Sebagai Imam Abu Dawud

3. Sebagai Iamam Hanafi

3. Sebagai Imam Syafi’i 4. Sebagai Imam Malik 5. Sebagai Imam Hambali 6. Sebagai Ibu Katsir TTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTT. UUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUU. Langkah-langkah bermain peran role playing: 1. Guru membagi peserta didik dalam satu kelas menjadi 3 kelompok, dimana masing-masing kelompok akan memilih beberapa orang dari kelompoknya memerankan tokoh-tokoh sesuai dengan pemeranan, dan sisanya yang tidak menjadi pemeran menjadi peserta diskusi.

2. Guru menunjuk satu orang dari tiap-tiap

kelompok untuk menjadi pengamat. Sehingga jumlah pengamat ada 3 orang.

3. Guru mulai menghangatkan suasana kelompok

termasuk mengantarkan peserta didik terhadap masalah pembelajaran yang perlu dipelajari. Hal ini dapat dilakukan dengan menafsirkan cerita dan menjelaskan peran yang akan dimainkan. Tahap ini dimaksudkan untuk memotivasi peserta didik agar tertarik pada masalah. Tahap ini sangat penting dalam bermain peran dan paling menentukan keberhasilan. Bermain peran akan berhasil apabila peserta didik menaruh minat dan memperhatikan masalah yang diajukan guru.

4. Guru mendeskripsikan berbagai watak atau

karakter dan apa yang harus para pemeran kerjakan, kemudian para peserta didik diberi kesempatan secara sukarela untuk menjadi pemeran.

5. Guru menyusun tahap-tahap peran. Pada tahap

ini guru meminta peserta didik yang bersedia menjadi pemeran untuk menyusun garis-garis besar adegan yang akan dimainkan. Dalam hal ini, tidak perlu ada dialog khusus karena para peserta didik dituntut untuk bertindak dan berbicara secara spontan.

6. Guru menyiapkan pengamat, sebaiknya

pengamat dipersiapkan secara matang dan terlibat dalam cerita yang akan dimainkan agar semua peserta didik turut mengalami dan menghayati peran yang dimainkan dan aktif mendiskusikannya.

7. Guru menyiapkan pemeranan. Pada tahap ini

para peserta didik mulai beraksi secara spontan, sesuai dengan peran masing-masing. Pemeranan dapat berhenti apabila para peserta didik telah merasa cukup, dan apa yang seharusnya mereka perankan telah dicoba lakukan. Ada kalanya para peserta didik keasyikan bermain peran sehingga tanpa disadari telah mamakan waktu yang terlampau 35 Buku Pedoman Guru Sejarah Kebudayaan Islam lama. Dalam hal ini guru perlu menilai kapan bermain peran dihentikan.

8. Setelah selesai pemeranan, Guru mulai

mempersipkan diskusi. Dakan mudah dimulai jika pemeran dan pengamat telah terlibat dalam bermain peran, baik secara emosional maupun secara intelektual.

9. Guru melontarkan sebuah pertanyaan atau lebih

yang memancing para peserta didik untuk diskusi.

10. Guru meminta para peserta diskusi untuk

menganalisis hasil pemeranan.

11. Guru membagikan lembar diskusi kepada tiap

kelompok.

12. Guru menjelaskan pengantar tentang tata cara

berdiskusi, antara lain: a. Setiap kelompok harus memilih ketua dan sekretaris. b. Setiap kelompok mendiskusikan ‘hasil pemeranan’ dengan mengkaji “wawasanku” atau melihat sumber lain. c. Setiap kelompok mencatat hasil diskusinya di kertas dengan rapi bisa disediakan oleh guru atau dari peserta didik. d. Setiap kelompok meletakkan hasil kerjanya di atas mejanya. e. Setiap kelompok bergeser ke kelompok lain untuk mengamati hasil diskusi kelompok lain. VVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVV. WWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWW. XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX. YYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYY. ZZZZZZZZZZZZZZZZZZZZZZZZZZZZZZZZZZZZZZZZ. AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA. BBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBB. 36 Buku Pedoman Guru Sejarah Kebudayaan Islam