jika harga pasar melebihi harga pokok tidak dicatat sebagai laba.
2.2.6 Laporan keuangan lebih menekankan pada makna
ekonomis suatu peristiwatransaksi daripada bentuk hukumnya formalitas. Misalnya jika perusahaan memiliki
kredit Rp. 1 milyar, artinya perusahaan memiliki dana yang dapat ditarik setiap saat sebesar jumlah itu. Namun jika itu
belum ditarik maka kita tidak dibolehkan mencatatnya sebagai unsur kas di neraca.
2.2.7 Laporan keuangan disusun dengan menggunakan istilah-
istilah teknis, dan pemakai laporan diasumsikan memahami bahasa teknis akuntansi dan sifat dari informasi yang
dilaporkan.
2.2.8 Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat
digunakan menimbulkan variasi dalam pengukuran sumber- sumber ekonomis dan tingkat kesuksesan antar perusahaan.
Metode penilaian persediaan boleh menggunakan metode LIFO last in first out, FIFO first in first out, Average
yang hasilnya pasti berbeda. Demikian juga metode penyusutan: garis lurus, saldo menurun, Sum of Years Digit,
dan sebagainya.
2.2.9 Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dapat
dikuantifikasikan umumnya diabaikan.
2.3 Komponen-komponen Laporan Keuangan
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia 2002:1.3, “laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen neraca, laporan laba rugi, laporan
perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan tersebut.”
2.3.1 Neraca atau laporan posisi keuangan Balance Sheet Defenisi neraca menurut Reeve, Warren dan Fees 2002:24 adalah
“Laporan mengenai suatu daftar aktiva, kewajiban dan ekuitas pemilik pada tanggal tertentu biasanya pada akhir bulan atau akhir
tahun.”
Universitas Sumatera Utara
Neraca terdiri dari 3 bagian yaitu: Aktiva, Hutang, dan Modal 2.3.1.1 Aktiva
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia 2002:13 aktiva adalah “Sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat
dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dimasa depan diharapkan akan diperoleh.”
Aktiva tidak terbatas pada kekayaan perusahaan yang berwujud saja, tetapi juga termasuk pengeluaran-
pengeluaran yang belum dialokasikan pada penghasilan yang akan datang serta aktiva yang tidak berwujud lainnya
intangible assets misalnya Goodwil, hak paten dan sebagainya.
Pada dasarnya aktiva dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu aktiva lancar dan aktiva tidak lancar.
2.3.1.1.1 Aktiva Lancar Menurut Munawir 2004:14, “aktiva lancar
adalah uang kas dan aktiva lainnya yang dapat diharapkan untuk dicairkan atau
ditukar menjadi uang tunai, dijual atau dikonsumsi dalam periode berikunya
paling lama satu tahun atau dalam perputaran kegiatan perusahaan normal.
Universitas Sumatera Utara
Secara umum aktiva lancar, meliputi kas dan semua aktiva yang dalam jangka waktu singkat
akan kembali lagi dalam bentuk kas. Dimana jangka waktunya tidak lebih dari satu tahun
terhitung dari tanggal neraca. Penyajian pos-pos aktiva lancar di dalam neraca
didasarkan pada urutan likuiditasnya, sehingga penyajiannya diliputi dari aktiva yang paling
likuid sampai pada aktiva yang paling tidak likuid.
Dari uraian diatas yang temasuk dalam kelompok aktiva yang likuid adalah sebagai berikut:
2.3.1.1.1.1 Kas atau uang tunai, yang meliputi uang kertas, cek dan segala sesuatu
yang dapat disamakan dengan uang kas,
2.3.1.1.1.2 Surat-surat berharga yang merupakan investasi jangka pendek, berupa
saham, obligasi dan jenis-jenis surat berharga lainnya yang dapat dijual,
2.3.1.1.1.3 Piutang wessel, tagihan kepada pihak lain yang dinyatakan dalam suatu
Universitas Sumatera Utara
perjanjian yang diatur dalam undang undang,
2.3.1.1.1.4 Piutang dagang, tagihan kepada pihak lain kepada kreditur atau
langganan sebagai akibat adanya penjualan barang dagangan secara
kredit, 2.3.1.1.1.5 Persediaan, adalah persediaan yang
berupa barang dagangan, barang setengah jadi, atau bahan mentah
yang dimiliki perusahaan pada suatu saat tertentu,
2.3.1.1.1.6 Penghasilan yang masih harus diterima, adalah tagihan perusahaan
kepada pihak lain yang timbul dari penghasilan yang sudah menjadi hak
perusahaan tetapi saat penyesuaian neraca belum diterima
pembayarannya, 2.3.1.1.1.7 Biaya dibayar dimuka, adalah
pembayaran dimuka yang telah dilakukan oleh perusahaan seperti
pembayaran sewa dimuka,
Universitas Sumatera Utara
pembayaran premi asuransi dimuka dan lain sebagainya.
2.3.1.1.2 Aktiva Tidak Lancar Menurut Munawir 2004:16, “aktiva tidak lancar
adalah aktiva yang mempunyai umur kegunaan relatif permanen atau jangka
panjang mempunyai umur ekonomis lebih dari satu tahun atau tidak akan habis dalam
satu kali perputaran operasi perusahaan.”
Sedangkan menurut Tunggal 1995:11, “aktiva tidak lancar adalah aktiva yang
mempunyai masa penggunaan yang relatif panjang, dalam arti tidak akan habis
dipakai dalam satu siklus operasi perusahaan atau satu tahun dan tidak
dengan segera dijadikan kas.”
Yang termasuk dalam aktiva tidak lancar adalah sebagai berikut:
2.3.1.1.2.1 Investasi jangka panjang, dapat berupa surat-surat berharga seperti
saham, obligasi, wessel jangka panjang, investasi dalam bentuk
aktiva tetap berwujud tanah, mesin- mesin tetapi belum digunakan usaha
sekarang, penyisihan dana untuk tujuan jangka panjang seperti dana
pelunasan obligasi, dan pembelian saham sendiri dan lain sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
2.3.1.1.2.2 Aktiva tetap berwujud, kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan yang
fisiknya nampak konkrit dan digunakan dalam operasi yang
bersifat permanen aktiva tersebut mempunyai umur manfaat jangka
panjang atau tidak habis dalam satu periode kegiatan perusahaan. Seperti
bangunan kantor, pabrik, mesin, dan lain sebagainya.
2.3.1.1.2.3 Aktiva tetap tak berwujud intangible fixed asset, merupakan kekayaan
perusahan yang secara fisik tidak tampak tetapi merupakan milik
perusahaan dan digunakan dalam kegiatan operasi perusahaan.
2.3.1.1.2.4 Beban yang ditangguhkan deferred charges, merupakan pengeluaran
yang dibebankan perusahaan pada periode berikutnya.
Universitas Sumatera Utara
2.3.1.1.2.5 Aktiva lain-lain yang mana belum menunjukkan kekayaan atau aktiva
perusahaan yang belum dimasukkan dalam klasifikasi sebelumnya seperti
gedung dalam proses, tanah dalam penyelesaian, piutang jangka panjang
dan sebagainya. 2.3.1.2 Kewajiban Hutang
Menurut Munawir 2004:18, “hutang adalah Semua kewajiban keuangan perusahan kepada pihak lain yang
belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang berasal dari kreditor.”
Dari pengertian di atas maka hutang dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu:
2.3.1.2.1 Hutang lancar hutang jangka pendek Hutang lancar adalah kewajiban dari perusahaan
yang harus dibayarkan dalam jangka pendek satu tahun sejak tanggal neraca dengan menggunakan
aktiva yang dimiliki oleh perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Hutang lancar terdiri atas: 2.3.1.2.1.1 Hutang dagang, adalah suatu bentuk
hutang lancar yang tidak disertai dengan janji tertulis secara formal
yang timbul akibat pembelian barang atau jasa secara kredit.
2.3.1.2.1.2 Hutang wessel, hutang yang disertai janji tertulis diatur oleh undang-
undang yang dibuat oleh perusahaan untuk membayar sejumlah uang
kepada atau perusahaan lain pada waktu yang telah ditetapkan dalam
surat tersebut. 2.3.1.2.1.3 Hutang pajak, baik pajak perusahaan
tersebut maupun pajak pendapatan karyawan yang belum disetorkan ke
kas negara. 2.3.1.2.1.4 Biaya yang masih harus dibayar,
adalah hutang yang timbul karena jasa-jasa yang diterima oleh
perusahaan dalam suatu periode tetapi belum dibayar.
Universitas Sumatera Utara
Misalnya, hutang gaji kepada pegawai, hutang bunga, hutang
pajak, hutang sewa, dan lain-lain biaya yang masih harus dibayar.
2.3.1.2.2 Hutang jangka panjang. Hutang jangka panjang adalah kewajiban
keuangan dari perusahaan yang mana jangka waktu pembayarannya jatuh temponya masih
jangka panjang lebih dari satu tahun sejak tanggal neraca yang terdiri atas:
2.3.1.2.2.1 Hutang obligasi, adalah suatu janji tertulis untuk membayar pokok
pinjaman pada saat jatuh tempo ditambah dengan bunga yang akan
dibayar secara teratur pada waktu tertentu,
2.3.1.2.2.2 Hutang hipotik yaitu hutang yang dijamin dengan aktiva tetap tertentu,
2.3.1.2.2.3 Pinjaman jangka panjang.
Universitas Sumatera Utara
2.3.1.3 Ekuitas Modal Modal merupakan hak atau bagian yang dimiliki oleh
pemilik perusahaan yang ditunjukkan dalam pos modal modal saham, surplus dan laba yang ditahan, atau dapat
diartikan sebagai selisih antara aktiva yang dimiliki perusahaan dengan seluruh hutang-hutang perusahaan.
Terkadang dalam prakteknya klasifikasi dalam neraca seringkali membingungkan pembaca dengan nama reserve
cadangan yang merupakan surplus, yang mana cadangan tersebut merupakan hak para pemilik perusahaan, sebagai
contoh “cadangan untuk ekspansi” adalah merupakan pemisahan sebagian dari laba yang ditahan retained
earning yang mana dalam neraca akan masuk dalam klasifikasi modal appropriated surplus.
2.3.3 Laporan Laba Rugi Income Satement Laporan laba rugi merupakan suatu laporan yang sistematis tentang
penghasilan dan biaya yang diperoleh suatu perusahaan selama periode tertentu.
Bentuk-bentuk laporan laba rugi terbagi atas dua yaitu: 2.3.3.1 Bentuk single step, adalah dengan menggabungkan semua
penghasilan menjadi suatu kelompok, sehingga untuk menghitung rugi laba bersih hanya memerlukan satu
Universitas Sumatera Utara
langkah yakni mengurangkan total biaya dengan total pendapatan.
2.3.3.2 Bentuk multiple step, yakni pengelompokan yang lebih teliti sesuai prinsip yang digunakan secara umum.
Tujuan pokok laporan laba rugi adalah melaporkan kemampuan riil perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Laporan laba rugi
perusahaan disajikan sedemikian rupa yang menonjolkan berbagai unsur kinerja keuangan yang diperlukan bagi penyajian secara wajar.
Laporan laba rugi minimal mencakup pos-pos berikut: 2.3.3.1 Pendapatan,
2.3.3.2 Laba rugi usaha, 2.3.3.3 Beban pinjaman,
2.3.3.4 Bagian dari laba atau rugi perusahaan afiliasi dan asosiasi
yang diperlukan menggunakan metode ekuitas, 2.3.3.5 Beban pajak,
2.3.3.6 Laba atau rugi dari aktivitas normal perusahaan, 2.3.3.7 Pos luar biasa,
2.3.3.8 Hak minoritas, 2.3.3.9 Laba atau rugi bersih untuk periode berjalan.
IAI, 2002:1.14 2.3.4 Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan perubahan ekuitas menggambarkan peningkatan atau penurunan aktiva bersih atau kekayaan selama periode yang
bersangkutan. Perusahaan harus menyajikan laporan perubahan ekuitas sebagai komponen utama laporan keuangan, yang
menunjukkan:
2.3.4.1 Laba atau rugi bersih periode yang bersangkutan, 2.3.4.2 Setiap pos pendapatan dan beban, keuntungan atau
kerugian beserta jumlahnya yang berdasarkan PSAK terkait diakui secara langsung dalam ekuitas,
2.3.4.3 Pengaruh kumulatif dari perubahan kebijakan akuntansi dan perbaikan terhadap kesalahan mendasar sebagaimana diatur
dalam PSAK terkait, 2.3.4.4 Transaksi modal dengan pemilik dan distribusi kepada
pemilik,
Universitas Sumatera Utara
2.3.4.5 Saldo akumulasi laba atau rugi pada awal dan akhir periode serta perubahan, dan
2.3.4.6 Rekonsiliasi antar nilai tercatat dari masing-masing jenis modal saham, agio dan cadangan pada awal dan akhir
periode yang mengungkapkan secara terpisah setiap perubahan. IAI, 2002:1.17
Laporan perubahan ekuitas, kecuali untuk perubahan yang berasal dari transaksi dengan pemegang saham seperti setoran modal dan
pembayaran dividen, menggambarkan jumlah keuntungan dan kerugian yang berasal dari kegiatan perusahaan selama periode yang
bersangkutan. 2.3.5 Laporan Arus Kas
Laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan para pemakai untuk mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih,
struktur keuangan termasuk likuiditas dan solvabilitas dan kemapuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam
rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang. IAI, 2002:2.1 Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan memungkinkan para pemakai mengembangkan model untuk menilai
dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan future cash flow dari berbagai perusahaan.
2.3.6 Catatan atas Laporan Keuangan Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis.
Setiap pos dalam neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas harus berkaitan dengan informasi yang terdapat dalam catatan atas
laporan keuangan.
Universitas Sumatera Utara
Catatan atas laporan keuangan mengungkapkan: 2.3.6.1 Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan
kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi yang penting,
2.3.6.2 Informasi yang diwajibkan dalam pernyataan Standar Akuntansi Keuangan tetapi tidak disajikan di neraca,
laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, 2.3.6.3 Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan
keuangan tetapi diperlukan dalam rangka penyajian secara wajar.
IAI, 2002:1.17
2.4 Analisis Laporan Keuangan