55 terbatas maka peternak perlu memanfaatkan limbah hasil samping kelapa sawit
sebagai alternatif lain sumber pakan sapi.
b. Posisi yang Strategis untuk Pemasaran Ternak
Kabupaten Serdang Bedagai berada pada posisi yang strategis antara lain dilintasi oleh Jalan Lintas Sumatera JALINSUM, berbatasan dengan Ibukota
Kabupaten Deli Serdang Lubuk Pakam, mengelilingi Kotamadya Tebing Tinggi, tidak jauh dari Kotamadya Siantar dan Medan ibukota Provinsi Sumatera Utara
jarak tempuh sekitar 1 – 2 jam. Hal ini menunjukkan peternak di Kabupaten Serdang Bedagai memiliki pemasaran hasil produk peternakan yang luas selain di
Kabupaten Serdang Bedagai.
c. Adanya Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW
RTRW Kabupaten Serdang Bedagai berfungsi sebagai acuan dalam pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten, acuan untuk mewujudkan keseimbangan
pembangunan dalam wilayah Kabupaten, acuan lokasi investasi dalam wilayah Kabupaten yang dilakukan pemerintah, masyarakat dan swasta, pedoman untuk
penyusunan rencana rinci tata ruang di wilayah Kabupaten dan dasar pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah Kabupaten yang meliputi penetapan
peraturan zonasi, perijinan, pemberian insentif dan disinsentif, serta pengenaan sanksi, dan acuan untuk pengembangan ternak sapi potong di Kabupaten Serdang
Bedagai.
d. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi IPTEK
Perkembangan ilmu dan Teknologi IPTEK pada saat sekarang ini semakin pesat perkembangannya yang dapat memudahkan peternak dalam
mengembangkan usaha peternakannya dan juga merupakan peluang yang dapat digunakan peternak dalam meningkatkan kualitas dan inovasi produk dari usaha
peternakan.
e. Adanya Industri Pendukung Pakan Ternak
Industri pengolah ubi kayu menjadi pati ubi kayu tepung ubi kayu di Kabupaten Serdang Bedagai tercatat sebanyak 50 lima puluh unit usaha dimana
limbah dari pengolahan industri tersebut menghasilkan ampas ubi kayu yang sudah banyak digunakan peternak sebagai pakan ternak sapi potong. Pada
56 Kabupaten Serdang Bedagai juga terdapat 207 pabrik gilingan padi yang
mengolah biji padi menjadi beras yang menghasilkan limbah dedak padi yang telah lama digunakan peternak sebagai pakan ternak.
f. Fasilitas Pendukung Pada Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan
Pangan dan Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Serdang Bedagai
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai Nomor 3 Tahun 2010 tentang organisasi dan tata kerja perangkat daerah Kabupaten
Serdang Bedagai, dukungan Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai terlihat dari telah terbentuk nya Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan BP2KP
dan Dinas Pertanian dan Peternakan. Salah satu fungsi dari Badan Penyuluhan dan Ketahanan Pangan adalah pembinaan dan pelaksanaan tugas dalam bidang
penyuluhan dan ketahanan pangan dan Dinas Pertanian dan Peternakan menyelenggarakan fungsi perumusan kebijakan teknis di bidang pertanian dan
peternakan, pemberian izin dan pelaksanaan pelayanan umum di bidang pertanian dan peternakan.
Sumber Daya Manusia SDM Aparatur pada umumnya melaksanakan tugas pokok dan fungsinya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan
khususnya pada para petanipeternak di Kabupaten Serdang Bedagai disajikan pada Tabel 26 berikut ini.
Tabel 26 Sumber Daya Manusia SDM Aparatur Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan BP2KP dan Dinas Pertanian dan Peternakan
Kabupaten Serdang Bedagai No Pendidikan
PNS orang
HonorKontrak orang
PPLTHLTB orang
1 SLTASNAKMA
23 19
49 2
Diploma 11
3 11
3 Sarjana S1
109 11
53 4
Magister S2 1
- -
Jumlah 144
33 113
Sumber : Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan BP2KP dan Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Serdang Bedagai 2012
Sumber Daya Manusia SDM aparatur tersebut diatas memiliki profesi sesuai dengan bidang keahlian masing-masing disajikan pada Tabel 27 berikut ini.
57 Tabel 27 Profesi Aparatur Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Serdang
Bedagai No
Profesi Jumlah orang
1 Dokter Hewan
6 2
Inseminator 27
3 Petugas PKB
7 4
Petugas ATR 1
Jumlah 41
Sumber : Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan BP2KP dan Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Serdang Bedagai 2012
Fasilitasinfrasuktur pada Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan BP2KP dan Dinas Pertanian dan Peternakan disajikan pada Tabel 28
berikut ini Tabel 28. FasilitasInfrastruktur Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan
Pangan BP2KP Kabupaten Serdang Bedagai. No
FasilitasInfrastruktur Jumlah unit
1 Kantor Dinas
2 2
Kendaraan Dinas 73
3 Kantor UPT
5 Jumlah
80 Sumber : Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan BP2KP dan
Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Serdang Bedagai 2012
2. Ancaman Treathts
Faktor eksternal yang merupakan ancaman dalam pengembangan sapi potong melalui kelompok peternak di Kabupaten Serdang Bedagai, yaitu ;
a. Rendahnya Dokumentasi Kelembagaan Kelompok Peternak
Kelompok peternak yang terdokumentasikan saat ini belum terupdate dengan baik berdasarkan kondisi saat ini, belum jelasnya jumlah kelompok
peternak yang eksis di lapangan baik berdasarkan tingkatan kelompok pemula, lanjut, madya, utama maupun klasifikasi peternak berdasarkan tipologi usahanya
sambilan, cabang usaha, usaha pokok, industri sehingga belum teridentifikasi kelembagaan kelompok peternak dan belum dapat mendeteksi mana kelompok
yang aktif dan tidak aktif. Hal ini disebabkan kurangnya dana di dinas atau
58 instansi Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai untuk program atau kegiatan
mendata kelompok-kelompok peternak tersebut.
b.
Kurangnya dukungan dari pihak Perkebunan PTPN
Pihak perkebunan kurang mendukung adanya ternak sapi masuk ke areal perkebunan kelapa sawit milik mereka dikarenakan ternak sapi mengganggu
tanaman kelapa sawit seperti pengerasan tanah, kemungkinan sapi memakan pelepah muda tanaman kelapa sawit yang belum menghasilkan. Hal ini ditandai
dengan semakin banyak parit-parit yang dibuat pihak perkebunan. Parit-parit tersebut digali menggunakan alat berat beko mengelilingi perkebunan kelapa
sawit yang mengakibatkan ternak tidak bisa masuk ke areal perkebunan.
c.
Adanya Impor DagingTernak Sapi
Kebijakan untuk mengimpor dagingternak sapi yang dilakukan memberikan dampak yang kurang baik bagi peternak karena mempengaruhi harga
dan pemasaran ternak sapi milik peternak. Demikian juga apabila daging yang masuk lewat jalur ilegal dengan harga yang lebih murah dan tidak diketahui
riwayat kesehatan ternak tersebut sehingga dapat merugikan konsumen yang memakan produk peternakan tersebut.
d.
Sulitnya mendapatkan PinjamanModal
Peternak belum banyak menjalin kerjasama dengan perbankan. Menurut peternak, pihak perbankan membuat aturan yang sulit dipenuhi peternak, meminta
jaminanagunan yang dirasakan terlalu sulitmemberatkan dan disertai dengan bunga yang cukup berat untuk ditanggung peternak. Kerjasamakemitraaan
dengan pemilik modal dari pihak swasta juga belum banyak dilakukan peternak, karena alasan yang sama, juga dirasakan sulit untuk memenuhi persyaratanaturan
yang ditetapkan oleh pemilik modal dari pihak swasta yang. Karena keterbatasan anggaran, program bantuan pinjamanmodal dari Pemerintah Kabupaten Serdang
Bedagai bagi peternak juga belum maksimal dirasakan oleh peternak.
e.
Adanya Agen Ternak
Penjualan produk hasil peternakan sapikompos yang dihasilkan oleh peternak masih tergantung pada mekanisme pasar yang kurang menguntungkan