2.2 Nilai Budaya Uncertainty Avoidance
2.2.1 Definisi Budaya
Terdapat beberapa pakar yang telah mencoba mendefinisikan budaya. Pengertian budaya menurut Berry, Portinga, Seggall, dan Dassen 1992 adalah The shared
way of life of a group of people p.165. Definisi lain dari budaya yaitu a set of attitudes, behaviors, and symbols shared by a large group of people and usually
communicated from one generation to the next Shiraev Levy. 2004, p.4. Disamping kedua definisi di atas, Hofstede Hofstede 2005; Mead, 1990 juga
memberikan pendapatnya mengenai budaya yaitu: Culture is the collective programming of the mind which distinguishes the members of one human group
from another . Definisi budaya di atas saling mendukung, berdasarkan penjelasan
tersebut dapat disimpulkan bahwa budaya merupakan suatu bentuk penyusunan kolektif dalam pikiran masyarakat tertentu yang terdiri dari sikap, perilaku, dan
simbol yang dimiliki bersama dan menjadi bagian dari cara hidup mereka yang diwariskan secara turun temurun serta dapat membedakan anggota masyarakat
yang satu dengan yang lainnya. Dengan demikian, budaya tidak terbawa sejak lahir, tetapi dipelajari melalui lingkungan sosial seseorang.
Dalam Hofstede Hofstede 2005, konsep budaya secara keseluruhan mencakup empat hal, yaitu simbol, tokoh pahlawan pemujaan, ritual, dan nilai.
Simbol menjelaskan budaya dari sisi yang paling luar, nilai menggambarkan sisi terdalam dari suatu budaya, sementara tokoh pemujaan dan ritual ada di antaranya
Hofstede, Hofstede, 2005.
Gambar 2.1 Manifestasi Budaya dalam Tingkat Kedalaman Berbeda
Sumber: Hofstede Hofstede, 2005
2.2.2 Definisi Nilai
Terdapat beberapa definisi mengenai nilai, Hofstede dan Hofstede 2005 berpendapat bahwa nilai adalah :
A broad tendencies to prefer certain states of affairs over others.
Kluckhohn dalam Hofstede, 1980 memberikan definisi yang lebih luas terhadap nilai, yaitu
A value is a conception explicit or Implicit, distinctive of an individual or characteristics of a group, of the desirable which influences the selection from
available modes, means and ends of actions.
Selain itu, Rokeach 1973 mendefmisikan nilai sebagai:
An enduring belief that a specific mode of conduct or end-state of existence is personally or socially preferable to an opposite or converse mode of conduct or
end-state of existence p.5.
Definisi dari beberapa pakar tersebut saling melengkapi, sehingga dapat disimpulkan nilai adalah konsep keyakinan mendasar yang sudah berlangsung
lama dan menetap. Keyakinan tersebut bisa menjadi acuan utama dalam menjelaskan cara berperilaku yang mempengaruhi tujuan akhir yang diinginkan
dan dapat diterima baik secara personal maupun sosiai. Nilai membedakan karakteristik antar individu maupun kelompok.
Dalam Hofstede 2005, nilai terbentuk sejak awal kehidupan seseorang melalui lingkungannya. Pada manusia, masa penyerapan informasi tentang nilai
ini berlangsung ketika berumur 10-12 tahun. Pada masa tersebut manusia dapat dengan cepat dan secara tidak sadar mengambil informasi yang dibutuhkan
melalui lingkungannya. Informasi ini mencakup simbol termasuk bahasa, tokoh pahlawan termasuk orang tua, ritual termasuk toilet training, dan yang paling
penting adalah nilai-nilai dasar yang dimiliki manusia Hofstede Hofstede, 2005.
2.2.3 Penelitian Mengenai Nilai