Taraf Kesukaran Daya Pembeda

Kriteria pengujian reliabilitas soal tes yaitu setelah didapatkan harga r 11 kemudian harga r 11 tersebut dikonsultasikan dengan harga r product moment pada tabel, jika r 11 r tabel maka item tes yang diujicobakan reliabel Arikunto, 2006: 109. Harga r 11 yang diperoleh kemudian dikonsultasikan dengan aturan penetapan reliabel sebagai berikut: 20 , 00 , 11   r = reliabilitas sangat rendah 40 , 20 , 11   r = reliabilitas rendah 60 , 40 , 11   r = reliabilitas sedang 80 , 60 , 11   r = reliabilitas tinggi 00 , 1 80 , 11   r = reliabilitas sangat tinggi Arikunto, 2006: 75. Setelah dilakukan analisis reliabilitas terhadap ujicoba tes, dalam penelitian ini diperoleh harga hitung r = 0,781 sedangkan tabel r = 0,320. Jadi hitung r tabel r sehingga tes yang diujicobakan reliabel, yaitu termasuk klasifikasi reliabilitas tinggi. Untuk perhitungan selengkapnya terdapat pada lampiran 12

3.7.3 Taraf Kesukaran

Taraf kesukaran adalah persentase subjek yang menjawab benar soal tersebut. Jika taraf kesukaran dilambangkan p, dan p berkisar antara 0,00 sampai dengan 1,00. Angka indeks kesukaran dapat diperoleh dengan rumus Rumus yang digunakan: = Pada penelitian ini untuk menginterpretasikan tingkat kesukaran digunakan tolok ukur sebagai berikut. 1. Soal dengan P 0,30 adalah soal sukar. 2. Soal dengan P 0,30 ≤ P ≤ 0,70 adalah soal sedang 3. Soal dengan P 0,70 adalah soal mudah Setelah dilakukan analisis indeks kesukaran terhadap ujicoba tes, dalam penelitian ini diperoleh 2 kriteria soal yaitu : a. soal mudah : 2 soal, yaitu soal nomor 1 dan 2 b. soal sedang : 5 soal, yaitu soal nomor 3, 4, 5, 7, dan 8 c. soal sukar : 3 soal, yaitu soal nomor 6, 9, dan 10 Untuk perhitungan selengkapnya terdapat pada lampiran 12.

3.7.4 Daya Pembeda

Langkah-langkah menghitung daya pembeda soal adalah sebagai berikut. 1 Mengurutkan hasil uji coba dari skor tertinggi sampai terendah, 2 Menentukan kelompok atas dan bawah, yaitu kelompok atas sebanyak 27 dari jumlah peserta tes dan begitu juga dengan kelompok bawah. Rumus yang digunakan untuk menentukan daya pembeda tes bentuk uraian adalah uji t, yakni: = − 1 2 + 2 2 − 1 Keterangan: = Rata-rata dari kelompok atas yang menjawab benar = Rata-rata dari kelompok bawah yang menjawab benar 1 2 = Jumlah kuadrat deviasi individual kelompok atas 1 2 = Jumlah kuadrat deviasi individual kelompok bawah n i = 27 x n, dengan n adalah jumlah peserta tes. Jika t t l , maka daya pembeda butir soal tersebut signifikan dan sebaliknya, jika t hitung t tabel maka daya pembeda soal tidak signifikan dengan dk = n 1 – 1 + n 2 – 1 dan α = 5. Untuk menginterpretasikan koefisien daya pembeda soal dapat digunakan kriteria yang dikembangkan oleh Ebel sebagai berikut: 0,4 : sangat baik 39 , 30 ,   Dp : baik 29 , 20 ,   Dp : cukup baik 19 ,  Dp : tidak baik Arifin, 1991: 136-137. Dari hasil uji daya beda butir soal uraian diperoleh soal nomor 4, 5, 7, 8, 9 dan 10 termasuk dalam criteria soal yang memiliki daya beda yang sangat baik; soal nomor 2 dan 3 termasuk dalam kriteria baik; soal nomor 1 termasuk dalam kriteria cukup baik; dan soal nomor 6 termasuk dalam kriteria tidak baik. Keterangan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 12.

3.8 Analisis Data Penelitian