebut juga rasio penutupan Coverage Ratio, yaitu mengukur kemampuan pemenuhan kewajiban bunga tahunan dengan laba operasi EBIT, sejauh mana laba operasi boleh turun tanpa menyebabkan kegagalan dalam pemenuhan kewajiban membayar bunga pinjaman. Time Interest Earned = e Ch Interest EBIT Taxes and Interest Before Earning arg Sebagaimana di ketahui bahwa Time Interest Earned di tentukan dengan membagi laba sebelum bunga dan pajak EBIT dengan beban bunga, artinya bahwa dengan semakin tinggi nilai rasio ini, maka perusahaan memiliki kemampuan dalam membayar bunga- bunga atas segala hutang-hutangnya dengan menggunakan laba sebelum bunga dan pajak. Dengan nilai Time Interest Earned yang tinggi, maka perusahaan tidak akan mengalami kesulitan dalam Universitas Sumatera Utara mencari tambahan dana untuk kegiatan investasinya karena tingkat kemanan yang baik dari para kreditur yang digambarkan oleh tingginya kemampuan perusahaan dalam membayar bunga atas hutangnya. Laba sebelum bunga dan pajak merupakan gambaran keuntungan perusahaan yang di dapatkan dari kegiatan operasi perusahaan. Dengan perolehan keuntungan yang besar maka perusahaan disamping dapat membayar beban bunganya, juga memperlihatkan kemampuan laba perusahaan yang kuat sehingga investor atau calon investor tertarik untuk menanamkan modalnya pada perusahaan. Perolehan TIE yang rendah mengindikasikan bahwa perusahaan belum mampu menunjukkan kemampuannya dalam menghasilkan laba usaha yang cukup. Hal ini perlu adanya pembenahan oleh pihak manajemen dalam meningkatkan hasil operasi perusahaan. Misalnya dengan meningkatkan produktivitas dari komoditi utama atau pangsa pasar perusahaan, yang kesemuanya dimungkinkan untuk mengarah pada perbaikan laba usaha. Sehingga tahun-tahun yang akan datang para pemegang saham khususnya, merasa lebih optimis dan loyal kepada perusahaan karena seharusnya mereka juga berhak mendapat pembagian hasil atas upaya investasi yang dilakukan. Seandainya penurunan nilai TIE berlangsung terus- menerus, dikhawatirkan perusahaan akan kehilangan kepercayaan Universitas Sumatera Utara dari para pemegang sahamnya, dan akhirnya berdampak juga pada kelangsungan hidup perusahaan. 2.6 Pengaruh Likuiditas terhadap ROA

Dokumen yang terkait

Pengaruh Hutang, Operating Ratio, Earning Power of Total Invesment, Rate of Return for Owners , Working Capital, Quick Ratio terhadap Dividen Tunai pada Perusahaan Perkebunan yang Terdaftar di BEI Periode 2009-2013

3 49 100

Pengaruh Inventory Turnover Ratio, Account Payable to Cost of Goods Sold Ratio, Net Working Capital to Total Asset Ratio, dan Debt Ratio Terhadap Gross Profit Margin

5 89 108

Pengaruh Modal Kerja, Perputaran Modal Kerja, Operating Asset Turnover dan Inventory Turnover terhadap Return On Equity (ROE) pada perusahaan Perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode tahun 2010-2013

1 50 91

Pengaruh Opini Audit, Debt To Total Asset Ratio, Earning Per Share, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Audit Report Lag Pada Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 64 99

Analisis Working Capital dalam Menilai Profitabilitas PT. Pembangunan Perumahan (Persero)

0 27 77

Pengaruh Debt to Total Assets Ratio, Kualitas Audit, dan Opini Going Concern Terhadap Audit Report Lag Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

4 49 97

Analisis Hubungan Receivable Turnover Ratio, Inventory Turnover Ratio, dan Total Asset Turnover Ratio Dengan Kemampulabaan Perusahaan Pada PTPN III (Persero) Medan

3 138 91

Analisis Pengaruh Debt To Total Asset Ratio Dan Debt To Equity Ratio Terhadap Earning Per Share Pada Perusahaan Sektor Properti Dan Sektor Manufaktur Yang Go Public Di Bei

2 49 90

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Analisis pengaruh Quick Ratio, Working Capital to Total Asset, Inventory Turnover, Operating Ratio, Time Interest Earned terhadap Return On Asset pada perusahaan manufaktur sektor Food and Beverage yang terdaftar di Bursa Efek In

0 1 42

Analisis pengaruh Quick Ratio, Working Capital to Total Asset, Inventory Turnover, Operating Ratio, Time Interest Earned terhadap Return On Asset pada perusahaan manufaktur sektor Food and Beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 12