14
2.1.2 Pembelajaran
Kegiatan belajar tidak dapat dipisahkan dari kegiatan pembelajaran. Hal ini karena pembelajaran merupakan proses belajar mengajar dimana di dalamnya
terjadi interaksi guru dan siswa dan antara sesama siswa untuk mencapai suatu tujuan yaitu terjadinya perubahan sikap dan tingkah laku siswa. Perubahan
perilaku yang dimaksud yaitu perubahan perilaku yang telah dirumuskan sebagai tujuan pembelajaran, baik tujuan pembelajaran umum maupun tujuan
pembelajaran khusus. Menurut Briggs dalam Rifa’i dan Anni 2009: 191 pembelajaran adalah
seperangkat peristiwa events yang mempengaruhi peserta didik sedemikian rupa, sehingga peserta didik itu memperoleh kemudahan. Pembelajaran merupakan
setiap upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh pendidik yang dapat menyebabkan peserta didik melakukan kegiatan belajar Sugihartono, dkk, 2007:
80. Degeng dalam Uno 2011: 2 menjelaskan bahwa pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan siswa dengan cara memilih, menetapkan, mengembangkan
metode, untuk mencapai hasil pengajaran yang diinginkan. Sedangkan Nasution dalam Sugihartono 2007: 80 mendefinisikan pembelajaran sebagai aktivitas
mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak didik, sehingga terjadi proses belajar. Selain itu,
dijelaskan pula dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 20 bahwa pembelajaran adalah proses interaksi
peserta didik dengan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli yang dikemukakan di atas dapat
15
disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan suatu proses interaksi yang dilakukan secara sengaja di dalam proses belajar antara siswa, guru, dan sumber
belajar untuk mencapai tujuan yang akan dicapai, sehingga siswa memperoleh kemudahan dalam memperoleh informasi yang disampaikan.
2.1.3 Performansi Guru
Menurut Uno 2011: 15 guru merupakan suatu profesi, yang berarti suatu jabatan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru dan tidak dapat
dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang pendidikan. Lebih lanjut Kunandar 2007: 48 mengemukakan bahwa guru profesional adalah guru yang mengenal
tentang dirinya dalam pembelajaran. Guru dituntut untuk mengetahui bagaimana siswa itu belajar. Oleh karena itu, sebagai guru yang profesional hendaknya selalu
menunjukkan kinerja yang baik dalam proses belajar mengajar. Adanya kinerja yang baik dari seorang guru maka tujuan proses pembelajaran dapat tercapai
sesuai dengan rumusan tujuan yang telah ditentukan dalam perencanaan pembelajaran.
Mangkunegara dalam Wahyudi 2012: 128 menyatakan bahwa kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai
dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya. Selanjutnya Wahyudi 2012: 128 menegaskan bahwa kinerja guru
meliputi menyusun program pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, pelaksanaan evaluasi, dan analisis evaluasi. Lebih jauh Wahyudi 2012: 135
mengatakan bahwa performansi atau kinerja guru merupakan aktivitas atau perilaku yang ditonjolkan oleh guru dalam bidang tugas dan tanggung jawabnya.
16
Menurut Mitchel dalam Wahyudi 2012: 130, ada beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja guru , faktor-faktor tersebut meliputi:
1 Kualitas kerja
Kualitas kerja yang baik menunjukkan bahwa seseorang tersebut memiliki kinerja yang baik.
2 Ketepatan
Seorang yang kinerjanya baik, berarti mampu bekerja dengan tepat, cepat, dan rapi.
3 Inisiatif
Seseorang yang memiliki kinerja tinggi memiliki inisiatif yang baik dalam melaksanakan setiap tugas dan tanggungjawab yang
dibebankan kepadanya. Ia senantiasa menemukan kreativitas- kreativitas baru yang dapat meningkatkan hasil kerjanya serta
memiliki ide dan temuan-temuan baru. 4
Kapabilitas Seseorang yang mempunyai kemampuan yang baik, akan
menyelesaikan permasalahan dalam pekerjaannya dengan baik dan senang menerima tantangan.
5 Komunikasi
Seseorang yang tingkat kinerjanya tinggi dapat berkomunikasi dengan baik, entah itu dengan atasan, bawahan,
maupun dengan teman sejawat. Hal ini sebagai wujud dari kinerja seseorang yang baik.
17
Sebagai guru profesional, hendaknya dalam praktek pembelajaran senantiasa menunjukkan kinerja yang baik, sehingga proses pembelajaran
berlangsung dengan baik pula. Kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran harus disesuaikan dengan kompetensi-kompetensi guru yang
tercantum dalam Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, seperti dijelaskan oleh Rifa’i dan Anni 2009: 7 yaitu:
1 Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik adalah kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran yang meliputi pemahaman terhadap siswa,
perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi dan hasil belajar, dan pengembangan terhadap kemampuan siswa.
2 Kompetensi Kepribadian
Kompetensi Kepribadian merupakan kemampuan yang berkaitan dengan performansi pribadi guru, seperti pribadi yang
memiliki sikap mantap, stabil, dewasa, berwibawa, arif dan bijaksana, serta menjadi teladan bagi siswa.
3 Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional merupakan kemampuan guru dalam menguasai materi pembelajaran secara luas dan mendalam, sehingga
memungkinkan guru untuk memenuhi kompetensi yang ditetapkan dalam standar nasional.
4 Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial merupakan kemampuan berkomunikasi
18
secara baik dengan siswa, teman sejawat, orang tua atau wali murid, dan masyarakat sekitar.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa performansi guru merupakan kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran, baik secara kualitas
maupun kuantitas yang meliputi penyusunan program pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, pelaksanaan evaluasi, dan analisis evaluasi.
2.1.4 Aktivitas Belajar