20 menerima untuk melakukannya membaca kritis dengan menggunakan strategi
instruksi yang berfokus pada siswa, berpikir, berbicara, dan mengggunakan pertanyaan terbuka untuk menjadikan pedoman siswa dalam membaca teks.
Strategi dalam konteks ini, guru yang selektif menggunakan kekritisan yang tepat dengan memberikan siswa pertanyaan, tinjauan, analisis kritis tentang apa yang
mereka baca. Strategi instruksional tersebut ialah the Directed Reading –
Thinking Activity DR-TA and the Group Mapping Activity GMA.
.... One step we can take toward doing this is to use instructional strategies that focus on students rather than teacher thinking and talk and that use
open-ended question to guide students’ reading of text. Within the context of these strategies, selective teacher use of critical prompts allows students to
question, critique, and critically analyze what they read. The instructional strategies presented next, the Directed Reading – Thinking Activity DR-TA
and the Group Mapping Activity GMA.
D. Strategi Pembelajaran GMA Group Mapping Activity
Davidson melalui Ruddell, 2005: 111 mengemukakan bahwa GMA sebagai alat bantuan para siswa dalam mengorganisir informasi setelah membaca.
GMA membantu siswa mengelompokkan dan menguasai informasi dari bacaan. Ini merupakan salah satu cara guru untuk membantu para siswa dalam
pembelajaran dan menerapkan inti informasi. Diskusi yang dilakukan siswa saat menunjukkan dan menjelaskan peta yang telah dibuatnya memungkinkan siswa
untuk menguraikan dan mengembangkan pengetahuan yang mereka susun dari bacaan.
Hampf melalui Ruddell, 2005: 113 mengungkapkan bahwa dari penjelasan peta-peta tersebut jelas bahwa tanggapan terhadap teks lebih cenderung
pada pendapat pribadi. Begitu juga pada perbedaan latar belakang siswa dan
21 pengetahuan awal tidak menyalahi apapun atau menyimpang dari maksud penulis
atas teks tersebut. From these map explanations, it is clear that response to text is highly
individual, personal matter. It is clear, too, that provision for differences in student background and construction of knowledge does not in any way
violate or distort the author’s intended meaning of a text.
Ramlan 2007: 6 mengemukakan bahwa strategi GMA ini mengundang siswa untuk membuat representasi grafis yang menggambarkan penafsiran pribadi
mereka tentang hubungan di antara berbagai gagasan dan konsep yang ada dalam teks. Representasi ini dapat berbentuk peta atau diagram yang menunjukkan
berbagai bentuk atau bangun seperti lingkaran, garis, persegi panjang atau kata- kata yang melukiskan pemahaman mereka tentang teks tersebut. Pembelajar dapat
mengungkapkan dengan bebas gagasan atau konsep dalam peta. Tidak ada satu cara khusus untuk melakukan hal itu. Setelah mereka selesai membuat peta,
mereka dapat menunjukkan peta itu kepada kelompok kecil atau kepada seluruh pembelajar, dan pada saat itulah gagasan dan konsep dikembangkan atau
diperluas. Proses pembelajaran yang baik seharusnya menjadikan siswa sebagai
pusat aktivitas sehingga guru tidak mendominasi pembelajaran. Guru dalam strategi pembelajaran ini hanya berkewajiban untuk memberikan pertanyaan yang
membantu para siswa memperjelas pikiran mereka, mengungkapkan pemahaman baru, dan sampai pada pandangan yang lebih dalam. Misalnya, biarpun, para
siswa tidak datang dengan jawaban yang bagus, baru, dalam merespon guru atau mengamati pertayaan. Ini tidak apa-apa, karena ketika pertanyaan tidak dijawab
22 dengan penuh, para siswa mempunyai sesuatu yang baru untuk dipikirkan yang
sering mengacu pada pemahaman. Seperti yang dijelaskan Ruddell 2005: 115. .... The teacher is responsible for asking questions that help students clarify
their thinking, articulate new understanding, and arrive at deeper in sights. Recall when the teacher asked if the student had a reason for placing the
jockey in the center of her map. The student was then able to say what she hadn’t said before: “Yeah. He seemed to be central to all this peripheral stuff
that was going on.... He seemed like peripheral figure, and yet he seemed central at the same time.” That’s a very sophisticated conclusion to draw
from this story. In some instances, however, students don’t come up with a nice, new, sparkling answer in response to teacher or peer questions. That’s
fine, too, because when questions are not fully answered, students do have something new to think about, which often leads to insights.
Ruddell 2005: 117 menjelaskan bahwa dalam pembelajaran, peta disajikan sebagai alat pembelajaran. Tidak hanya membantu siswa
mengorganisasikan informasi setelah membaca tetapi juga sebagai alat belajar yang kuat. “In content learning, maps serve sa useful learning tools. Not only do
they help students organize information after reading but they are powerful study tools as well.”
Ramlan 2007: 7 menjelaskan langkah-langkah strategi GMA sebagai berikut.
1. Menyiapkan sebuah peta sederhana untuk diperlihatkan kepada siswa
2. Setelah membaca teks dan sebelum berdiskusi dengan teman, setiap siswa
harus memetakan konsep dan gagasan dari teks yang mereka anggap penting 3.
Siswa harus diingatkan bahwa peta mereka akan digunakan selama pelajaran berlangsung dan harus menunjukkan semua informasi yang mereka rasakan
penting
23 4.
Siswa diminta untuk memperlihatkan peta kepada siswa lain, baik kepada kelompok kecil maupun perorangan
5. Siswa juga harus diingatkan untuk menjelaskan apa yang mereka masukkan
ke dalam peta, bagaimana mereka melakukannya, dan mengapa mereka menentukan pilihan-pilihan tertentu
6. Siswa harus diminta untuk bekerjasama dengan siswa lain atau dalam
kelompok kecil untuk menyelesaikan peta mereka 7.
Siswa diminta untuk membaca kembali teks untuk memperjelas pertanyaan atau informasi.
E. Pembelajaran Membaca Pemahaman Cerita Anak dengan