Pengukuran Kinerja pada Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran

lxii

2.3.5.4 Pengukuran Kinerja pada Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran

Ukuran-ukuran kinerja yang digunakan pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan adalah jumlah karyawan yang mengikuti pelatihan dan pengembangan, rasio beban pelatihan dan pengembangan karyawan terhadap laba operasi, organization capital dan kepuasan karyawan, tingkat perputaran karyawan dan produktivitas karyawan. a. Jumlah Karyawan yang Mengikuti Pelatihan dan Pengembangan Ukuran ini digunakan untuk mengetahui konsistensi perusahaan dalam memberikan kesempatan bagi para karyawan untuk mengembangkan pengetahuan dan keahliannya. b. Rasio Beban Pelatihan dan Pengembangan Karyawan Terhadap Laba Operasi Rasio Beban Pelatihan Laba Operasi dan Pengembangan = Beban Pelatihan Pengembangan x 100 Laba Operasi Ukuran ini digunakan untuk mengukur kontribusi atas pelatihan dan pengembangan karyawan yang dilakukan oleh perusahaan terhadap laba operasi. c. Organization Capital dan Kepuasan Karyawan Ukuran ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam meningkatkan organization capital dan menciptakan kepuasan karyawan. Universitas Sumatera Utara lxiii d. Tingkat Perputaran Karyawan Tingkat Perputaran Karyawan = Jumlah Pekerja yang Keluar Jumlah Seluruh Karyawan e. Produktivitas Karyawan Produktivitas Karyawan = Pendapatan Total Karyawan Ukuran ini digunakan untuk mengukur kemampuan karyawan dalam menghasilkan pendapatan bagi perusahaan. Tabel 2.1 Interpretasi Nilai Atas Kemampuan Perusahaan dalam Implementasi Balanced Scorecard SKOR INTERPRETASI NILAI 85-100 Perusahaan telah memiliki pendekatan yang sangat baik dalam mengukur kinerja organisasi. Perusahaan memiliki suatu database yang ringkas yang terhubung dengan scorecard kunci dan juga memiliki satu set tolok ukur berimbang yang baik. Perusahaan juga terbukti dapat menggunakan data yang dikumpulkan untuk membuat keputusan dalam meningkatkan kinerja organisasi. Organisasi yang demikian dapat menjadi benchmark dalam suatu pengukuran. Universitas Sumatera Utara lxiv SKOR INTERPRETASI NILAI 70-84 Perusahaan telah memiliki pendekatan yang sistemik dalam pengukuran dan dapat mencapai suatu keseimbangan yang baik, namun perusahaan memiliki kelemahan dalam mengukur kepuasan pelanggan dan pegawai. 55-69 Perusahaan berada pada level menengah dan mengindikasikan suatu awal yang baik untuk mulai melakukan pembenahan terhadap pendekatan pengukuran yang ada. 54 ke bawah Perusahaan masih jauh tertinggal dalam menerapkan balanced scorecard. Perusahaan tidak memiliki tolok ukur strategis jangka panjang sehingga perusahaan harus mengaplikasikan beberapa konsep dalam balanced scorecard untuk meningkatkan sistem pengukuran kinerja organisasi. Sumber: Adaptasi dari Yuwono, et.al, Petunjuk Praktis Penyusunan Balanced Scorecard 2004:101-102 Universitas Sumatera Utara lxv

2.4 Penelitian Terdahulu Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu