Kebijakan Pemerintah Indonesia Tentang Kesehatan Reproduksi Pelayanan Kesehatan Reproduksi

Menurut Widyastuti et.al 2009, secara luas ruang lingkup kesehatan reproduksi meliputi : 1. Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir. 2. Pencegahan dan penanggulangan Infeksi Saluran Reproduksi termasuk IMS-HIVAIDS. 3. Pencegahan dan penanggulangan komplikasi aborsi. 4. Kesehatan reproduksi remaja. 5. Pencegahan dan penanganan infertilitas. 6. Kanker pada usia lanjut dan osteoporosis. 7. Berbagai aspek kesehatan reproduksi, misalnya kanker serviks, mutilasi genital, dan lain- lain.

2.1.2 Kebijakan Pemerintah Indonesia Tentang Kesehatan Reproduksi

Sejarah Kebijakan Pemerintah Indonesia tentang kesehatan reproduksi dapat dilihat pada tabel berikut ini, dimana pada awalnya pemerintah Indonesia berorientasi dari Program Keluarga Berencana hingga saat ini sudah mengarah ke pelayanan kesehatan reproduksi. Universitas Sumatera Utara 1 Tabel 2.1 Sejarah Kebijakan Pemerintah Indonesia tentang Kesehatan Reproduksi 1950an 1970an 1994 2006 Pro Natalis • Soekarno : “ Bangsa yang besar adalah bangsa dengan jumlah penduduk yang besar” • Hatta : Kemiskinan dapat diatasi melalui perencanaan ekonomi yang akan menggunakan tenaga kerja yang berlimpah-limpah” • TFR 5,6 dan MMR sangat tinggi • Laju pertumbuhan penduduk 1950- 1970 3,7 pertahun BPS Orde Baru • Anti natalis • Malthus : Laju pertumbuhan penduduk yang tinggi adalah ancaman bagi pertumbuhan ekonomi. • Program Safari : Pencarian akseptor KB potensial • Program MKET Metode Kontrasepsi Efektif Terpilih • TFR menurun, CBR menurun, MMR tinggi • Laju pertumbuhan penduduk 1970-1980 2,4 pertahun BPS ICPD Kairo • Gender dan hak-hak perempuan mulai dibahas • Perempuan harus memiliki pilihan- pilihan. Indikator dari hak asasi perempuan • Laju pertumbuhan penduduk 1990- 2000 1,5 USAID, 2004 • CBR 21,11000 penduduk USAID,2004 • MMR tetap tinggi 380 pada tahun 2002 UNDP,2004 • Permasalahan baru di bidang kesehatan reproduksi HIVAIDS Sumber : Wiknjosatro, 2006

2.1.3 Pelayanan Kesehatan Reproduksi

Sesuai dengan rekomendasi strategi regional WHO untuk negara-negara anggota di Asia Tenggara, dua paket pelayanan kesehatan reproduksi telah dirumuskan oleh wakil-wakil sektor dan inter-program dalam beberapa pertemuan koordinasi pralokakarya nasional di Jakarta. Lima kelompok kerja telah sepakat untuk melaksanakan pelayanan dasar berikut sebagai strategi intervensi nasional penanggulangan masalah kesehatan reproduksi di Indonesia. Dengan kedua paket intervensi tersebut, komponen intervensi pada kesehatan reproduksi di Indonesia menjadi lengkap, kedua paket pelayanan tersebut adalah sebagai berikut Kartono, 1998 : Universitas Sumatera Utara A. Paket Kesehatan Reproduksi Esensial yaitu : 1. Kesejahteraan Ibu dan Bayi. 2. Keluarga Berencana. 3. Pencegahan dan penanganan Infeksi Saluran Reproduksi ISRPMSHIV. 4. Kesehatan Reproduksi Remaja.

Dokumen yang terkait

Perbandingan Pengetahuan dan Sikap Remaja tentang Kesehatan Reproduksi di Madrasah Aliyah Negeri Meulaboh 1 dan Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Meulaboh Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013

6 57 130

Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Kesehatan Reproduksi Melalui Media Cetak (Leaflet) dan Media Elektronik (Video) Terhadap di SMA N 1 Bagan Sinembah

2 62 157

Pengetahuan dan Sikap Remaja Jalanan tentang Kesehatan Reproduksi di Kota Medan

2 49 76

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN METODE CERAMAH DAN LEAFLET TERHADAP PENGETAHUAN Pengaruh Pendidikan Kesehatan Reproduksi Dengan Metode Ceramah Dan Leaflet Terhadap Pengetahuan Pada Remaja Di Madrasah Aliyah Yapim Ngeluk Penawangan Kabupat

0 1 16

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN METODE CERAMAH DAN LEAFLET TERHADAP PENGETAHUAN PADA Pengaruh Pendidikan Kesehatan Reproduksi Dengan Metode Ceramah Dan Leaflet Terhadap Pengetahuan Pada Remaja Di Madrasah Aliyah Yapim Ngeluk Penawangan Ka

0 1 17

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN METODE CERAMAH DAN DISKUSI TERHADAP SIKAP TENTANG KEJADIAN MENARCHE.

0 0 17

Perbedaan Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Metode Ceramah dan Diskusi terhadap Sikap tentang SADARI ditinjau dari Pengetahuan.

0 1 14

EFEKTIFITAS METODE DISKUSI KELOMPOK DAN METODE CERAMAH TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG PERILAKU SEKS PRANIKAH

0 0 16

View of PERBANDINGAN EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN METODE CERAMAH DAN DISKUSI KELOMPOK TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA KELAS X MENGENAI HIV/AIDS

1 1 14

PERBEDAAN METODE CERAMAH DENGAN METODE DISKUSI TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 PEKALONGAN LAMPUNG TIMUR

0 0 5