1
BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Yayasan Pendidikan Harapan Mekar adalah salah satu yayasan swasta yang bergerak dibidang pendidikan dan mengelola 4 jenis pendidikan formal yaitu SMP,
SMA, SMEA dan STM dan beralamat di Jalan Marelan Raya No. 77 Kecamatan Medan Marelan Kota Medan.
Yayasan Pendidikan Harapan Mekar pada mulanya hanya membuka jenjang pendidikan STM dengan kekhususan Teknik Mesin Otomotif pada tahun 1988,
kemudian pada tahun 1990 membuka jenjang pendidikan SMEA dengan kekhusussan akuntansi dan administrasi perkantoran, sedangkan SMA mulai dibuka pada tahun
2001 dan SMP pada tahun 2006. Siswa di Yayasan Pendidikan Harapan Mekar Medan yang menjadi populasi
pada penelitian ini berjumlah 1.350 orang yang terdiri dari kelas I dan kelas II saja, karena siswa kelas III telah lulus pada bulan Mei 2010. SMP memiliki siswa
berjumlah 463 orang, siswa SMA berjumlah 130 orang, siswa SMEA berjumlah 455 orang dan siswa STM berjumlah 302 orang. Data siswa selengkapnya dapat dilihat
pada Tabel 4.1.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1 Gambaran Siswa di Yayasan Pendidikan Harapan Mekar Medan Jenis Kelamin
Jenjang Pendididkan
Kelas Laki-laki
Perempuan Jumlah
SMP IA
24 26
50 IB
24 29
53 IC
23 27
50 ID
22 25
47 IE
22 26
48 IIA
24 21
45 IIB
22 23
45 IIC
21 21
42 IID
21 25
46 IIE
20 17
37
SMA I-A
20 17
37 I-B
19 21
40 II-IPS
25 28
53
SMEA I-AK-1
37 18
55 I-AK-2
46 11
57 I-AK-3
46 11
57 I-ADM-1
45 11
56 I-ADM-2
41 14
55 II-AK-1
35 9
44 II-AK-2
36 8
44 II-ADM-1
35 7
42 II-ADM-2
38 7
45
STM I-MO-1
40 40
I-MO-2 40
40 I-MO-3
40 40
I-MO-4 40
40 II-MO-1
48 48
II-MO-2 47
47 II-MO-3
47 47
Jumlah 948
402 1350
Universitas Sumatera Utara
1
4.2 Analisis Univariat 4.2.1 Karakteristik responden
Besar sampel pada penelitian ini sebanyak 90 orang siswa yang terdiri dari 3 kelompok yaitu 30 orang siswa yang diberi perlakuan penyuluhan dengan metode
ceramah kelompok eksperimen I, 30 orang siswa yang diberi perlakuan penyuluhan dengan metode diskusi kelompok kelompok eksperimen II dan 30 orang siswa yang
tidak diberi perlakuan kelompok kontrol. Hasil uji normalitas dengan Shapiro-Wilk menunjukkan bahwa variabel yang
berditribusi normal adalah skor pengetahuan sebelum perlakuan pada ketiga kelompok, skor sikap sebelum perlakuan pada kelompok eksperimen I, skor
pengetahuan sesudah perlakuan pada ketiga kelompok, skor sikap sesudah perlakuan pada kelompok eksperimen I dan skor selisih pengetahuan sebelum dan sesudah
perlakuan pada ketiga kelompok. Sementara variabel umur dan status sosial ekonomi pada ketiga kelompok tidak berdistribusi normal.
Untuk melihat adanya perbedaan karakteristik responden pada ketiga kelompok dilakukan uji Chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak
terdapat perbedaan kelompok umur P=0,296, sosial ekonomi P=0,955, jenis kelamin P=0,839 dan pola asuh orang tua P=0,888 pada ketiga kelompok. Dengan
kata lain karakteristik responden pada ketiga kelompok adalah sama. Gambaran karakteristik responden dapat dilihat pada tabel berikut :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2 Gambaran Karakteristik Responden Kelompok
Eksperimen I Kelompok
Eksperimen II Kelompok
Kontrol Karakteristik
n N
n P Value
Umur
14-15 tahun 16-18 tahun
Sosial Ekonomi Sosek Rendah
Sosek Tinggi 12
18
11 19
40,0 60,0
36,7 63,3
12 18
12 18
40,0 60,0
40,0 60,0
7 23
12 18
23,3 76,7
40,0 60,0
0,296
0,955
Jenis Kelamin Laki-laki
Perempuan Pola Asuh
Demokratis Otoriter
Permisif 14
16
24 4
2 46,7
53,3
80,0 13,3
6,7 16
14
23 2
5 53,3
46,7
76,7 6,7
16,6 14
16
24 2
4 46,7
53,3
80,0 6,7
13,3 0,839
0,888
Dari Tabel 4.2 terlihat bahwa variabel umur dibagi menjadi dua kelompok dengan nilai median sebagai titik potong cut off point karena variabel ini
berdistribusi tidak normal. Nilai minimum umur responden adalah 14 tahun dan maksimum 18 tahun. Umur responden pada kelompok ekperimen I memiliki
distribusi yang sama dengan kelompok eksperimen II yaitu umur 14-15 tahun sebanyak 12 orang 40 dan 16-18 sebanyak 18 orang 60 sedangkan pada
kelompok kontrol umur 14-15 tahun sebanyak 7 orang 23,3 dan 16-18 tahun sebanyak 23 orang 76,7 .
Universitas Sumatera Utara
1 Penghasilan orang tua yang merupakan indikator dari status sosial ekonomi
responden dibagi menjadi dua kelompok dengan titik potongnya adalah nilai garis kemiskinan untuk Sumatera Utara sebesar Rp. 222.898 per kapita per bulan BPS,
2010. Penghasilan di bawah garis kemiskinan dikatagorikan ke dalam kelompok sosial ekonomi rendah dan penghasilan di atas garis kemiskinan dikatagorikan ke
dalam kelompok sosial ekonomi tinggi. Pada kelompok eksperimen I sebanyak 11 responden 36,7 merupakan kelompok sosial ekonomi rendah dan sebanyak 19
orang 63,3 berstatus sosial ekonomi tinggi. Pada kelompok eksperimen II sebanyak 12 reponden 40,0 termasuk dalam katagori sosial ekonomi rendah dan
sebanyak 18 responden 60 termasuk sosial ekonomi tinggi. Demikian juga pada ada kelompok kontrol sama dengan kelompok eksperimen II.
Jumlah siswa laki-laki pada kelompok eksperimen I = 14 orang 46,7, perempuan = 16 orang 53,3 . Pada kelompok eksperimen II jumlah siswa laki-
laki = 16 orang 53,3 dan jumlah perempuan = 14 orang 46,7 . Sedangkan jumlah siswa laki-laki pada kelompok kontrol = 14 orang 46,7 dan jumlah
perempuan = 16 orang 53,3. Tipe pola asuh orang tua terbanyak pada kelompok eksperimen I adalah
demokratis 24 orang 80,0 , sedangkan otoriter 4 orang 13,3 dan permisif sebanyak 2 orang 6,7. Demikian juga pada kelompok eksperimen II, demokratis
adalah tipe pola asuh yang terbanyak yaitu 23 orang 76,7 sedangkan otoriter sebanyak 2 orang 6,7 dan permisif sebanyak 5 orang 16,6. Dan tipe pola asuh
Universitas Sumatera Utara
demokratis juga merupakan tipe pola asuh orang tua terbanyak pada kelompok kontrol yaitu sebanyak 24 orang 80,0 sedangkan otoriter hanya 2 orang 6,7
dan permisif sebanyak 8 orang 13,3.
4.2.2 Gambaran pengetahuan dan sikap siswa tentang kesehatan reproduksi
Indikator pengetahuan dan sikap adalah hasil perolehan informasi dari keseluruhan pertanyaan pada kuesioner tentang pengetahuan dan sikap tentang
kesehatan reproduksi remaja. Dari hasil penelitian diperoleh rerata skor pengetahuan responden sebelum perlakuan pada kelompok eksperimen I = 8,83 dengan standar
deviasi 2,61 dan skor sesudah perlakuan = 12,87 dengan standar deviasi 2,35. Pada kelompok eksperimen II skor pengetahuan sebelum perlakuan = 8,13 dengan standar
deviasi 3,06 dan skor sesudah perlakuan = 14,43 dengan standar deviasi 1,76. Pada kelompok kontrol skor pengetahuan sebelum perlakuan = 8,10 dengan standar deviasi
3,32 dan skor sesudah perlakuan = 8,30 dengan standar deviasi 3,52. Skor sikap responden pada kelompok eksperimen I sebelum perlakuan =
69,07 dengan standar deviasi 6,51 dan skor sesudah perlakuan = 78,20 dengan standar deviasi 6,47. Pada kelompok eksperimen II skor sikap sebelum perlakuan =
66,07 dengan standar deviasi 9,49 dan skor sesudah perlakuan = 79,67 dengan standar deviasi 5,79. Pada kelompok kontrol skor sikap sebelum perlakuan = 66,10
dengan standar deviasi 9,42 dan skor sesudah perlakuan = 67,17 dengan standar
Universitas Sumatera Utara
1 deviasi 9,18. Gambaran pengetahuan dan sikap responden sebelum dan sesudah
perlakuan dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Gambaran Skor Pengetahuan dan Sikap Responden Sebelum dan Sesudah Perlakuan
Sebelum Perlakuan Sesudah Perlakuan
Variabel
x
± sd
x
± sd Pengetahuan
Ceramah Diskusi Kelompok
Kontrol
Sikap
Ceramah Diskusi Kelompok
Kontrol 8,83 ± 2,61
8,13 ± 3,06 8,10 ± 3,32
69,07 ± 6,51 66,07 ± 9,49
66,10 ± 9,42 12,87 ± 2,35
14,43 ± 1,76 8,30 ± 3,52
78,20 ± 6,47 79,67 ± 5,79
67,17 ± 9,18
Berdasarkan perolehan skor pengetahuan dan sikap siswa tentang kesehatan reproduksi, selanjutnya variabel pengetahuan dibagi menjadi tiga katagori yaitu baik,
sedang dan kurang, sedangkan variabel sikap dibagi menjadi dua katagori yaitu positif dan negatif.
Sebelum perlakuan pada kelompok eksperimen I, siswa yang berpengetahuan baik sebanyak 5 orang 16,7, sedang 23 orang 76,7 dan kurang 2 orang 6,6,
siswa yang bersikap positif sebanyak 19 orang 63,3 dan negatif 11 orang 36,7, sesudah perlakuan siswa yang berpengetahuan baik 5 orang 16,7, sedang 24 orang
80 dan kurang 1 orang 3,3, siswa yang bersikap positif 29 orang 96,7 dan negatif 1 orang 3,3.
Universitas Sumatera Utara
Pada kelompok eksperimen II, sebelum perlakuan siswa yang berpengetahuan baik sebanyak 6 orang 20, sedang 19 orang 63,3 dan kurang 5 orang 16,7,
siswa yang bersikap positif sebanyak 16 orang 53,3 dan negatif 14 orang 46,7, sesudah perlakuan siswa yang berpengetahuan baik sebanyak 7 orang 23,3,
sedang 23 orang 76,7, siswa yang bersikap positif 28 orang 93,3 dan negatif 2 orang 6,7.
Pada kelompok kontrol sebelum perlakuan siswa yang berpengetahuan baik sebanyak 6 orang 20, sedang 18 orang 60, kurang 6 orang 20, siswa yang
bersikap positif 16 orang 53,3 dan negatif sebanyak 14 orang 46,7. Sesudah perlakuan, siswa yang berpengetahuan sedang dan kurang masing-masing sebanyak
15 orang 50, demikian juga pada sikap positif dan negatif masing-masing sebanyak 15 orang 50. Gambaran Katagori pengetahuan dan sikap siswa dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.4 Gambaran Katagori Pengetahuan dan Sikap Responden Sebelum dan Sesudah Perlakuan
Ceramah Diskusi Kelompok
Kontrol Pre
Post Pre
Post Pre
Post Variabel
n n
N n
n n
Pengetahuan Baik
Sedang Kurang
Sikap Positif
Negatif 5
23 2
19 11
16,7 76,7
6,6 63,3
36,7 5
24 1
29 1
16,7 80,0
3,3 96,7
3,3 6
19 5
16 14
20,0 63,3
16,7
53,3 46,7
7 23
- 28
2 23,3
76,7 -
93,3 6,7
6 18
6 16
14 20,0
60,0 20,0
53,3 46,7
- 15
15
15 15
- 50,0
50,0
50,0 50,0
Universitas Sumatera Utara
1
4.3 Analisis Bivariat 4.3.1 Hubungan metode penyuluhan dengan pengetahuan siswa tentang
kesehatan reproduksi
Untuk menilai apakah ada hubungan metode penyuluhan dengan pengetahuan siswa tentang kesehatan reproduksi dilakukan dengan cara melihat
perbedaaan rerata selisih skor pengetahuan sebelum dan sesudah perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata selisih skor pengetahuan pada kelompok
eksperimen I = 4,03 dengan standar deviasi = 2,14, rerata pada kelompok eksperimen II = 6,30 dengan standar deviasi = 2,96 dan rerata selisih skor pengetahuan pada
kelompok kontrol = 0,20 dengan standar deviasi = 1,65. Distribusi rerata selisih skor pengetahuan siswa dapat dilihat pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5 Distribusi Rerata Selisih Skor Pengetahuan Siswa Metode
Mean SD
95 CI P Value
Ceramah Diskusi Kelompok
Tanpa Perlakuan 4,03
6,30 0,20
2,14 2,96
1,65 3,23-4,83
5,19-7,41 -0,42-0,82
0,001
Berdasarkan uji anova menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rerata skor pengetahuan di antara tiga kelompok dengan nilai P = 0,000. Untuk melihat
perbedaan pada masing-masing kelompok dilanjutkan dengan uji Tamhane T2
Universitas Sumatera Utara
karena Levene test menunjukkan bahwa data pada ketiga kelompok memilki varians yang berbeda P=0,001.
Hasil uji lanjut dengan Tamhane T2 menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna pada rerata selisih skor pengetahuan siswa antara kelompok eksperimen I
dengan kelompok eksperimen II P=0,004. Hal ini berarti terdapat pengaruh metode penyuluhan terhadap pengetahuan siswa tentang kesehatan reproduksi.
Perlakuan penyuluhan dengan metode diskusi kelompok merupakan metode yang mendapat skor tertinggi dengan nilai rerata 6,3.
4.3.2 Hubungan metode penyuluhan dengan sikap siswa tentang kesehatan reproduksi
Untuk menilai apakah ada hubungan metode penyuluhan dengan sikap siswa tentang kesehatan reproduksi dilakukan dengan cara melihat perbedaaan rerata selisih
skor sikap sebelum dan sesudah perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata selisih skor sikap pada kelompok eksperimen I = 9,13 dengan standar deviasi =
4,61, rerata pada kelompok eksperimen II = 13,60 dengan standar deviasi = 7,77 dan rerata selisih skor sikap pada kelompok kontrol = 1,07 dengan standar deviasi = 2,27.
Distribusi rerata selisih skor sikap siswa dapat dilihat pada Tabel 4.6.
Universitas Sumatera Utara
1
Tabel 4.6 Distribusi Rerata Selisih Skor Sikap Siswa Metode
Mean SD
95 CI P Value
Ceramah Diskusi Kelompok
Tanpa Perlakuan 9,13
13,60 1,07
4,61 7,77
2,27 7,41-10,86
10,70-16,50 0,22-1,92
0,001
Hasil uji anova menunjukkan bahwa ada perbedaan bermakna rerata skor selisih pengetahuan di antara ketiga kelompok dengan nilai P = 0,001. Untuk melihat
kelompok mana saja yang berbeda dilanjutkan dengan uji Tamhane T2 dengan nilai α = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rerata yang
bermakna antara kelompok eksperimen I dengan kelompok eksperimen II P=0,028. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh metode penyuluhan terhadap sikap siswa
tentang kesehatan reproduksi remaja, dimana perlakuan penyuluhan dengan metode diskusi kelompok merupakan metode yang mendapat skor tertinggi dengan nilai
rerata 13,60.
4.3.3 Hubungan karakteristik responden dengan pengetahuan siswa tentang kesehatan reproduksi
Hubungan karakteristik responden yang meliputi umur, jenis kelamin, status sosial ekonomi dan pola asuh orang tua dengan pengetahuan siswa dianalisis dengan
cara melihat perbedaan rerata selisih skor pengetahuan pada masing-masing
Universitas Sumatera Utara
karakteristik individu. Untuk melihat perbedaan rerata selisih skor pada variabel umur, jenis kelamin dan sosial ekonomi dilakukan dengan menggunakan independent
t-test, sedangkan pada variabel pola asuh orang tua menggunakan uji Anova. Distribusi selisih skor pengetahuan berdasarkan karakteristik responden dapat dilihat
pada Tabel 4.7.
4.7 Distribusi Selisih Skor Pengetahuan Berdasarkan Karakteristik Responden
Selisih Skor Ceramah
Diskusi Kelompok Kontrol
Variabel P Value
P Value P Value
Uji Umur
14-15 tahun 16-18 tahun
Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan
Sosial Ekonomi
Rendah Tinggi
Pola Asuh Orang Tua
Demokratis Otoriter
Permisif 4,25±2,01
3,89±2,27 3,64±1,39
4,38±2,63 5,00±2,37
3,47±1,84 4,13±2,34
4,00±0,82 3,00±1,41
0,659 0,342
0,058 0,787
5,75±3,19 6,67±2,82
5,25±2,54 7,5O±3,03
6,92±3,50 5,89±2,56
6,57±2,94 4,00±1,41
6,00±3,54 0,416
0,035 0,361
0,502 0,00±2,31
0,26±1,45 0,64±1,78
-0,19±1,47 0,17±1,99
0,22±1,44 0,17±1,61
0,00±1,41 0,50±2,38
0,785 0,173
0,930 0,923
t t
t Anova
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa tidak terdapat hubungan antara umur dengan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi remaja, baik pada kelompok
eksperimen I P=0,659, kelompok eksperimen II P=0,416 dan juga kelompok kontrol P=0,785.
Pada kelompok eksperimen II terdapat hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi, dimana jenis
Universitas Sumatera Utara
1 kelamin perempuan memiliki selisih skor pengetahuan lebih tinggi di banding laki-
laki P=0,035, namun tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan pengetahuan pada kelompok eksperimen I P=0,342 dan kelompok kontrol
P=0,173. Tidak terdapat hubungan antara sosial ekonomi dengan pengetahuan tentang
kesehatan reproduksi pada kelompok eksperimen I P=0,058, kelompok eksperimen II 0,361 dan kelompok kontrol P=0,930. Demikian juga pada variabel pola asuh,
tidak terdapat hubungan antara pola asuh dengan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi pada kelompok eksperimen I P=0,787, kelompok eksperimen II
P=0,502 dan kelompok kontrol P=0,923.
4.3.4 Hubungan karakteristik responden dengan sikap siswa tentang kesehatan reproduksi
Hubungan karakteristik responden yang meliputi umur, jenis kelamin, status sosial ekonomi dan pola asuh orang tua dengan sikap siswa pada masing-masing
kelompok perlakuan dianalisis dengan cara melihat perbedaan rerata selisih skor sikap pada masing-masing karakteristik individu. Untuk melihat perbedaan rerata
selisih skor pada variabel umur, jenis kelamin dan sosial ekonomi dilakukan dengan menggunakan independent t-test, sedangkan pada variabel pola asuh orang tua
menggunakan uji Anova. Distribusi selisih skor sikap berdasarkan karakteristik responden dapat dilihat pada Tabel 4.8.
Universitas Sumatera Utara
4.8 Distribusi Selisih Skor Sikap Berdasarkan Karakteristik Responden
Selisih Skor Ceramah
Diskusi Kelompok Kontrol
Variabel P Value
P Value P
Value Uji
Umur
14-15 tahun 16-18 tahun
Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan
Sosial Ekonomi
Rendah Tinggi
Pola Asuh Orang Tua
Demokratis Otoriter
Permisif 8,92±5,35
9,28±4,21 8,93±3,87
9,31±5,30 9,55±5,20
8,89±4,37 9,25±4,69
8,75±4,79 8,50±6,36
0,838 0.825
0,720 0,963
10,58±6,30 15,61±8,16
15,38±7,32 11,57±8,04
14,33±8,98 13,11±7,09
13,74±8,38 15,00±0,01
12,40±6,99 0,082
0,186 0,681
0,914 0,00±2,88
1,39±2,02 0,43±2,24
1,63±2,22 1,50±2,43
0,78±2,18 1,29±2,20
-1,00±1,41 0,75±2,99
0,160 0,816
0,403 0,388
t
t
t
Anova
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara umur, jenis kelamin, sosial ekonomi dan pola asuh terhadap sikap tentang kesehatan
reproduksi pada remaja di Yayasan Pendidikan Harapan Mekar baik pada kelompok eksperimen I, maupun pada kelompok kesperimen II dan kelompok kontrol.
Universitas Sumatera Utara
1
BAB 5 PEMBAHASAN
5.1 Pengetahuan dan Sikap Responden Sebelum dan Sesudah Dilakukan Penyuluhan
5.1.1 Pengetahuan responden sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan
Pengetahuan responden tentang kesehatan reproduksi remaja adalah segala sesuatu yang diketahui oleh responden tentang pengertian kesehatan reproduksi dan
ruang lingkup kesehatan reproduksi remaja yang terdiri dari 18 delapan belas indikator pengetahuan dengan alternatif jawaban dalam kuesioner penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum dilakukan penyuluhan, tidak terdapat perbedaan yang bermakna pengetahuan tentang kesehatan reproduksi remaja
pada seluruh responden yang dipilah menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok eksperimen I penyuluhan dengan metode ceramah, kelompok eksperimen II
Penyuluhan dengan metode diskusi kelompok dan kelompok kontrol tanpa perlakuan. Skor rerata pada kelompok eksperimen I = 8,83 dengan standar deviasi
2,61, skor rerata pada kelompok eksperimen II = 8,13 dengan standar deviasi 3,06 dan skor rerata pada kelompok kontrol = 8,10 dengan standar deviasi 3,31.
Setelah dilakukan penyuluhan tentang kesehatan reproduksi, hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan pengetahuan responden tentang kesehatan
reproduksi remaja yang dilihat dari peningkatan skor rerata pada masing-masing kelompok. Pada kelompok eksperimen 1 skor rerata meningkat dari 8,83 menjadi
Universitas Sumatera Utara