69
4.1.2.1 Deskripsi Observasi Proses Pembelajaran
Seperti halnya paparan pada siklus I, deskripsi observasi proses pembelajaran pada siklus II meliputi performansi guru dan aktivitas belajar siswa
selama proses pembelajaran siklus II berlangsung. 4.1.2.1.1 Paparan Pengamatan Performansi Guru
Pengamatan terhadap performansi guru dilakukan oleh observer atau teman sejawat. Pengamatan dilakukan selama guru melakukan pembelajaran PKn
dengan menggunakan pendekatan CTL. Penilaian dilakukan terhadap rencana pelaksanaan pembelajaran atau RPP yang telah dibuat guru dan terhadap
kemampuan guru dalam melakukan pembelajaran di kelas dengan menerapkan komponen-komponen dalam pendekatan CTL. Nilai performansi guru pada siklus
II dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.4 Rekapitulasi Nilai Performansi Guru Siklus II
Pertemuan APKG Nilai
Nilai Akhir
1 I 92,3
91,03 II 90,39
2 I 94,38
93,27 II 92,71
Nilai 92,15 Kategori A
Berdasarkan tabel 4.5, dapat diketahui bahwa performansi guru pada Siklus II mengalami peningkatan dari perolehan nilai akhir performansi guru yang
diperoleh pada siklus sebelumnya. Dapat dilihat bahwa perolehan nilai performansi guru pada siklus II pertemuan 1 untuk APKG I mendapat nilai 92,3
70
sedangkan nilai untuk APKG II 90,39, sehingga nilai akhir untuk performansi guru pada siklus II pertemuan ke 1 yaitu sebanyak 91,03. Untuk nilai performansi
guru pada pertemuan ke 2, APKG I mendapat nilai 94,38, sedangkan APKG II mendapat 92,71, sehingga perolehan nilai akhir performansi guru pada siklus II
pertemuan ke 2 yaitu 93.27. Dari data tersebut, maka dapat diketahui bahwa nilai rata-rata performansi guru pada siklus II menjadi 92,15 atau A.
Dari pemaparan tentang perolehan nilai performansi guru pada siklus II dapat disimpulkan bahwa performansi guru mengalami peningkatan. Nilai
performansi guru meningkat sebanyak 13,37. Pemerolehan nilai performansi guru pada siklus I yaitu 78,78, pada siklus II meningkat menjadi 92,15. Peningkatan
performansi guru terealisasi dengan baik, karena guru mengadakan perbaikan- perbaikan atas kekurangan-kekurangan yang ditemukan pada siklus I. Guru
memperbaiki aspek-aspek performansi guru yang belum tercapai pada siklus I, sehingga pada siklus II meningkat dan mendapat nilai yang maksimal.
Selain nilai performansi guru yang meningkat secara keseluruhan, nilai performansi guru juga meningkat pada kemampuan khusus guru dalam
menggunakan pendekatan CTL pada pembelajaran PKn materi Globalisasi. Hal ini terbukti dari pemerolehan nilai untuk kemampuan khusus guru mendapat nilai
yang maksimal. Kemampuan guru dalam melakukan pembelajaran sudah tercermin tujuh komponen yang harus ada dalam pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan CTL. Guru sudah menyediakan pendekatan sesuai dengan materi yang disampaikan supaya siswa lebih mudah dalam memahami
materi, sehingga siswa dapat membangun sendiri pengetahuan yang diperoleh,
71
selain itu guru juga memberi kesempatan pada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami. Guru senantiasa mengajak siswa untuk mengingat kembali
materi dan dikaitkan dengan kehidupan nyata siswa, sehingga siswa akan lebih tertarik dan merasa senang dalam mengikuti pembelajaran. Guru melakukan
penilaian yang sebenarnya pada akhir siklus agar dapat mengukur apakah tujuan pembelajaran sudah tercapai atau belum.
4.1.2.1.2 Paparan Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Aktivitas belajar siswa dapat diamati pada saat proses pembelajaran.
Pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa dilakukan oleh guru dan diukur dengan beberapa indikator yang ada dalam lembar observasi aktivitas belajar
siswa. Persentase aktivitas belajar siswa ini meliputi aspek-aspek aktivitas belajar siswa yang sudah dibuat oleh guru. Aspek-aspek aktivitas belajar siswa yang
diamati oleh guru yaitu: 1 keantusiasan siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran; 2 keberanian siswa dalam bertanya; 3 kemampuan siswa dalam
mempresentasikan hasil kerjanya; 4 kemampuan siswa bekerjasama dalam kelompok; 5 keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat; 6 kemampuan
siswa dalam menindaklanjuti pengetahuan yang diperoleh; dan 7 ketekunan siswa dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru. Pengamatan terhadap
aktivitas belajar siswa dilakukan oleh guru atau peneliti selama proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL berlangsung. Pengamatan
dilakukan secara objektif bukan subjektif. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, dapat diketahui bahwa
aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan pada siklus II. Hal ini dapat dilihat
72
pada siklus II pertemuan ke 1 persentase aktivitas belajar siswa mencapai 86,75, sedangkan pada pertemuan ke 2 meningkat menjadi 91,64, sehingga hasil akhir
perolehan persentase aktivitas belajar siswa pada siklus II menjadi 89,19. Persentase aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan sebanyak 21,85 dari
siklus I. Pada siklus I persentase aktivitas belajar siswa hanya sebesar 67,34. Meningkatnya persentase aktivitas belajar siswa pada siklus II dikarenakan untuk
setiap aspek aktivitas belajar siswa yang diamati sudah mencapai hasil yang maksimal. Data persentase aktivitas belajar untuk setiap aspek pada siklus II dapat
dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.5. Persentase Aktivitas Belajar Siswa Sikus II
No. Aspek-aspek yang diamati
Persentase Aktivitas Belajar Siswa Kriteria
Pertemuan 1
pertemuan 2
Rata-rata Siklus II
1 Keantuasiasan Siswa untuk
mengikuti kegiatan pembelajaran.
79,16 100
89,58 sangat
tinggi 2
Keberanian Siswa dalam bertanya.
78,47 89,63
84,65 sangat
tinggi 3
Kemampuan Siswa dalam mempresentasikan hasil
kerjanya. 77,78
79,88 78,83
sangat tinggi
4 Kemampuan Siswa bekerjasama
dalam kelompok 65,97
92,07 79,02
sangat tinggi
5 Keberanian Siswa dalam
mengemukakan pendapat. 76,39
87,80 82,09
sangat tinggi
6 Kemampuan Siswa dalam
menindaklanjuti pengetahuan yang diperoleh.
75,69 92,07
83,88 sangat
tinggi 7
Ketekunan Siswa dalam menyelesaikan tugas yang
diberikan guru 68,75
78,65 73,7
tinggi
Nilai rata-rata Persentase Aktivitas Belajar Siswa
74,60 88,5
81,68 sangat
tinggi
73
Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui bahwa aspek-aspek aktivitas belajar siswa pada siklus II meningkat. Peningkatan yang terjadi pada siklus II
dikarenakan kekurangan-kekurangan yang ditemukan pada siklus I dapat diatasi, sehingga hasil yang diperoleh lebih maksimal. Keseluruhan aspek aktivitas belajar
siswa telah mengalami peningkatan. Dari data tersebut, dapat dilihat bahwa aspek yang paling tinggi persentasenya yaitu aspek keantusiasan siswa dalam mengikuti
pembelajaran. Hal ini dikarenakan pada siklus II guru lebih mempersiapkan media secara matang. Penggunaan LCD untuk menampilkan contoh bentuk-bentuk
kebudayaan di Indonesia menambah semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran. Tidak hanya antusias dalam mengikuti pelajaran saja, siswa juga
sudah mampu bekerja secara kelompok, hal ini terlihat dari ketekunan siswa dalam bekerjasama dengan kelompok masing-masing untuk menyelesaikan tugas
yang diberikan oleh guru. Siswa juga sudah berani mengajukan pertanyaan tanpa ditunjuk oleh guru. Siswa senantiasa menjawab setiap pertanyaan yang diajukan
oleh guru dengan rasa percaya diri. Meningkatnya aktivitas belajar siswa dapat dilihat dari perolehan persentase aktivitas yang semula pada siklus I hanya
memperoleh 69,13 , meningkat pada siklus II menjadi 81,68.
4.1.2.2 Paparan Hasil Belajar Siswa