19
dalam tahap ini, yaitutahap operasi konkret dimana anak sudah dapat mengetahui simbol-simbol matematis, tetapi belum dapat menghadapi hal-hal yang abstrak.
F. Pendekatan
Whole Language
1. Pengertian
Whole Language
Whole  language
adalah  salah  satu  pendekatan  pembelajaran  bahasa  yang menyajikan  pengajaran  bahasa  secara  utuh,  tidak  terpisah-pisahdan
keterampilan  bahasa  menyimak,  berbicara,  membaca,  dan  menulis  diajarkan secara   terpadu.   Edelsky,   1991;   Froese,   1990;   Goodman,   1986;   Weafer,
1992,dalam  Puji  Santoso  2004.
Whole  Language
adalah  cara  untuk menyatukan  pandangan  tentang  bahasa,  tentang  pembelajaran,  dan  tentang
orang-orang yang terlibat dalam pembelajaran.
2. Ciri-ciri Kelas
Whole Language
Menurut  Puji
Santosa
,  2009:  2.11-2.12  ciri-ciri  kelas
whole language
penuh dengan barang hasil kerja siswa yang digantung di dinding dan pintu  seperti  gambar-gambar  dan  poster  hasil  kerja  siswa  yang  menghiasi
dinding  dan
bulletin  board.
Karya  tulis  siswa  dan  chart  bacaan  yang  dibuat siswa  menggantikan
bulletin  board
yang  dibuat  guru.  Salah  satu  sudut  kelas yang  diubah  menjadi perpustakaan  yang  dilengkapi  berbagai jenis buku  tidak
hanya buku teks, majalah, koran, kamus, buku petunjuk, dan berbagai macam barangcetak  lainnya.Siswa  belajar  melalui  model atau  contoh. Guru  dan  siswa
bersama-sama   melakukan   kegiatan   membaca,  menulis,   menyimak,  dan berbicara.Siswa   bekerja   dan   belajar   sesuai   dengan   tingkat   kemampuan
20
membaca  dan  tingkat  perkembangannya  untuk  memilih  buku  yang  sesuai untuknya.Siswa  berbagi  tanggung  jawab  dalam  pembelajaran.  Peran  guru  di
kelas
whole  language
hanya  sebagai  fasilitator  dan  siswa  mengambil  alih beberapa  tanggung  jawab  yang  biasanya  dilakukan  guru.Siswa  terlibat  secara
aktif  dalam  pembelajaran  bermakna  dan    pandangan  guru  dalam  interaksi  di kelas  multi  arah.Siswa  berani  mengambil  resiko  dan  bebas  bereksperimen,
guru  tidak  mengharapkan  kesempurnaan,  yang  penting  adalah  respon  atau jawaban  yang  diberikan  siswa  dapat  diterima.Siswa  mendapat  balikan  positif
baik dari guru maupun temannya dalam kegiatan berdiskusi, berkolaborasi, dan melakukan konferensi antara guru dan siswa yang memberi kesempatan kepada
siswa  untuk  melakukan   penilaian  diri  dan  melihat  perkembangan  diri.  Siswa yang   mempresentasikan  hasil   tulisannya  mendapat   respon   positif  dari
temannya yang dapat membangkitkan rasa percaya diri.
3. Komponen-komponen
Whole Language
Whole  language
merupakan  cara  untuk  menyatukan  pandangan  tentang bahasa,  tentang  pembelajaran  dan  tentang  orang-orang  yang  terlibat  dalam
pembelajaran.   Orang-orang  yang  dimaksud  adalah  siswa  dan  guru.  Menurut Teuku Alamsyah 2007:14-17 ada delapan komponen
Whole Language,
yaitu:
a. Reading aloud
Reading  aloud
adalah  kegiatan  membaca  yang  dilakukan  oleh  guru untuk    siswanya.  Guru  dapat  menggunakan  bacaan  yang  terdapat  dalam
buku  teks  atau  buku  cerita  lainnya  dan  membacakannya  dengan  suara keras  dan  intonasi  yang  baik  sehingga  setiap  siswa  dapat  mendengarkan