Gambaran Umum Lokasi Penelitian Distribusi Selisih Skor Sikap Berdasarkan Karakteristik Responden

1

BAB 4 HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Yayasan Pendidikan Harapan Mekar adalah salah satu yayasan swasta yang bergerak dibidang pendidikan dan mengelola 4 jenis pendidikan formal yaitu SMP, SMA, SMEA dan STM dan beralamat di Jalan Marelan Raya No. 77 Kecamatan Medan Marelan Kota Medan. Yayasan Pendidikan Harapan Mekar pada mulanya hanya membuka jenjang pendidikan STM dengan kekhususan Teknik Mesin Otomotif pada tahun 1988, kemudian pada tahun 1990 membuka jenjang pendidikan SMEA dengan kekhusussan akuntansi dan administrasi perkantoran, sedangkan SMA mulai dibuka pada tahun 2001 dan SMP pada tahun 2006. Siswa di Yayasan Pendidikan Harapan Mekar Medan yang menjadi populasi pada penelitian ini berjumlah 1.350 orang yang terdiri dari kelas I dan kelas II saja, karena siswa kelas III telah lulus pada bulan Mei 2010. SMP memiliki siswa berjumlah 463 orang, siswa SMA berjumlah 130 orang, siswa SMEA berjumlah 455 orang dan siswa STM berjumlah 302 orang. Data siswa selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.1. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.1 Gambaran Siswa di Yayasan Pendidikan Harapan Mekar Medan Jenis Kelamin Jenjang Pendididkan Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah SMP IA 24 26 50 IB 24 29 53 IC 23 27 50 ID 22 25 47 IE 22 26 48 IIA 24 21 45 IIB 22 23 45 IIC 21 21 42 IID 21 25 46 IIE 20 17 37 SMA I-A 20 17 37 I-B 19 21 40 II-IPS 25 28 53 SMEA I-AK-1 37 18 55 I-AK-2 46 11 57 I-AK-3 46 11 57 I-ADM-1 45 11 56 I-ADM-2 41 14 55 II-AK-1 35 9 44 II-AK-2 36 8 44 II-ADM-1 35 7 42 II-ADM-2 38 7 45 STM I-MO-1 40 40 I-MO-2 40 40 I-MO-3 40 40 I-MO-4 40 40 II-MO-1 48 48 II-MO-2 47 47 II-MO-3 47 47 Jumlah 948 402 1350 Universitas Sumatera Utara 1 4.2 Analisis Univariat 4.2.1 Karakteristik responden Besar sampel pada penelitian ini sebanyak 90 orang siswa yang terdiri dari 3 kelompok yaitu 30 orang siswa yang diberi perlakuan penyuluhan dengan metode ceramah kelompok eksperimen I, 30 orang siswa yang diberi perlakuan penyuluhan dengan metode diskusi kelompok kelompok eksperimen II dan 30 orang siswa yang tidak diberi perlakuan kelompok kontrol. Hasil uji normalitas dengan Shapiro-Wilk menunjukkan bahwa variabel yang berditribusi normal adalah skor pengetahuan sebelum perlakuan pada ketiga kelompok, skor sikap sebelum perlakuan pada kelompok eksperimen I, skor pengetahuan sesudah perlakuan pada ketiga kelompok, skor sikap sesudah perlakuan pada kelompok eksperimen I dan skor selisih pengetahuan sebelum dan sesudah perlakuan pada ketiga kelompok. Sementara variabel umur dan status sosial ekonomi pada ketiga kelompok tidak berdistribusi normal. Untuk melihat adanya perbedaan karakteristik responden pada ketiga kelompok dilakukan uji Chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan kelompok umur P=0,296, sosial ekonomi P=0,955, jenis kelamin P=0,839 dan pola asuh orang tua P=0,888 pada ketiga kelompok. Dengan kata lain karakteristik responden pada ketiga kelompok adalah sama. Gambaran karakteristik responden dapat dilihat pada tabel berikut : Universitas Sumatera Utara Tabel 4.2 Gambaran Karakteristik Responden Kelompok Eksperimen I Kelompok Eksperimen II Kelompok Kontrol Karakteristik n N n P Value Umur 14-15 tahun 16-18 tahun Sosial Ekonomi Sosek Rendah Sosek Tinggi 12 18 11 19 40,0 60,0 36,7 63,3 12 18 12 18 40,0 60,0 40,0 60,0 7 23 12 18 23,3 76,7 40,0 60,0 0,296 0,955 Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Pola Asuh Demokratis Otoriter Permisif 14 16 24 4 2 46,7 53,3 80,0 13,3 6,7 16 14 23 2 5 53,3 46,7 76,7 6,7 16,6 14 16 24 2 4 46,7 53,3 80,0 6,7 13,3 0,839 0,888 Dari Tabel 4.2 terlihat bahwa variabel umur dibagi menjadi dua kelompok dengan nilai median sebagai titik potong cut off point karena variabel ini berdistribusi tidak normal. Nilai minimum umur responden adalah 14 tahun dan maksimum 18 tahun. Umur responden pada kelompok ekperimen I memiliki distribusi yang sama dengan kelompok eksperimen II yaitu umur 14-15 tahun sebanyak 12 orang 40 dan 16-18 sebanyak 18 orang 60 sedangkan pada kelompok kontrol umur 14-15 tahun sebanyak 7 orang 23,3 dan 16-18 tahun sebanyak 23 orang 76,7 . Universitas Sumatera Utara 1 Penghasilan orang tua yang merupakan indikator dari status sosial ekonomi responden dibagi menjadi dua kelompok dengan titik potongnya adalah nilai garis kemiskinan untuk Sumatera Utara sebesar Rp. 222.898 per kapita per bulan BPS, 2010. Penghasilan di bawah garis kemiskinan dikatagorikan ke dalam kelompok sosial ekonomi rendah dan penghasilan di atas garis kemiskinan dikatagorikan ke dalam kelompok sosial ekonomi tinggi. Pada kelompok eksperimen I sebanyak 11 responden 36,7 merupakan kelompok sosial ekonomi rendah dan sebanyak 19 orang 63,3 berstatus sosial ekonomi tinggi. Pada kelompok eksperimen II sebanyak 12 reponden 40,0 termasuk dalam katagori sosial ekonomi rendah dan sebanyak 18 responden 60 termasuk sosial ekonomi tinggi. Demikian juga pada ada kelompok kontrol sama dengan kelompok eksperimen II. Jumlah siswa laki-laki pada kelompok eksperimen I = 14 orang 46,7, perempuan = 16 orang 53,3 . Pada kelompok eksperimen II jumlah siswa laki- laki = 16 orang 53,3 dan jumlah perempuan = 14 orang 46,7 . Sedangkan jumlah siswa laki-laki pada kelompok kontrol = 14 orang 46,7 dan jumlah perempuan = 16 orang 53,3. Tipe pola asuh orang tua terbanyak pada kelompok eksperimen I adalah demokratis 24 orang 80,0 , sedangkan otoriter 4 orang 13,3 dan permisif sebanyak 2 orang 6,7. Demikian juga pada kelompok eksperimen II, demokratis adalah tipe pola asuh yang terbanyak yaitu 23 orang 76,7 sedangkan otoriter sebanyak 2 orang 6,7 dan permisif sebanyak 5 orang 16,6. Dan tipe pola asuh Universitas Sumatera Utara demokratis juga merupakan tipe pola asuh orang tua terbanyak pada kelompok kontrol yaitu sebanyak 24 orang 80,0 sedangkan otoriter hanya 2 orang 6,7 dan permisif sebanyak 8 orang 13,3.

4.2.2 Gambaran pengetahuan dan sikap siswa tentang kesehatan reproduksi

Indikator pengetahuan dan sikap adalah hasil perolehan informasi dari keseluruhan pertanyaan pada kuesioner tentang pengetahuan dan sikap tentang kesehatan reproduksi remaja. Dari hasil penelitian diperoleh rerata skor pengetahuan responden sebelum perlakuan pada kelompok eksperimen I = 8,83 dengan standar deviasi 2,61 dan skor sesudah perlakuan = 12,87 dengan standar deviasi 2,35. Pada kelompok eksperimen II skor pengetahuan sebelum perlakuan = 8,13 dengan standar deviasi 3,06 dan skor sesudah perlakuan = 14,43 dengan standar deviasi 1,76. Pada kelompok kontrol skor pengetahuan sebelum perlakuan = 8,10 dengan standar deviasi 3,32 dan skor sesudah perlakuan = 8,30 dengan standar deviasi 3,52. Skor sikap responden pada kelompok eksperimen I sebelum perlakuan = 69,07 dengan standar deviasi 6,51 dan skor sesudah perlakuan = 78,20 dengan standar deviasi 6,47. Pada kelompok eksperimen II skor sikap sebelum perlakuan = 66,07 dengan standar deviasi 9,49 dan skor sesudah perlakuan = 79,67 dengan standar deviasi 5,79. Pada kelompok kontrol skor sikap sebelum perlakuan = 66,10 dengan standar deviasi 9,42 dan skor sesudah perlakuan = 67,17 dengan standar Universitas Sumatera Utara 1 deviasi 9,18. Gambaran pengetahuan dan sikap responden sebelum dan sesudah perlakuan dapat dilihat pada Tabel 4.3. Tabel 4.3 Gambaran Skor Pengetahuan dan Sikap Responden Sebelum dan Sesudah Perlakuan Sebelum Perlakuan Sesudah Perlakuan Variabel x ± sd x ± sd Pengetahuan Ceramah Diskusi Kelompok Kontrol Sikap Ceramah Diskusi Kelompok Kontrol 8,83 ± 2,61 8,13 ± 3,06 8,10 ± 3,32 69,07 ± 6,51 66,07 ± 9,49 66,10 ± 9,42 12,87 ± 2,35 14,43 ± 1,76 8,30 ± 3,52 78,20 ± 6,47 79,67 ± 5,79 67,17 ± 9,18 Berdasarkan perolehan skor pengetahuan dan sikap siswa tentang kesehatan reproduksi, selanjutnya variabel pengetahuan dibagi menjadi tiga katagori yaitu baik, sedang dan kurang, sedangkan variabel sikap dibagi menjadi dua katagori yaitu positif dan negatif. Sebelum perlakuan pada kelompok eksperimen I, siswa yang berpengetahuan baik sebanyak 5 orang 16,7, sedang 23 orang 76,7 dan kurang 2 orang 6,6, siswa yang bersikap positif sebanyak 19 orang 63,3 dan negatif 11 orang 36,7, sesudah perlakuan siswa yang berpengetahuan baik 5 orang 16,7, sedang 24 orang 80 dan kurang 1 orang 3,3, siswa yang bersikap positif 29 orang 96,7 dan negatif 1 orang 3,3. Universitas Sumatera Utara Pada kelompok eksperimen II, sebelum perlakuan siswa yang berpengetahuan baik sebanyak 6 orang 20, sedang 19 orang 63,3 dan kurang 5 orang 16,7, siswa yang bersikap positif sebanyak 16 orang 53,3 dan negatif 14 orang 46,7, sesudah perlakuan siswa yang berpengetahuan baik sebanyak 7 orang 23,3, sedang 23 orang 76,7, siswa yang bersikap positif 28 orang 93,3 dan negatif 2 orang 6,7. Pada kelompok kontrol sebelum perlakuan siswa yang berpengetahuan baik sebanyak 6 orang 20, sedang 18 orang 60, kurang 6 orang 20, siswa yang bersikap positif 16 orang 53,3 dan negatif sebanyak 14 orang 46,7. Sesudah perlakuan, siswa yang berpengetahuan sedang dan kurang masing-masing sebanyak 15 orang 50, demikian juga pada sikap positif dan negatif masing-masing sebanyak 15 orang 50. Gambaran Katagori pengetahuan dan sikap siswa dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.4 Gambaran Katagori Pengetahuan dan Sikap Responden Sebelum dan Sesudah Perlakuan Ceramah Diskusi Kelompok Kontrol Pre Post Pre Post Pre Post Variabel n n N n n n Pengetahuan Baik Sedang Kurang Sikap Positif Negatif 5 23 2 19 11 16,7 76,7 6,6 63,3 36,7 5 24 1 29 1 16,7 80,0 3,3 96,7 3,3 6 19 5 16 14 20,0 63,3 16,7 53,3 46,7 7 23 - 28 2 23,3 76,7 - 93,3 6,7 6 18 6 16 14 20,0 60,0 20,0 53,3 46,7 - 15 15 15 15 - 50,0 50,0 50,0 50,0 Universitas Sumatera Utara 1 4.3 Analisis Bivariat 4.3.1 Hubungan metode penyuluhan dengan pengetahuan siswa tentang kesehatan reproduksi Untuk menilai apakah ada hubungan metode penyuluhan dengan pengetahuan siswa tentang kesehatan reproduksi dilakukan dengan cara melihat perbedaaan rerata selisih skor pengetahuan sebelum dan sesudah perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata selisih skor pengetahuan pada kelompok eksperimen I = 4,03 dengan standar deviasi = 2,14, rerata pada kelompok eksperimen II = 6,30 dengan standar deviasi = 2,96 dan rerata selisih skor pengetahuan pada kelompok kontrol = 0,20 dengan standar deviasi = 1,65. Distribusi rerata selisih skor pengetahuan siswa dapat dilihat pada Tabel 4.5. Tabel 4.5 Distribusi Rerata Selisih Skor Pengetahuan Siswa Metode Mean SD 95 CI P Value Ceramah Diskusi Kelompok Tanpa Perlakuan 4,03 6,30 0,20 2,14 2,96 1,65 3,23-4,83 5,19-7,41 -0,42-0,82 0,001 Berdasarkan uji anova menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rerata skor pengetahuan di antara tiga kelompok dengan nilai P = 0,000. Untuk melihat perbedaan pada masing-masing kelompok dilanjutkan dengan uji Tamhane T2 Universitas Sumatera Utara karena Levene test menunjukkan bahwa data pada ketiga kelompok memilki varians yang berbeda P=0,001. Hasil uji lanjut dengan Tamhane T2 menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna pada rerata selisih skor pengetahuan siswa antara kelompok eksperimen I dengan kelompok eksperimen II P=0,004. Hal ini berarti terdapat pengaruh metode penyuluhan terhadap pengetahuan siswa tentang kesehatan reproduksi. Perlakuan penyuluhan dengan metode diskusi kelompok merupakan metode yang mendapat skor tertinggi dengan nilai rerata 6,3.

4.3.2 Hubungan metode penyuluhan dengan sikap siswa tentang kesehatan reproduksi

Untuk menilai apakah ada hubungan metode penyuluhan dengan sikap siswa tentang kesehatan reproduksi dilakukan dengan cara melihat perbedaaan rerata selisih skor sikap sebelum dan sesudah perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata selisih skor sikap pada kelompok eksperimen I = 9,13 dengan standar deviasi = 4,61, rerata pada kelompok eksperimen II = 13,60 dengan standar deviasi = 7,77 dan rerata selisih skor sikap pada kelompok kontrol = 1,07 dengan standar deviasi = 2,27. Distribusi rerata selisih skor sikap siswa dapat dilihat pada Tabel 4.6. Universitas Sumatera Utara 1 Tabel 4.6 Distribusi Rerata Selisih Skor Sikap Siswa Metode Mean SD 95 CI P Value Ceramah Diskusi Kelompok Tanpa Perlakuan 9,13 13,60 1,07 4,61 7,77 2,27 7,41-10,86 10,70-16,50 0,22-1,92 0,001 Hasil uji anova menunjukkan bahwa ada perbedaan bermakna rerata skor selisih pengetahuan di antara ketiga kelompok dengan nilai P = 0,001. Untuk melihat kelompok mana saja yang berbeda dilanjutkan dengan uji Tamhane T2 dengan nilai α = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rerata yang bermakna antara kelompok eksperimen I dengan kelompok eksperimen II P=0,028. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh metode penyuluhan terhadap sikap siswa tentang kesehatan reproduksi remaja, dimana perlakuan penyuluhan dengan metode diskusi kelompok merupakan metode yang mendapat skor tertinggi dengan nilai rerata 13,60.

4.3.3 Hubungan karakteristik responden dengan pengetahuan siswa tentang kesehatan reproduksi

Hubungan karakteristik responden yang meliputi umur, jenis kelamin, status sosial ekonomi dan pola asuh orang tua dengan pengetahuan siswa dianalisis dengan cara melihat perbedaan rerata selisih skor pengetahuan pada masing-masing Universitas Sumatera Utara karakteristik individu. Untuk melihat perbedaan rerata selisih skor pada variabel umur, jenis kelamin dan sosial ekonomi dilakukan dengan menggunakan independent t-test, sedangkan pada variabel pola asuh orang tua menggunakan uji Anova. Distribusi selisih skor pengetahuan berdasarkan karakteristik responden dapat dilihat pada Tabel 4.7.

4.7 Distribusi Selisih Skor Pengetahuan Berdasarkan Karakteristik Responden

Selisih Skor Ceramah Diskusi Kelompok Kontrol Variabel P Value P Value P Value Uji Umur 14-15 tahun 16-18 tahun Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Sosial Ekonomi Rendah Tinggi Pola Asuh Orang Tua Demokratis Otoriter Permisif 4,25±2,01 3,89±2,27 3,64±1,39 4,38±2,63 5,00±2,37 3,47±1,84 4,13±2,34 4,00±0,82 3,00±1,41 0,659 0,342 0,058 0,787 5,75±3,19 6,67±2,82 5,25±2,54 7,5O±3,03 6,92±3,50 5,89±2,56 6,57±2,94 4,00±1,41 6,00±3,54 0,416 0,035 0,361 0,502 0,00±2,31 0,26±1,45 0,64±1,78 -0,19±1,47 0,17±1,99 0,22±1,44 0,17±1,61 0,00±1,41 0,50±2,38 0,785 0,173 0,930 0,923 t t t Anova Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa tidak terdapat hubungan antara umur dengan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi remaja, baik pada kelompok eksperimen I P=0,659, kelompok eksperimen II P=0,416 dan juga kelompok kontrol P=0,785. Pada kelompok eksperimen II terdapat hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi, dimana jenis Universitas Sumatera Utara 1 kelamin perempuan memiliki selisih skor pengetahuan lebih tinggi di banding laki- laki P=0,035, namun tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan pengetahuan pada kelompok eksperimen I P=0,342 dan kelompok kontrol P=0,173. Tidak terdapat hubungan antara sosial ekonomi dengan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi pada kelompok eksperimen I P=0,058, kelompok eksperimen II 0,361 dan kelompok kontrol P=0,930. Demikian juga pada variabel pola asuh, tidak terdapat hubungan antara pola asuh dengan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi pada kelompok eksperimen I P=0,787, kelompok eksperimen II P=0,502 dan kelompok kontrol P=0,923.

4.3.4 Hubungan karakteristik responden dengan sikap siswa tentang kesehatan reproduksi

Hubungan karakteristik responden yang meliputi umur, jenis kelamin, status sosial ekonomi dan pola asuh orang tua dengan sikap siswa pada masing-masing kelompok perlakuan dianalisis dengan cara melihat perbedaan rerata selisih skor sikap pada masing-masing karakteristik individu. Untuk melihat perbedaan rerata selisih skor pada variabel umur, jenis kelamin dan sosial ekonomi dilakukan dengan menggunakan independent t-test, sedangkan pada variabel pola asuh orang tua menggunakan uji Anova. Distribusi selisih skor sikap berdasarkan karakteristik responden dapat dilihat pada Tabel 4.8. Universitas Sumatera Utara

4.8 Distribusi Selisih Skor Sikap Berdasarkan Karakteristik Responden

Selisih Skor Ceramah Diskusi Kelompok Kontrol Variabel P Value P Value P Value Uji Umur 14-15 tahun 16-18 tahun Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Sosial Ekonomi Rendah Tinggi Pola Asuh Orang Tua Demokratis Otoriter Permisif 8,92±5,35 9,28±4,21 8,93±3,87 9,31±5,30 9,55±5,20 8,89±4,37 9,25±4,69 8,75±4,79 8,50±6,36 0,838 0.825 0,720 0,963 10,58±6,30 15,61±8,16 15,38±7,32 11,57±8,04 14,33±8,98 13,11±7,09 13,74±8,38 15,00±0,01 12,40±6,99 0,082 0,186 0,681 0,914 0,00±2,88 1,39±2,02 0,43±2,24 1,63±2,22 1,50±2,43 0,78±2,18 1,29±2,20 -1,00±1,41 0,75±2,99 0,160 0,816 0,403 0,388 t t t Anova Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara umur, jenis kelamin, sosial ekonomi dan pola asuh terhadap sikap tentang kesehatan reproduksi pada remaja di Yayasan Pendidikan Harapan Mekar baik pada kelompok eksperimen I, maupun pada kelompok kesperimen II dan kelompok kontrol. Universitas Sumatera Utara 1

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1 Pengetahuan dan Sikap Responden Sebelum dan Sesudah Dilakukan Penyuluhan

5.1.1 Pengetahuan responden sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan Pengetahuan responden tentang kesehatan reproduksi remaja adalah segala sesuatu yang diketahui oleh responden tentang pengertian kesehatan reproduksi dan ruang lingkup kesehatan reproduksi remaja yang terdiri dari 18 delapan belas indikator pengetahuan dengan alternatif jawaban dalam kuesioner penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum dilakukan penyuluhan, tidak terdapat perbedaan yang bermakna pengetahuan tentang kesehatan reproduksi remaja pada seluruh responden yang dipilah menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok eksperimen I penyuluhan dengan metode ceramah, kelompok eksperimen II Penyuluhan dengan metode diskusi kelompok dan kelompok kontrol tanpa perlakuan. Skor rerata pada kelompok eksperimen I = 8,83 dengan standar deviasi 2,61, skor rerata pada kelompok eksperimen II = 8,13 dengan standar deviasi 3,06 dan skor rerata pada kelompok kontrol = 8,10 dengan standar deviasi 3,31. Setelah dilakukan penyuluhan tentang kesehatan reproduksi, hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan pengetahuan responden tentang kesehatan reproduksi remaja yang dilihat dari peningkatan skor rerata pada masing-masing kelompok. Pada kelompok eksperimen 1 skor rerata meningkat dari 8,83 menjadi Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Perbandingan Pengetahuan dan Sikap Remaja tentang Kesehatan Reproduksi di Madrasah Aliyah Negeri Meulaboh 1 dan Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Meulaboh Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013

6 57 130

Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Kesehatan Reproduksi Melalui Media Cetak (Leaflet) dan Media Elektronik (Video) Terhadap di SMA N 1 Bagan Sinembah

2 62 157

Pengetahuan dan Sikap Remaja Jalanan tentang Kesehatan Reproduksi di Kota Medan

2 49 76

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN METODE CERAMAH DAN LEAFLET TERHADAP PENGETAHUAN Pengaruh Pendidikan Kesehatan Reproduksi Dengan Metode Ceramah Dan Leaflet Terhadap Pengetahuan Pada Remaja Di Madrasah Aliyah Yapim Ngeluk Penawangan Kabupat

0 1 16

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN METODE CERAMAH DAN LEAFLET TERHADAP PENGETAHUAN PADA Pengaruh Pendidikan Kesehatan Reproduksi Dengan Metode Ceramah Dan Leaflet Terhadap Pengetahuan Pada Remaja Di Madrasah Aliyah Yapim Ngeluk Penawangan Ka

0 1 17

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN METODE CERAMAH DAN DISKUSI TERHADAP SIKAP TENTANG KEJADIAN MENARCHE.

0 0 17

Perbedaan Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Metode Ceramah dan Diskusi terhadap Sikap tentang SADARI ditinjau dari Pengetahuan.

0 1 14

EFEKTIFITAS METODE DISKUSI KELOMPOK DAN METODE CERAMAH TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG PERILAKU SEKS PRANIKAH

0 0 16

View of PERBANDINGAN EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN METODE CERAMAH DAN DISKUSI KELOMPOK TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA KELAS X MENGENAI HIV/AIDS

1 1 14

PERBEDAAN METODE CERAMAH DENGAN METODE DISKUSI TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 PEKALONGAN LAMPUNG TIMUR

0 0 5