B. Pembahasan
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada tanggal 05 sampai 19 Oktober 2015 yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar dan berpikir kritis
siswa kelas IIIC SD Negeri Perumnas Condongcatur pada materi perkalian dan pembagian melalui metode Contextual Teaching Learning.
1. Proses Penerapan CTL
Penelitian ini menggunakan model pembelajaran kontekstual dengan menekankan pada konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan
materi dengan penerapan dalam kehidupan sehari-hari siswa. Peneliti menerapkan tujuh komponen pendekatan kontekstual Wina Sanjaya,
2007: 262
dengan komponen-komponen
sebagai berikut:
a Konstruktivisme contructivism, b Menemukan Inquiry, c Bertanya
Questioning, d Masyarakat Belajar Learning Community, e Pemodelan Modeling, f Refleksi Reflection dan g Penilaian
Sebenarnya Authentic Assessment. Komponen-komponen tersebut dilaksanakan pada setiap pertemuan. Melalui komponen-komponen
berpikir kritis, peneliti sangat terbantu untuk meningkatkan hasil belajar dan berpikir kritis siswa kelas IIIC SD Negeri Perumnas Condongcatur.
2. Hasil Belajar
Data penilaian hasil belajar kelas IIIC SD Negeri Perumnas Condongcatur pada siklus I dan siklus II mengalami peningkatan. Hasil
belajar diperoleh dari soal evaluasi yang telah dibagikan pada setiap akhir siklus. Menurut Sudjana 2005: 5 berpendapat bahwa hasil belajar siswa
pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku dan sebagai umpan balik dalam upaya memperbaiki proses belajar mengajar. Sedangkan Widoyoko
2009: 1 berpendapat bahwa hasil belajar terkait dengan pengukuran, kemudian akan terjadi suatu penilaian dan menuju evaluasi baik
menggunakan tes maupun non-tes. Penelitian ini mempunyai relevansi dengan penelitian Natamia 2009 dan Siti Lestari 2010, karena memiliki
variabel yang sama yaitu hasil belajar.
3. Kemampuan Berpikir Kritis
Penelitian kemampuan berpikir kritis ini dilakukan pada dua siklus yaitu siklus I dan siklus II dengan dua kali pertemuan. Hasil pengamatan
diperoleh dari observasi dan lembar kuesioner kemampuan berpikir kritis siswa. Lembar kuesioner diberikan pada awal siklus dan pada akhir siklus.
Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa mengalami peningkatan pada setiap siklusnya.
Kemampuan berpikir kritis sejalan dengan pendapat Wina Sanjaya 2006: 253, Contextual Teaching and Learning CTL adalah suatu
strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan peserta didik secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan
menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong peserta didik untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka.
Setelah mendapatkan hasil penelitian hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa, untuk memperjelas pencapaian tujuan penelitian,
peneliti akan menjabarkan dalam bentuk tabel. Perbandingan pencapaian penelitian dapat dilihat pada tabel 4.25 sebagai berikut:
Tabel 4.25 Perbandingan Pencapaian Penelitian
Peubah Indikator
Kondisi Awal
Siklus I Siklus II
Target Capaian
Target Capaian
Hasil Belajar
Nilai rata-rata siswa
65,68 70
71,6 75
77,1 Persentase siswa
yang mencapai KKM
45,45 65
75 75
80 Kemampu
an Berpikir
Kritis Nilai Kemampuan
Berpikir Kritis Kondisi Awal
Kondisi Akhir
64 80,85
Persentase jumlah siswa yang
minimal cukup kritis.
30 80
Tabel 4.25 perbandingan pencapaian penelitian, nilai rata-rata hasil belajar pada setiap siklus mengalami peningkatan. Peningkatan hasil
belajar dapat dilihat dari kondisi awal nilai rata-rata sebesar 65,68 dengan persentase ketuntasan 45,45. Pada siklus I terjadi peningkatan nilai rata-
rata sebesar 71,6 persentase ketuntasan 75 dengan pencapaian target KKM sebesar 70. Kemudian pada siklus II terjadi peningkatan nilai rata-
rata sebesar 77,1 presentase ketuntasan 80 dengan pencapaian target KKM sebesar 75.
Hasil nilai kemampuan berpikir kritis siswa pada kondisi awal memperoleh nilai rata-rata kemampuan berpikir kritis sebesar 64 dengan
persentase ketuntasan 30. Kemudian setelah terjadi penelitian dengan menggunakan metode CTL, kemampuan berpikir kritis siswa meningkat
dengan nilai rata-rata kemampuan berpikir kritis siswa sebesar 80,85 presentase ketuntasan cukup kritis yaitu 80.
Hal ini membuktikan bahwa setelah menerapkan metode CTL hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa dapat meningkat pada
setiap siklus. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
BAB V PENUTUP