17
5. Faktor-faktor Penyebab Prokrastinasi Akademik
Bernard dalam Catrunada, 2012 mengungkapkan bahwa terdapat sepuluh wilayah magnetis faktor yang menyebabkan individu melakukan
prokrastinasi akademik, yaitu : a Anxiety
Anxiety diartikan sebagai kecemasan. Kecemasan pada akhirnya
diartikan sebagai kekuatan magnetik yang berlawanan, dimana tugas yang diharapkan dapat terselesaikan justru berinteraksi dengan
kecemasan yang tinggi sehingga seseorang cenderung menunda tugas tersebut.
b Self-Depreciation Self-Depreciation
dapat diartikan sebagai pencelaan terhadap diri sendiri. Seseorang memiliki bentuk penghargaan yang rendah atas
dirinya sendiri dan selalu siap menyalahkan diri sendiri apabila melakukan kesalahan dan juga merasa tidak percaya diri untuk
mendapatkan masa depan yang lebih cerah. c Low-Discomfort Tolerance
Low-Discomfort Tolerance dapat diartikan sebagai rendahnya
toleransi terhadap ketidaknyamanan. Adanya kesulitan dalam tugas yang dikerjakan oleh seseorang, membuat seseorang mengalami
kesulitan dalam menoleransi rasa frustasi dan kecemasan, sehingga
18
mereka mengalihkan diri sendiri pada tugas yang dapat mengurangi rasa ketidaknyamanan dalam diri mereka.
d Pleasure-seeking Pleasure-seeking
dapat diartikan sebagai pencari kesenangan. Seseorang yang mencari kenyamanan cenderung tidak mau
melepaskan situasi yang membuat dirinya merasa nyaman. Apabila seseorang memiliki kecenderungan yang tinggi dalam mencari situasi
yang nyaman, maka seseorang tersebut akan memiliki hasrat yang kuat untuk bersenang-senang dan memiliki kontrol impuls yang rendah.
e Time Disorganization Time
Disorganization dapat diartikan sebagai tidak teraturnya waktu. Mengatur waktu berarti mampu memperkirakan dengan baik
berapa lama waktu yang dibutuhkan seseorang untuk menyelesaikan tugas tersebut. Aspek lain dari lemahnya pengaturan waktu adalah
sulitnya seseorang memutuskan pekerjaan yang penting dan yang kurana penting untuk dikerjakan hari ini. Semua pekerjaan menjadi
terlihat penting sehingga muncul kesulitan untuk menentukan apa yang seharusnya dikerjakan terlebih dahulu.
f Environmental Disorganization Environmental
Disorganization dapat
diartikan sebagai
berantakan atau tidak teraturnya lingkungan. Salah satu faktor prokrastinasi adalah kenyataan bahwa lingkungan disekitarnya
19
berantakan atau tidak teratur dengan baik. Tidak teraturnya lingkungan bisa dalam bentuk interupsi dari orang lain, kurangnya privasi, kertas
yang bertebaran dimana-mana, dan alat-alat yang dibutuhkan dalam mengerjakan tidak tersedia. Adanya banyak gangguan dari lingkungan
menyebabkan seseorang sulit untuk berkonsentrasi sehingga pekerjaan tidak dapat selesai tepat waktu.
g Poor Task Approach Poor Task Approach
dapat diartikan sebagai pendekatan yang lemah terhadap tugas. Seseorang yang pada akhirnya siap
mengerjakan, kemungkinan akan meletakkan kembali pekerjaannya karena tidak tahu darimana harus memulai pekerjaannya. Oleh karena
itu, pekerjaan menjadi tertahan karena ketidaktahuan seseorang tentang darimana memulai dan menyelesaikan pekerjaan tersebut.
h Lack of Assertion Lack of Assertion
dapat diartikan sebagai kurangnya memberi pernyataan yang tegas. Contohnya adalah seseorang mengalami
kesulitan berkata tidak terhadap orang lain padahal banyak pekerjaan yang sudah terjadwal terlebih dahulu dan harus segera diselesaikan.
Hal ini bisa disebabkan karena mereka kurang memberikan rasa kehormatan pada komitmen dan tanggungjawab yang dia miliki.