kemampuan peserta didik, b menyarankan agar materi ajar dipelajari kembali di rumah, dan c memberikan tugas rumah mandiri dengan petunjuk yang jelas
Pembelajaran ATI melibatkan lima komponen strategi pembelajaran, yaitu peragaan, bertanya, inkuiri, masyarakat belajar, dan penilaian nyata.
Secara garis besar langkah penerapan pembelajaran ATI dalam kelas adalah 1 Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna
dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksikan sendiri pengetahuan dan ketrampilan barunya; 2 Kembangkan sifat ingin tahu peserta
didik dengan bertanya; 3 Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik; 4 Ciptakan ’masyarakat belajar’ belajar dalam kelompok-
kelompok; 5 Hadirkan ’model’ sebagai contoh pembelajaran; 6 Lakukan
refleksi di akhir pembelajaran; dan 7 Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara lalu dokumentasikan hasilnya.
2.1.3 Komunikasi Matematis
Komunikasi adalah suatu yang penting bagi perubahan. Komunikasi memainkan peranan sentral dalam Profesional Teaching Standard NCTM,
karena mengajar adalah mengkomunikasikan. Ada alasan penting mengapa pelajaran matematika terfokus pada pengkomunikasian, yaitu matematika pada
dasarnya adalah suatu bahasa. Bahasa disajikan sebagai suatu makna representasi dan makna komunikasi. Matematika juga merupakan alat yang tak terhingga
adanya untuk mengkomunikasikan berbagai ide dengan jelas, cermat dan tepat Asikin, 2002:493.
Collins, dkk dalam Asikin 2002:493 mengatakan bahwa “salah satu tujuan pembelajaran matematika yang ingin dicapai adalah memberikan
kesempatan seluas-luasnya kepada para peserta didik untuk mengembangkan keterampilan berkomunikasi melalui modeling, speaking, writing, talking and
drawing serta mempresentasikan apa yang dipelajari”. Sehingga untuk mensuport
pembelajaran agar efektif, guru harus membangun komunitas kelas yang kondusif sehingga para peserta didik bebas untuk mengekspresikan pemikirannya.
Dengan menggunakan istilah multiple eksplanasi, untuk menyebut cara berkomunikasi Within dalam Asikin 2002:493 mengemukakan bahwa dengan
mendorong peserta didik untuk dapat menjelaskan dengan berbagai cara, seorang guru tidak hanya memvalidasi the individual voice peserta didik tetapi
membangun a rich fabric dari pemahaman peserta didik. Penegasan Within ini memberikan pengertian bahwa komunikasi baik lisan, tertulis, demonstrasi
maupun representasi dapat membawa peserta didik pada pemahaman yang mendalam tentang matematika.
Di dalam berkomunikasi tersebut harus dipikirkan bagaimana caranya agar pesan yang disampaikan seseorang itu dapat dipahami oleh orang lain. Untuk
mengembangkan kemampuan berkomunikasi, orang dapat menyampaikan dengan berbagai bahasa termasuk bahasa matematis. Ada tiga bentuk komunikasi
sebagaimana yang disampaikan oleh Masrukan 2008:7, yaitu: 1 linier one- way communication, 2 relasional atau interaktif Cybermetics Models, dan 3
konvergen multi arah. Bila diterapkan dalam proses pembelajaran maka 1 komunikasi linier berarti guru hanya melakukan transfer of knowledge, 2
komunikasi relasional berarti ada interaksi guru dan peserta didik, walaupun guru tetap dominan, dan 3 komunikasi konvergen berarti selain antar guru dengan
peserta didik juga antar peserta didik dengan peserta didik. Komunikasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah menyangkut tentang komunikasi konvergen,
di mana peserta didik dituntut untuk mampu mengkomunikasikan gagasan- gagasan matematikanya, baik kepada teman, guru, maupun orang lain.
Ada beberapa indikator yang harus diperhatikan dalam pencapaian kompetensi. Indikator komunikasi matematis untuk peserta didik tingkat SMP
Sumarmo, 2006 : 3-4 adalah sebagai berikut. 1 Menghubungkan benda nyata, gambar atau diagram ke dalam ide
matematika. 2 Menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematika malalui tulisan, dengan
benda nyata, gambar, grafik dan aljabar. 3 Menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika.
4 Mendengarkan, berdiskusi, dan menulis tentang matematika. 5 Membaca dengan pemahaman atau presentasi matematika tertulis.
6 Membuat konjektur, menyusun argumen, merumuskan definisi dan generalisasi.
Dengan adanya CD interaktif maka dapat mendukung peningkatan komunikasi matematis peserta didik melalui pendekatan Aptitude Treatment
Interaction.
2.1.4 CD Interaktif