23 4.
Siswa diminta untuk memperlihatkan peta kepada siswa lain, baik kepada kelompok kecil maupun perorangan
5. Siswa juga harus diingatkan untuk menjelaskan apa yang mereka masukkan
ke dalam peta, bagaimana mereka melakukannya, dan mengapa mereka menentukan pilihan-pilihan tertentu
6. Siswa harus diminta untuk bekerjasama dengan siswa lain atau dalam
kelompok kecil untuk menyelesaikan peta mereka 7.
Siswa diminta untuk membaca kembali teks untuk memperjelas pertanyaan atau informasi.
E. Pembelajaran Membaca Pemahaman Cerita Anak dengan
Menggunakan Strategi GMA
Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pembelajaran membaca
cerita anak dengan menggunakan metode GMA yaitu sebagai berikut.
1. Guru terlebih dahulu menjelaskan langkah-langkah pembelajaran yang akan
dilakukan dan menjelaskan sebuah peta sederhana kepada siswa. Peta tersebut merupakan peta dari cerita anak yang telah disiapkan sebelumnya.
2. Siswa diminta membaca teks cerita anak yang telah disiapkan guru.
Kemudian siswa membuat peta dari teks cerita tersebut. Siswa membuat peta berdasarkan informasi yang mereka anggap penting
3. Guru mengingatkan kepada siswa bahwa peta yang mereka buat akan
diguanakan selama pembelajaran berlangsung.
24 4.
Siswa membentuk sebuah kelompok kecil yang beranggotakan 4-5 anak kemudian setiap orang menjelaskan peta yang telah dibuat kepada teman satu
kelompoknya. 5.
Siswa menjelaskan apa yang mereka gambarkan dalam peta tersebut. Mengapa mereka membuat garis, gambar, atau memilih kata-kata tersebut.
6. Teman-teman satu kelompok memberikan masukan dan bekerjasama untuk
menemukan hal-hal penting dalam bacaan untuk melengkapi peta. 7.
Siswa membaca kembali teks cerita anak untuk berdiskusi dan mengoreksi peta mereka secara bersama-sama dengan teman satu kelompoknya.
F. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini ialah penelitian Sandi Sukmawati yang dilakukan pada tahun 2011 berjudul Keefektifan Model
Pengalaman Berbahasa Terkonsentrasi dalam Pembelajaran Membaca Pemahaman Karya Prosa Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri SSN di Kabupaten
Jepara. Persamaan penelitian Sandi Sukmawati dengan penelitian ini ialah menjadikan keterampilan membaca sebagai topik penelitian. Selain itu, penelitian
ini sama-sama menggunakan metode penelitian eksperimen dengan pre-test post- test control group design. Perbedaannya adalah penelitian Sandi Sukmawati
menggunakan model pembelajaran pengalaman berbahasa terkonsentrasi
sedangkan peneliti menggunakan strategi GMA.
Hasil penelitian Sandi Sukmawati menunjukkan bahwa pembelajaran membaca pemahaman karya prosa dengan menggunaan model pengalaman
25 berbahasa terkonsentrasi efektif digunakan dalam pembelajaran membaca
pemahaman karya prosa pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Welahan SSN. Selain itu, hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kenaikan skor
rerata antara kelompok eksperimen yang lebih besar, yaitu 2,42 daripada skor rerata kelompok kontrol, yaitu 1,25. Penelitian yang akan dilakukan bertujuan
menguji keefektifan strategi GMA dalam pembelajaran membaca pemahaman
cerita anak pada siswa kelas VII di SMPN 1 Sanden Bantul.
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini ialah penelitian Dr. H Ramlan, M.Pd. yang berjudul Model Group Mapping Activity GMA dalam
Pembelajaran Membaca Studi Eksperimen pada Mahasaiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Sunda FPBS Universitas Pendidikan Indonesia Tahun
Akademik 2006-2007. Persamaan penelitian Ramlan dengan penelitian ini ialah menggunakan model GMA. Perbedaan kedua penelitian adalah topik yang diambil
dalam penelitian Ramlan yaitu membaca bahasa Sunda sedangkan peneliti
mengangkat topik membaca cerita anak.
Hasil penelitian Ramlan menunjukkan bahwa hasil belajar membaca pemahaman bahasa Sunda mahasiswa dengan menggunakan GMA mengalami
peningkatan yaitu terdapat selisih perbedaan antara kemampuan akhir 71,98 dan kemampuan awal 49,77 yaitu sebesar 22,21. Artinya kemampuan membaca
pemahaman bahasa Sunda mahasiswa meningkat dengan menggunakan GMA. Penelitian yang akan dilakukan bertujuan menguji perbedaan kemampuan
membaca pemahaman cerita anak yang signifikan antara siswa yang mendapat pembelajaran menggunakan strategi GMA dengan siswa yang mendapat
26 pembelajaran tanpa menggunakan strategi GMA pada siswa kelas VII di SMPN 1
Sanden Bantul.
G. Kerangka Pikir