Obyek Penelitian, Jenis dan Sumber Data Metode Pengumpulan data Teknik Analisis

12 ROTI PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk x x x √ √ √ √ √ x √ √ x √ √ √ 13 SKBM PT. Sekar Bumi Tbk x x x √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 14 SKLT PT. Sekar Laut Tbk √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 15 STTP PT. Siantar Top Tbk √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 16 ULTJ PT. Ultrajaya Milk Industri and Trading Company TbK √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Sumber: www.sahamok.com

3.6 Obyek Penelitian, Jenis dan Sumber Data

Obyek penelitian adalah perusahaan yang sahamnya terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, dimana sumber data dari masing- masing variabel yang digunakan yaitu Quick Ratio, Working Capital to Total Asset, Inventory Turnover, Operating Ratio dan Time Interest Earned dan ROA diperoleh dari bursa efek indonesia untuk periode pengamatan tahun 2009 sampai dengan tahun 2013.

3.7 Metode Pengumpulan data

Sesuai dengan dengan jenis data yang diperlukan yaitu data sekunder dan teknik sampling yang digunakan, maka pengumpulan data didasarkan pada teknik dokumentasi pada laporan keuangan yang dipublikasikan oleh BEI periode 2009 sampai dengan 2013. Variabel Quick Ratio, Working Capital to Total Asset, Inventory Turnover, Operating Ratio dan Time Interest Universitas Sumatera Utara Earned, dan ROA dalam BEI diolah sesuai dengan definisi operasional variabel.

3.8 Teknik Analisis

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dan analisis regresi. Metode Deskriptif adalah suatu metode analisis data dengan mengumpulkan data, menyusun, menginterpretasikan dan menganalisis data tersebut sehingga memberikan keterangan yang lengkap bagi pemecahan masalah yang dihadapi dalam penelitian ini. Analisis regresi berganda dilakukan untuk mengetahui adanya pengaruh ada hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel dependen dengan menggunakan nilai beta unstandardized karena variabel yang digunakan mempunyai satuan yang sama yaitu persentase. Mekanisme analisis regresi berganda dilakukan dengan pengujian asumsi klasik teoritis meliputi uji normalitas data, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi, dilanjutkan dengan pengujian hipotesis. Untuk mengetahui proporsi dari total variasi variabel dependen yang dijelaskan oleh beberapa variabel independen secara bersama-sama diukur melalui koefisien determinasi yang dinyatakan dalam nilai . Kemudian dilakukan uji signifikansi keseluruhan terhadap regresi berganda yang ditaksir, dalam hal ini ROA berkorelasi linear dengan Current ratio, Cash ratio, Quick Ratio Working capital to total asset ratio, inventory turnover secara bersama-sama yang dikenal dengan uji Universitas Sumatera Utara statistik f. Selanjutnya dilakukan uji signifikansi t yakni menguji signifikansi koefisien regresi beta masing-masing variabel independen secara parsial. Model regresi yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah: ROA = a + β 1 QR + β 2 WCTA+ β 3 IT + β 4 OR + β 5 TIE + e dimana: ROA = Return on asset QR = Quic Ratio WCR = Working capital to total asset ratio IT = Inventory turnover OR = Operating Ratio TIE = Time Interest Earned a = Koefisien konstanta intercept β 1 – β 5 = Koefisien variabel independen e = Variabel Pengganggu 3.8.1 Analisis Regresi Universitas Sumatera Utara 3.8.1.1 Pengujian Asumsi Klasik Sehubungan dengan penggunaan data sekunder dalam penelitian ini, maka untuk mendapatkan ketepatan model yang akan dianalisis perlu dilakukan pengujian atas beberapa persyaratan asumsi klasik yang mendasari model regresi di atas. Pengujian asumsi klasik ini terdiri dari uji normalisasi, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas, serta uji autokorelasi. 3.8.1.1.1 Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regressi, variabel dependen dan variabel independen keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regressi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk mendeteksi normalitas dapat dilakukan dengan uji statistik. Test statistik sederhana yang dapat dilakukan adalah berdasarkan nilai kurtosis atau skewness. Nilai Z dari uji Skewness dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: Erlina, 2011:102 Universitas Sumatera Utara Z hitung = Sedangkan nilai t kurtosis dapat dihitung dengan rumus: Z kurtosis = Pengujian ini diperlukan karena untuk melakukan uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar atau tidak dipenuhi maka uji statistic menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Erlina, 2011:101 3.8.1.1.2 Multikolinearitas Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi diantara variable independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak trejadi korelasi diantara variable independen. Bayak cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi adanya multikolinearitas, namun tidak ada kesepakatan umum tentang tentang uji yang paling tepat. Ada dua uji multikolinearitas yang sering digunakan yaitu dengan melihat nilai Variance Inflation Faktor VIF. Universitas Sumatera Utara VIF = VIF yang tinggi menunjukkan bahwa multikolinearitas telah menaikkan sedikit varian pada koefisisn estimasi, akibatnya menurunkan nilai t. semakin tinggi VIF, semaik berat dampak dari multikolinearitas. Pada umumnya jika nilai VIF10, maka terjadi multikolinearitas yang cukup berat diantara variable independen. Erlina, 2011:104. Disamping itu, cara lain yang dapat digunakan untuk mendeteksi adanya gejala multikolinearitas adalah dengan melihat koefisien korelasi sedrhana antara variabel- variabel independenpenjelas. Apabila r tinggi nilai absolutnya, maka ada dua variabel penjelas tertentu berkorelasi dan masalah multikolinearitas ada dalam persamaan tersebut. Suatu model terdapat gejala multikolinearitas, jika korelasi diantar variabel independen lebih besar dari 0.8 Erlina, 2011:104. 3.8.1.1.3 Heteroskedastisitas Universitas Sumatera Utara Uji Heteroskedastisitas dilakukan untuk mendeteksi adanya penyebaran atau pancaran dari variabel-variabel. Selain itu juga untuk menguji apakah dalam sebuah model regressi terjadi ketidaksamaan varian dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual dari pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas, dan jika varians berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regressi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas pada penelitian ini menggunakan metode grafik untuk melihat pola dari variabel yang ada berupa sebaran data. Salah satu cara untuk melihat ada tidaknya heterokedastisitas adalah dengan melihat scatter diagram nilai residu terhadap waktu atau terhadap satu dari lebih variabel-variabel bebas yang diduga sebagi penyebab heterokedastisistas. Suatu model mengandung heterokedastisistas apabila nilai-niai residunya membentuk pola sebaran yang meningkat, yaitu secara terus menerus bergerak menjauhi garis Universitas Sumatera Utara nol. Selain itu dapat juga dilihat melalui grafik normalitasnya terhadap variabel yang digunakan. Jika data yang dimiliki terletak menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka model regressi memenuhi asumsi normalitas dan tidak ada yang berpencar maka dapat dikatakan tidak terjadi heteroskedastisitas tetapi homokedastisitas. Untuk mengetahui adanya gejala heteroskedastisitas dalam model regresi, maka digunakan uji Glejser yang dilakukan dengan menggunakan rumus: [ e i ] = β i X i + V i dimana: e i = Residual X i = Variabel independen yang diperkirakan mempunyai hubungan erat dengan variance i 2 V i = Unsur kesalahan 3.8.1.1.4 Autokorelasi Pengujian asumsi klasik yang keempat pada model regresi adalah uji autokorelasi, yang digunakan untuk mengetahui apakah pada Universitas Sumatera Utara model regresi terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Gejala autokorelasi tersebut dapat dengan menggunakan Durbin-Watson test melalui nilai DW yang diperoleh, yang berpedoman pada angka pada skala dl, du, 4-du, dan 4-dl. Pedoman pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut: Erlina, 2011:107 3.8.1.1.4.1 Bila nilai DW terletak di antara batas atas atau upper bond DU, yaitu antara DU dan 4-DU, maka koefisien autokorelasi sama dengan nol yang berarti tidak terjadi autokorelasi 3.8.1.1.4.2 Bila nilai DW lebih rendah dari batas bawah atau lower bound DL, maka koefisien autokorelasi Universitas Sumatera Utara lebih besar dari nol yang berarti terjadi autokorelasi positif. 3.8.1.1.4.3 Bila nilai DW lebih besar daripada 4-DL, maka koefisien autokorelasi lebih kecil dari nol yang berarti terjadi autokorelasi negatif 3.8.1.1.4.4 Bila nilai DW terletak di antara batas atas DU dan batas bawah DL, yaitu antara DU dan DL atau antara 4-DU dan 4-DL, maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.

3.9 Pengujian Hipotesis

Dokumen yang terkait

Pengaruh Hutang, Operating Ratio, Earning Power of Total Invesment, Rate of Return for Owners , Working Capital, Quick Ratio terhadap Dividen Tunai pada Perusahaan Perkebunan yang Terdaftar di BEI Periode 2009-2013

3 49 100

Pengaruh Inventory Turnover Ratio, Account Payable to Cost of Goods Sold Ratio, Net Working Capital to Total Asset Ratio, dan Debt Ratio Terhadap Gross Profit Margin

5 89 108

Pengaruh Modal Kerja, Perputaran Modal Kerja, Operating Asset Turnover dan Inventory Turnover terhadap Return On Equity (ROE) pada perusahaan Perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode tahun 2010-2013

1 50 91

Pengaruh Opini Audit, Debt To Total Asset Ratio, Earning Per Share, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Audit Report Lag Pada Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 64 99

Analisis Working Capital dalam Menilai Profitabilitas PT. Pembangunan Perumahan (Persero)

0 27 77

Pengaruh Debt to Total Assets Ratio, Kualitas Audit, dan Opini Going Concern Terhadap Audit Report Lag Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

4 49 97

Analisis Hubungan Receivable Turnover Ratio, Inventory Turnover Ratio, dan Total Asset Turnover Ratio Dengan Kemampulabaan Perusahaan Pada PTPN III (Persero) Medan

3 138 91

Analisis Pengaruh Debt To Total Asset Ratio Dan Debt To Equity Ratio Terhadap Earning Per Share Pada Perusahaan Sektor Properti Dan Sektor Manufaktur Yang Go Public Di Bei

2 49 90

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Analisis pengaruh Quick Ratio, Working Capital to Total Asset, Inventory Turnover, Operating Ratio, Time Interest Earned terhadap Return On Asset pada perusahaan manufaktur sektor Food and Beverage yang terdaftar di Bursa Efek In

0 1 42

Analisis pengaruh Quick Ratio, Working Capital to Total Asset, Inventory Turnover, Operating Ratio, Time Interest Earned terhadap Return On Asset pada perusahaan manufaktur sektor Food and Beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 12