Pathofisiologis Bronkhitis Kronis Uraian Materi

104 4. Managemen Medis Tujuan utama : meningkatkan oksigenasi dan menurunkan retensi oksigen. Hal ini dicapai dengan : a. membebaskan obstruksi jalan napas yang reversibel asthma b. memfasilitasi pengeluaran sekresi bronkhial c. mencegah dan mengobati infeksi saluran pernapasan d. meningkatkan toleransi latihan e. control adanya komplikasi f. mencegah alergen iritasi jalan napas g. membebaskan adanya ansietas dan mengobati depresi yang sering menyertai obstruksi jalan napas kronis.

5. Pharmacologic Management

Jenis obat yang biasa digunakan adalah : a. bronkodilator b. antihistamin c. steroids d. antibiotik e. ekspektorans Oksigen digunakan 3 Lm dengan cannula nasal. 6. Higiene Paru Pulmonary Hygiene Higiene paru bertujuan membersihkan sekret dari paru-paru dan kemudian meningkatkan kerja silia dan menurunkan resiko infeksi. Dilaksanakan dengan : nebulizer, fisioterapi dada, postural drainase. a. Exercise Latihan tidak akan meningkatkan fungsi paru. Ini digunakan untuk mempertinggi kebugaran dan melatih fungsi otot skeletal agar lebih efektiv. Bentuk latihan dapat berupa jalan sehat. Namun sebelum latihan jalan dimulai nilai analisa gas darah perlu dikaji dan dibandingkan dengan saat istirahat. Oksigen tambahan harus digunakan saat latihan jika klien menjadi hipoksemia berat. b. Mencegah iritans Penyebat iritans jalan napas harus dihindari seperti asap rokok dan perlu juga mencegah adanya alergens yang masuk tubuh. c. Diet Klien sering mengalami kesulitan makan karena adanya dipsnea. Pemberian porsi yang kecil namun sering lebih baik dari pada makan langsung banyak. 105 7. Managemen Keperawatan a. Pengkajian : 1 Riwayat atau faktor penunjang : a merokok faktor penyebab utama b tinggal atau bekerja di area dengan polusi udara berat c riwayat alergi pada keluarga d riwayat asthma pada anak-anak 2 Riwayat atau adanya faktor pencetus eksaserbasi : a alergen b stress emosional c aktivitas fisik yang berlebihan d polusi udara e infeksi saluran napas 3 Pemeriksaan fisik : a manifestasi klinik PPOM :  peningkatan dispnea  penggunaan otot-otot aksesori pernapasan retraksi otot-otot abdominal, mengangkat bahu saat inspirasi, napas cuping hidung  penurunan bunyi napas  takipnea  gejala yang menetap pada penyakit dasar b asthma  batuk mungkin produktif atau non produktif, dan perasaan dada seperti terikat  mengi saat inspirasi maupun ekspirasi yang dapat terdengar tanpa stetoskop  pernapasan cuping hidung  ketakutan dan diaforesis c Bronkhitis  Batuk produktif dengan sputum berwarna putih keabu-abuan, yang biasanya terjadi pada pagi hari  Inspirasi ronkhi kasar dan whezzing  Sesak napas d Bronkhitis tahap lanjut  Penampilan sianosis  Pe e gkakaa u u atau lue loate s dise a ka oleh edema asistemik yang terjadi sebagai akibat dari kor pulmunal e Emfisema  Penampilan fisik ku us de ga dada a el hest dia ete tho aks anterio posterior meningkat sebagai akibat hiperinflasi paru-paru  Fase ekspirasi memanjang 106 f Emfisema tahap lanjut  Hipoksemia dan hiperkapnia  Pe a pila se agai pi k puffe s  Jari-jari tabuh 4 Pemeriksaan diagnostik a Gas darah arteri : PaO2 rendah, PaCO2 tinggi b Sinar X dada : hiperinflasi paru-paru, pembesaran jantung dan bendungan area paruparu c Pemeriksaan faal paru : FEV1 dan ratio FEV1FVC d Darah : peningkatan Hb, hematokrit, jumlah darah merah dan peningkatan IgE serum. 5 Lain-lain perlu dikaji Berat badan, rata-rata intake cairan dan diet harian b. Diagnosa keperawatan dan rencana intervensi : 1 Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan pembatasan jalan napas, kelelahan otot pernapasan, peningkatan produksi mukus. Tujuan : Klien mampu menunjukkan perbaikan oksigenasi Kriteria hasil : a Gas darah arteri dalam batas normal b Warna kulit membaik c RR : 12 – 24 Xmenit d Bunyi napas bersih e Batuk : tidak ada f Nadi 60 – 100 Xmenit g Dyspnea : tidak ada Rencana Intervensi : a observasi : status pernapasan, hasil gas darah arter, nadi dan nilai oksimetri b berikan obat yang telah diresepkan c konsultasikan pada dokter jika gejala tetap memburuk dan menetap komplikasi utama gagal napas d berikan oksigen yang telah dilembabkan 2 – 3 Lmenit e pe taha ka posisi fo le ’s de ga ta ga a duksi da disoko g oleh bantal atau duduk condong ke depan dengan ditahan oleh meja f hindari penggunaan depresan saraf pusat secara berlebihan sedatifnarkotik g anjurkan untuk berhenti merokok. 2 Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan ketidakadekuatan batuk, peningkatan produksi mukus. Tujuan : Klien dapat meningkatkan bersihan jalan napas Kriteria hasil : 107 a mampu mendemostrasikan batuk terkontrol b intake cairan adekuat Rencana intervensi : a Kaji kemampuan klien untuk memobilisasi sekresi, jika tidak mampu : b ajarkan metode batuk terkontrol c gunakan suction jika perlu untuk mengeluarkan sekret d lakukan fisioterapi dada e Secara rutin tiap 8 jam sekali lakukan auskultasi dada untuk mengetahui kualitas suara napas dan kemajuannya. f berikan obat sesuai resp : mukolitik dan ekspektorans g anjurkan minum kurang lebih 2 liter per hari jika tidak ada kontra indikasi h Instruksikan pada klien untuk mencegah infeksi. Stressor : a cegah ruangan yang ramai pengunjung atau kontak dengan individu yang menderita influensa b mencegah iritasi : rokok c imunisasi : vaksin influensa 3 Gangguan kebutuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakadekuatan intake nutrisi sekunder terhadap peningkatan kerja pernapasan. Tujuan : Klien akan menunjukkan kemajuan peningkatan status nutrisi Kriteria hasil : a klien tidak mengalami kehilangan berat badan lebih lanjut b masukan makanan dan cairan meningkat c urine tidak pekat d out put urine meningkat e membran mukosa lembab f kulit tidak kering Rencana intervensi : a Observasi : intake dan out put tiap 8 jam, jumlah makanan yang dikonsumsi, BB tiap minggu b Ciptakan suasana yang menyenangkan, lingkungan bebas dari bau selama makan : c perawatan mulut sebelum dan sesudah makan d bersihkan meja sebelum makanan dihidangkan e tidak menggunakan pengharum ruangan yang terlalu menyengat. f Fisioterapi dada dan nebulizer selambatnya 1 jam sebelum makan