Penularan Tujuan Pembelajaran umum
117
3 Anjurkan untuk batuk bersin dengan menutup muluthidung dengan tissue yang
dissposible 4
Buang tissue bekas tersebut pada tempat yang layak 5
Anjurkan untuk meludah atau mengeluarkan dahak pada wadah yg telah diberikan desinfektan
6 Kaji kontrol penyebaran infeksi, gunakan masker atau isolasi pernafasan
7 Identifikasi faktor resiko infeksi berulang seperti status nutrisi, adanya dm,
penggunaan kortikosteroid, hiv, kanker dsb. 8
Anjurkan untuk pemeriksaan dahak ulang sesuai anjuran 9
Penting kolaborasi pemeberian pengobatan OATobat anti tbc.
Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan proses infeksi paru Tujuan :
Klien memperlihatkan RR dalam batas normal dan tidak melaporkan adanya sesak nafas Intervensi :
1
Kaji RR dan kenyamanan untuk bernafas 2
Auskultasi suara nafas 3
Kumpulkan spesimen sputum untuk pemeriksaan bta kultur, observasi warna, jumlah dan konsistensi sputum
4 Rencanakan aktivitas klien yang diikuti periode istirahat
5 Anjurkan cukup cairan bila tidak ada kontra indikasi
6 Laksnakan program pengobatan
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan sekret kental, upaya batuk buruk, kelemahan.
Tujuan : Jalan nafas klien paten, Mengeluarkan sekret tanpa bantuan, Menunjukkan perilaku untuk memperbaiki mempertahankan jalan nafas, Berpartisipasi dalam program
pengobatan Intervensi :
1
kaji fungsi pernafasan : rr, kedalaman pernafasan dan penggunaan otot bantu nafas 2
kaji kemampuan untuk batuk efektif 3
ajarkan batuk efektif 4
posisi semi fowler tinggi 5
bersihkan sekret dari mulut, bila perlu lakukan penghisapan 6
berikan cairan sedikitnya 2500 ml per hari 7
kolaborasi pemberian mukolitik, bronkhodilator Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia,
sering batuk, dispnea
118
Tujuan : Berat badan klien menuju BB ideal, Perubahan pola hidup untuk mempertahankan meningkatkan BB ideal
Intervensi : 1
Kaji status nutrisi pasien secara periodik 2
Berikan diet TKTP 3
Anjurkan untuk membawa makanan dari rumah bila tidak nafsu makan dari RS 4
Anjurkan makan sedikit-sedikit tetapi sering 5
Berikan perawatan mulut sebelum dan sesudah makan 6
Tingkatkan nafsu makan klien dengan : Ruangan bebas bau yang tidak sedap, Atur jadwal tindakan perawatan dengan jam makan, Sediakan menu yang menarik
Ringkasan
TBC suatu penyakit system pernafasan yang mengalami peradangan pada paru-paru disebabkan oleh mycobakterium tuberkolosis
Managemen Medis
Tes Diagnostik: Bakteriologis dengan specimen dahak, cairan pleura, cairan serebrospinalis, Dahak untuk menentukan BTA, specimen dahak SPS sewaktu, Pagi,
sewaktu. Dinyatakan positip bila 2 dari 3 pemeriksaan tersebut ditemukan BTA positip. Foto thorax : Bila ditemukan 1 pemeriksaan BTA positip, maka perlu dilakukan foto thorax atau
SPS ulang, bila foto thorax dinyatakan positip maka dinyatakan seseorang tersebut dinyatakan BTA positip, bila foto thorax tidak mendukung maka dilakukan SPS ulang, bila
hasilnya negatip berarti bukan TB paru.
Uji Tuberkulin yaitu periksaan guna menunjukan reaksi imunitas seluler yang timbul setelah 4
– 6 minggu pasien mengalami infeksi pertama dengan basil BTA Bahan yang dipakai adalah OT old tuberculin, PPD purified protein derivate of tuberculin. Cara
pemberian, Intra Cutan IC, pada 13 atas lengan bawah kiri, pembacaan hasil dilakukan setelah 6-8 jam penyuntikan, hasil positip, bila diameter indurasi lebih dari 10 mm, negatip
bila kurang dari 5 mm, meragukan bila indurasi 5-10 mm. Uji lain sering dengan menggunakan cara Mantoux test.
Pengobatan
Pengobatan TBC bertujuan untuk ; menyembuhkan pasien, mencegah kematian, mencegah relaps, menurunkan penularan ke orang lain, mencegah terjadinya resistensi
terhadap obat. Pengobatan membutuhkan waktu yang lama 6-8 bulan untuk membunuh kuman Dorman,
Terdapat 3 aktifitas anti TBC yaitu : 1 Obat bacterisidal : Isoniasid INH, rifampisin, pirasinamid, 2 Obat dengan kemampuan sterilisasi : rifampisin, PZA, 3 Obat dengan
kemampuan mencegah resistensi: rifampisin dan INH, sedangkan etambutol dengan streptomisin kurang efektif.