Penyebab Infark Gagal Jantung

33 Nah kemudian jawaban Anda cocokan atau bandingkan dengan diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien gagal jantung antara lain : Penurunan perfusi jaringan behubungan dngan menurunnya curah jantung , hipoksemia jaringan, asidosis, dan kemungkinan thrombus atau emboli, Kerusakan pertukarann gas, kelebihan volume cairan ekstravaskuler, Pola nafas tidak efektif, Intoleransi aktifitas dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Setelah kita membuat diagnosa keperawatan,maka langkah beikutnya adalah menyusun rencana tindakan keperawatan berdasarkan diagnosa keperawatan, maka rencana tindakan keperawatan antara lain : 1. Penurunan perfusi jaringan behubungan dngan menurunnya curah jantung , hipoksemia jaringan, asidosis, dan kemungkinan thrombus atau emboli Kemungkinan dibuktikan oleh : Daerah perifer dingin, RR lebih dari 24 x menit, Kapiler refill Lebih dari 3 detik, Nyeri dada, Gambaran foto torak terdpat pembesaran jantung kongestif paru tidak selalu, HR lebih dari 100 xmenit, TD 12080, AGD dengan : p O2 45 mmHg N : 80-100 mmHg dan Saturasi 80 N:90-100. Tujuan: Gangguan perfusi jaringan berkurang tidak meluas selama dilakukan tindakan perawatan di Rumah Sakit. intervensi : Monitor Frekuensi dan irama jantung, Observasi perubahan status mental, Observasi warna dan suhu kulit membran mukosa, Ukur produksi urin dan catat berat jenisnya, Kolaborasi : Berikan cairan IV l sesuai indikasi, Pantau Pemeriksaan diagnostik dan laboratorium mis EKG, elektrolit , GDA Pa O2, Pa CO2 dan saturasi O2 . Dan Pemberian oksigen.

2. Kerusakan Pertukarann Gas

Dapat dihubungkan oleh : Gangguan aliran darah ke alveoli atau kegagalan utama paru, perubahan membran alveolar- kapiler atelektasis , kolaps jalan nafas alveolar edema paruefusi, sekresi berlebihanperdarahan aktif. Kemungkinan dibuktikan oleh : Dispnea berat, gelisah, sianosis, hipoksemia. Tujuan : Kerusakan pertukaran gas teratasi. Intervensi : Catat frekuensi kedalaman pernafasan, penggunaan otot Bantu pernafasan, Auskultasi paru untuk mengetahui penurunan tidak adanya bunyi nafas dan adanya bunyi tambahan missal krakles, ronki dll, Lakukan tindakan untuk memperbaiki mempertahankan jalan nafas misalnya, batuk, penghisapan lendir dll, Tinggikan kepala tempat tidur sesuai kebutuhan toleransi pasien, Kaji toleransi aktifitas misalnya keluhan kelemahan kelelahan selama kerja atau Tanda vital berubah.

3. Kemungkinan Terhadap Kelebihan Volume Cairan Ekstravaskuler

Faktor resiko meliputi : Penurunan perfusi ginjal, peningkatan natrium retensi air, peningkatan tekanan hidrostatik atau penurunan protein plasma menyerap cairan dalam area interstisial jaringan . Kemungkinan dibuktikan oleh : tidak adanya Tanda- Tanda dan gejala gejala membuat diagnosa aktual. Tujuan : Keseimbangan volume cairan dapat dipertahankan selama dilakukan tindakan keperawatan selama di Rumah Sakit. Intervensi : Ukur masukan pengeluaran, catat penurunan , pengeluaran, sifat konsentrasi, hitung keseimbangan cairan. Observasi adanya oedema dependen. 34 Timbang BB tiap hari. Pertahankan masukan total caiaran 2000 ml24 jam dalam toleransi kardiovaskuler. Kolaborasi : pemberian diet rendah natrium, berikan diuetik.

4. Pola nafas tidak efektif Yang berhubungan dengan : Penurunan volume paru,

hepatomegali, splenomigali, Kemungkinan dibukikan oleh : Perubahan kedalaman dan kecepatan pernafasan ,gangguan pengembangan dada, GDA tidak normal. Tujuan : Pola nafas efektif setelah dilakukan tindakan keperawatan selama di Rumah Sakit. Interfensi : Monitor kedalaman pernafasan, frekuensi, dan ekspansi dada. Catat upaya pernafasan termasuk penggunaan otot Bantu nafas. Auskultasi bunyi nafas dan catat bila ada bunyi nafas tambahan. Tinggikan kepala dan Bantu untuk mencapi posisi yang senyaman mungkin. Kolaborasi pemberian Oksigen dan periksa GDA

5. Intoleransi aktifitas dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari Dapat dihubungakan

dengan : ketidakseimbangan antar suplai oksigen miocard dan kebutuhan, adanya iskemik nekrotik jaringan miocard, Kemungkinan dibuktikan oeh : Gangguan frekuensi jantung, tekanan darah dalam aktifitas, terjadinya disritmia, kelemahan umum. Tujuan :Terjadi peningkatan toleransi pada klien setelah dilaksanakan tindakan keperawatan selama di Rumah sakit. Intervensi : Catat frekuensi jantung, irama, dan perubahan Tekanan Darah selama dan sesudah aktifitas. Tingkatkan istirahat di tempat tidur . Batasi aktifitas pada dasar nyeri dan berikan aktifitas sensori yang tidak berat. Jelaskan pola peningkatan bertahap dari tingkat aktifitas, contoh bengun dari kursi bila tidak ada nyeri, ambulasi dan istirahat selam 1 jam setelah makan. Kaji ulang Tanda gangguan yang menunjukan tidak toleran terhadap aktifitas atau memerlukan pelaporan pada dokter. Langkah yang terakhir dalam asuhan keperawatan pada pasien gagal jantung adalah evaluasi, dimana evaluasi merupakan penilaian efektifitas terhadap intervensi keperawatan sehubungan dengan keluhan, hasil perekaman EKG, foto thorak dan pemeriksaan hasil laboratorium menunjukkan hasil yang normal. Intervensi dikatakan efektif bila tingkah laku klien sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Dalam evaluasi, perawat melakukan pengkajian ulang tentang keluhan sesak nafas, hemodinamik dan terapi yang diberikan pada klien serta perilaku klien setelah melakukan implementasi dari intervensi. Evaluasi menggunakan observasi, mengukur dan wawancara dengan pasien. Latihan Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi praktikum di atas, kerjakanlah latihan berikut Pada penyakit gagal jantung ini di bagi dalam beberapa tingkatan berdasarkan kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Nah, untuk itu tolong sebutkan tingkatan tersebut : 1 ..................................................... 2 .....................................................