kekuatan  maupun  kekurangan  dalam  pelaksanaan  tindakan  sehingga dapat dijadikan bahan untuk refleksi.
d. Merefleksi Reflecting
Proses  refleksi  dilakukan  dengan  diskusi  bersama  guru  mata pelajaran  Akuntansi  mengenai  lembar  observasi  yang  dibuat  selama
pembelajaran.  Dari  lembar  observasi  tersebut,  dilakukan  evaluasi terhadap  pelaksanaan  pembelajaran,  kemudian  dilakukan  identifikasi
permasalahan yang
muncul serta
kekurangan dalam
pengimplementasian tipe selama proses pembelajaran, dan selanjutnya disusun pemecahan atas masalah-masalah yang muncul tersebut.
2. Siklus II
Pada  siklus  II  ini  kegiatannya  hampir  sama  dengan  siklus  I,  tetapi tindakan  pada  siklus  II  diperbaiki  berdasarkan  hasil  refleksi  pada  akhir
siklus  I.  Kegiatan  yang  dilakukan  pada  siklus  II  bertujuan  untuk memperbaiki  pelaksanaan  pembelajaran  pada  siklus  I  agar  mencapai
indikator keberhasilan.
H. Teknik Analisis Data
1. Analisis Data Kuantitatif
Dalam  penelitian  ini,  data  yang  diperoleh  dari  hasil  observasi, angket, dan tes adalah data kuantitatif, yang menunjukkan penilaian atas
kemunculan kegiatan yang mencerminkan Motivasi  dan Prestasi Belajar Akuntansi  dengan  kriteria  yang  telah  ditentukan.  Data  yang  diperoleh
selanjutnya  akan  dianalisis  untuk  mengetahui  persentase  skor  motivasi siswa sebagai berikut Sugiyono, 2012: 144:
a. Menentukan  kriteria  pemberian  skor  terhadap  masing-masing
indikator pada setiap aspek motivasi yang diamati. b.
Menjumlahkan  skor  untuk  masing-masing  aspek  motivasi  yang diamati.
c. Menghitung  skor  motivasi  pada  setiap  aspek  yang  diamati  dengan
rumus: =
x 100
Sedangkan  untuk  menghitung  peningkatan  Prestasi  Belajar Akuntansi siswa digunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan : : Rata-rata mean
: Jumlah semua nilai : Jumlah individu Sugiyono,  2012: 49
I. Indikator Keberhasilan
Indikator  keberhasilan  tindakan  ini  adalah  apabila  setelah  penerapan pembelajaran  tipe  Numbered  Heads  Together  terjadi  peningkatan  Motivasi
dan  Prestasi  Belajar  Akuntansi  baik  secara  individu  maupun  kelas. Peningkatan Motivasi Belajar Akuntansi dihitung berdasarkan hasil observasi
dengan  indikator-indikator  Motivasi  Belajar  Akuntansi  yaitu:  tekun
menghadapi  tugas,  ulet  menghadapi  kesulitan,  memiliki  minat  terhadap pelajaran,  lebih  senang  belajar  mandiri,  cepat  bosan  pada  tugas-tugas  rutin,
dapat  mempertahankan  pendapatnya,  tidak  mudah  melepaskan  hal-hal  yang diyakininya serta senang mencari dan memecahkan masalah. Dari segi proses,
pembentukan  kompetensi  dapat  dikatakan  berhasil  dan  berkualitas  apabila seluruhnya  atau  setidak-tidaknya  sebagian  besar  75  peserta  didik  terlibat
secara  aktif,  baik  fisik,  mental,  maupun  sosial  dalam  proses  pembentukan kompetensi  dapat,  di  samping  menunjukkan  kegairahan  belajar  yang  tinggi,
semangat  belajar  yang  besar,  dan  rasa  percaya  pada  diri  sendiri  Mulyasa, 2007:  256.  Peningkatan  dihitung  dengan  mempersentasekan  skor  motivasi
belajar siswa. Tindakan ini dinyatakan berhasil sekurang-kurangnya diperoleh persentase Motivasi Belajar Akuntansi yaitu 75.
Indikator  keberhasilan  Prestasi  Belajar  Akuntansi  adalah  adanya peningkatan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran akuntansi  yang dapat
dililhat  dari  peningkatan  nilai  tes  pada  siklus  I  dan  siklus  II.  Untuk  melihat keberhasilan  tindakan  dapat  dilihat  adanya  peningkatan  nilai  baik  secara
individu  maupun  nilai  rata-rata  kelas  dari  siklus  sebelumnya.  Apabila  hasil tindakan tersebut mengalami kenaikan pada siklus I dan siklus II yang dilihat
dari  nilai  post  test,  serta  naiknya  persentase  siswa  yang  mencapai  KKM sebesar 75.
68
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN