Keadaan Tanah, Geologi dan Topografi.

43 Air dari DAS Vatutela dibutuhkan untuk beragam keperluan bagi masyarakat lokal di Vatutela termasuk untuk pertanian tanaman bawang merah, anggur, dan tanaman semusim lainnya, dan saat ini aktivitas bertani tersebut tidak lagi berkelanjutan, dan sering gagal panen karena kekurangan air. Kini permintaan air meningkat sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk dan perkembangan pembangunan yang memerlukan air. Sebaliknya suplai air dari waktu ke waktu cenderung menurun sebagai akibat terjadinya degradasi lingkungan yang mengganggu berjalannya proses hidrologi. Darusman et al 2003 bahwa penggunaan air dalam suatu wilayah akan mempengaruhi ketersediaan sumberdaya tersebut dalam kuantitas maupun kualitasnya terhadap wilayah lainnya. Kondisi ini lambat laun akan dapat berdampak pada keadaan yang tidak menguntungkan konflik penggunaan sumberdaya air. Dengan demikian maka akar konflik sumberdaya air dalam DAS menurut Frederik dalam Darusman et al 2003 terletak pada pengelolaan dan alokasi yang efisien dan adil equitable.

3.4. Keadaan Tanah, Geologi dan Topografi.

Struktur tanah di kawasan Taman Hutan Raya Sulawesi Tengah TAHURA SULTENG cukup variatif. Jenis tanah yang teridentifikasi terbagi atas tiga wilayah yakni sebelah barat jenis rogosol, sebelah timur mediteran dan alluvial di sepanjang tepi sungaiDaerah Aliran Sungai Bappeda, 2003. Selanjutnya dijelaskan bahwa tanahnya memiliki tekstur pasir, pasir berlempung, lempung berpasir, lempung berdebu, liat berdebu sampai liat dengan struktur tanah bervariasi dari lepas hingga bergumpal. Kapasitas infiltrasi sedang sampai sangat lambat, solum tanah dangkal sampai dalam. Kadar bahan organik sangat rendah sampai sedang, keasamaan tanah pH 6,85-7,52 ; drainase lambat sampai sedang ; keadaan batuan dikelompokkan menjadi dua yakni yang bercampur dengan tanah dan batuan lepas di atas permukaan tanah dan terdapat juga batuan berserak di permukaan tanah dalam jumlah sedikit hingga sedang berkisar 3-15 dan tanahnya dikategorikan, kering, rentan terhadap erosi dan banjir Bappeda, 2003. 44 Hasil penelitian yang dilakukan Paimbonan dkk 1993 dalam Bappeda 2003, kandungan unsur hara tanah di dalam kawasan meliputi unsur Nitrogen N antara 0,13 -0,23 , unsur Phospor P dalam bentuk P2O5 antara 6,4 -37,5 dan unsur Kalium K dalam bentuk K2O antara 5,76 -22,61 , kondisi ini direkomendasikan agak tinggi hingga tinggi. Keadaan batuan dikelompokkan dalam dua kategori yakni becampur dengan tanah dan batuan lepas di atas permukaan tanah Bappeda, 2003. Selanjutnya dijelaskan, batuan lepas di sekitar Poboya dan batuan yang bercampur dengan tanah ; pada sub DAS Kavatuna dijumpai batuan terserak dipermukaan tanah dalam jumlah sedikit hingga sedang 3 -15 , dan kondisi ini berdampak pada kemampuan wilayah menjadi kecil. Wilayah TAHURA berada pada ketinggian 300 – 1.000 meter lebih di atas permukan laut. Kondisi topografinya beragam, landai dengan kemiringan 8-15 sekitar 22,5 dari luasan kawasan, daerah curam dengan kemiringan 25-45 sekitar 40 dari luas kawasan, dan sangat curam dengan kemiringan di atas 45 sekitar 20 dari luas kawasan Bappeda, 2003. Gambar 6. Kemiringan lereng kawasan TAHURA BKSDA VI, 1997 45

3.5 .