58 instansi Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai untuk program atau kegiatan
mendata kelompok-kelompok peternak tersebut.
b.
Kurangnya dukungan dari pihak Perkebunan PTPN
Pihak perkebunan kurang mendukung adanya ternak sapi masuk ke areal perkebunan kelapa sawit milik mereka dikarenakan ternak sapi mengganggu
tanaman kelapa sawit seperti pengerasan tanah, kemungkinan sapi memakan pelepah muda tanaman kelapa sawit yang belum menghasilkan. Hal ini ditandai
dengan semakin banyak parit-parit yang dibuat pihak perkebunan. Parit-parit tersebut digali menggunakan alat berat beko mengelilingi perkebunan kelapa
sawit yang mengakibatkan ternak tidak bisa masuk ke areal perkebunan.
c.
Adanya Impor DagingTernak Sapi
Kebijakan untuk mengimpor dagingternak sapi yang dilakukan memberikan dampak yang kurang baik bagi peternak karena mempengaruhi harga
dan pemasaran ternak sapi milik peternak. Demikian juga apabila daging yang masuk lewat jalur ilegal dengan harga yang lebih murah dan tidak diketahui
riwayat kesehatan ternak tersebut sehingga dapat merugikan konsumen yang memakan produk peternakan tersebut.
d.
Sulitnya mendapatkan PinjamanModal
Peternak belum banyak menjalin kerjasama dengan perbankan. Menurut peternak, pihak perbankan membuat aturan yang sulit dipenuhi peternak, meminta
jaminanagunan yang dirasakan terlalu sulitmemberatkan dan disertai dengan bunga yang cukup berat untuk ditanggung peternak. Kerjasamakemitraaan
dengan pemilik modal dari pihak swasta juga belum banyak dilakukan peternak, karena alasan yang sama, juga dirasakan sulit untuk memenuhi persyaratanaturan
yang ditetapkan oleh pemilik modal dari pihak swasta yang. Karena keterbatasan anggaran, program bantuan pinjamanmodal dari Pemerintah Kabupaten Serdang
Bedagai bagi peternak juga belum maksimal dirasakan oleh peternak.
e.
Adanya Agen Ternak
Penjualan produk hasil peternakan sapikompos yang dihasilkan oleh peternak masih tergantung pada mekanisme pasar yang kurang menguntungkan
59 bagi peternak. Harga ditentukan berdasarkan taksiran yang jelas mengandung
resiko kerugian bagi peternak. Menurut peternak, agen terkadang membuat kecurangan dalam menaksir dan menawar harga ternak peternak, namun karena
kebutuhan, peternak terkadang menerima harga yang ditawarkan oleh para agen.
G. Perencanaan Strategis
1. Tahap Masukan
Hasil analisis faktor internal menunjukkan nilai positif yaitu 0,46. Hal ini berarti bahwa secara umum mempunyai kekuatan yang baik terutama pada
tingginya minat peternak bergabung dalam kelompok peternak 0,36 dan perkebunan kelapa sawit yang luas 0,32. Kelemahan terbesar adalah kurangnya
pelatihan keterampilan peternak -0,27 dan minimnya sarana dan prasarana -0,27. Analisis faktor internal yang terbagi atas kekuatan dan kelemahan dapat
dilihat pada Tabel 29 dibawah ini : Tabel 29 Matriks IFAS Internal Factors Analysis Summary
Faktor-faktor Internal Bobot
Rating Skor
Kekuatan
1. Tingginya minat peternak bergabung dalam kelompok peternak
0,09 4
0,36 2. Pengalaman peternak sapi memadai
0,05 3
0,15 3. Usia peternak masih produktif
0,05 3
0,15 4. Pencatan recoording sudah dilakukan
peternak 0,05
4 0,20
5. Penjualan dan pemotongan betina produktif rendah
0,06 4
0,24 6. Pelaksanaan IB sudah dilakukan
0,06 4
0,24 7. Iklim dan kondisi alam yang mendukung
0,05 4
0,20 8. Perkebunan kelapa sawit yang luas
0,08 4
0,32
Kelemahan
1. Tingkat pendidikan peternak relatif rendah 0,07
-2 -0,14
2. Kurangnya pelatihan keterampilan peternak 0,09
-3 -0,27
3. Minimnya sarana dan prasarana 0,09
-3 -0,27
4. Minimnya lahan penggembalaan 0,08
-3 -0,24
5. Beternak sebagai usaha sambilankeluarga 0,06
-3 -0,18
6. Kurangnya kerjasama antara anggota peternak
0,06 -2
-0,12 7. Kurangnya pemanfaatan limbah perkebunan
kelapa sawit 0,06
-3 -0,18
Total 1
0,46
60 Analisis faktor Eksternal yang terbagi atas peluang dan ancaman dapat
dilihat pada Tabel 30 berikut ini : Tabel 30 Matriks EFAS Eksternal Factors Analysis Summary
Faktor-faktor Eksternal Bobot
Rating Skor
Peluang
1. Pemanfaatan limbah perkebunan kelapa sawit 0,09
4 0,36
2. Adanya RTRW 0,08
3 0,24
3. Perkembangan IPTEK 0,07
3 0,21
4. Adanya industri pendukung pakan ternak 0,09
4 0,36
5. Fasilitas pendukung dari Pemkab Serdang Bedagai
0,08 4
0,32 6. Posisi yang strategis untuk pemasaran ternak
0,07 3
0,21
Ancaman
1. Minimya dokumentasi kelembagaan peternak 0,10
-2 -0,20
2. Kuranganya dukungan dari pihak perkebunan 0,10
-3 -0,30
3. Adanya impor dagingsapi 0,09
-2 -0,18
4. Sulitnya mendapatkan pinjamanmodal 0,13
-3 -0,39
5. Adanya agen ternak 0,10
-2 -0,20
Total 1
0,43
Hasil analisis faktor eksternal menunjukkan nilai positif yaitu 0,43. Hal ini berarti bahwa secara umum mempunyai peluang yang baik terutama pada
pemanfaatan limbah perkebunan kelapa sawit 0,36 dan adanya industri pendukung pakan ternak 0,36. Kelemahan terbesar adalah sulitnya mendapatkan
pinjamanmodal -0,39 dan kuranganya dukungan dari pihak perkebunan -0,30.
2. Tahap Analisis
Strategi pengembangan sapi potong melalui kelompok peternak di Kabupaten Serdang Bedagai dilakukan dengan cara membuat matriks SWOT.
Matriks SWOT ini dibangun berdasarkan faktor-faktor strategi, baik faktor internal kekuatan dan kelemahan maupun faktor eksternal peluang dan
ancaman. Berdasarkan posisi analisis SWOT maka dapat disusun 4 empat strategi utama, yaitu SO Strenghts – Opportunities, WO Weakness –
Opportunities, ST Strenghts – Threats dan WT weakness – Threats. Penentuan strategi pengembangan sapi potong melalui kelompok peternak
di Kabupaten Serdang Bedagai disajikan pada gambar matriks SWOT berikut ini :